24. Touring

1.2K 157 0
                                    

24. Touring

Sabtu pagi, Xavier sudah menunggu Diandra di depan rumahnya dan tak lama Diandra keluar. Dia mengenakan celana jeans, kaos berwarna putih, dibalut sweater biru dongker, dan sepatu kets berwarna putih. Tak lupa dia membawa tas punggung berbahan plastik anti air seperti yang sudah di ceritakan di awal dan masker anti debu.

Xavier tersenyum melihat penampilan gadis mungil itu lalu berjalan mendekatinya. Xavier mengambil helm yang di tenteng Diandra lalu memakaikan helmnya di kepala Diandra.

"Gue bisa pake sendiri tau! But thanks."

"Gue seneng ngelakuin itu buat lu." Diandra tersenyum kecil. "Bisa kita jalan, Nyonya Xavier?"

"Sejak kapan?!"

Xavier tidak menjawab pertanyaan Diandra yang setengah bercanda setengah bertanya itu. Dia naik ke motornya dan memakai helmnya. Diandra naik dan duduk di jok belakang.

"Peluk dong, Di!"

"Gak mau!"

"Bener gak mau? Gue kalo bawa motor kenceng loh! Jok motor kan gak kaya mobil, ada sandarannya. Kalo lu takut jatoh, bersandar sama gue aja."

"Modus banget sih lo!"

"Modusnya sama lu ini!"

Akhirnya Diandra mengalah. Dia memegang jaket Xavier, namun Xavier memang membawa kencang motor sportnya, membuat Diandra mau tidak mau memeluknya.

* * *

"Ini touring ya, Guys, bukan balapan, gak ada yang harus dulu-duluan, gak ada yang ngerasa hebat. Kemarin kita udah briefing tanda-tandanya. Meskipun kita pemula, tapi tetep hati-hati, tetep bareng-bareng." kata Rivan menjelaskan.

Setelah berdoa bersama, akhirnya mereka naik ke motor masing-masing. Touring mereka hanya ada enam motor. Xavier bersama Diandra, Rivan bersama Milly, Alex bersama Diva, Bima bersama Sisy, sedangkan Erland dan Edo membawa motornya masing-masing.

"Waaah!"
"Gokil banget pantainya!"

Mereka cukup terkejut ketika sampai disebuah pantai di kawasan Sukabumi. Matahari sedang terik-teriknya ketika mereka sampai disini, namun tak mengurungkan niat mereka untuk bermain di pantai dan pinggir laut. Diandra, Diva, Milly, dan Sisy sesaat mundur dari teriknya matahari dan berteduh di sebuah saung. Mereka memesan es kelapa segar untuk menghilangkan dahaga mereka.

"Girls, kayaknya kita harus nginep deh, gak bisa nih gue kalo pulang pergi, punggung gue kayak mau patah!" keluh Diva.

"Gue sih setuju aja." jawab Milly.

"Tapi kayaknya kita harus beli baju deh, Kak,"

"Bener juga, Sy!" sahut Diva.

"Bhay skinker!" keluh Milly.

"Rencana mau nginep dimana?" tanya Diandra.

"Hotel di daerah sukabumi kota aja kali ya?"

"Boleh tuh!"

"Girls, foto dulu yuk!" ajak Rivan.

Setelah selesai berfoto, mereka membersihkan diri di ruang bilas yang telah di sediakan, lalu bersantai sejenak sambil minum kelapa segar. Beberapa lainnya memesan mie instan untuk menghilangkan rasa lapar mereka.

Sambil mereka makan, Diva menjabarkan rencana mereka setelah ini. Semua setuju. Akhirnya mereka menuju Sukabumi Kota untuk bermalam disana, mereka juga sebelumnya menuju toserba untuk membeli beberapa pakaian.

"Wah, gila, punggung gue beneran kayak mau patah!" keluh Diva ketika punggungnya sudah menempel di kasur. Dia juga sudah mandi dan segar.

"Cemilan nih, pada mau gak?" Diandra menawarkan camilan yang khusus dibawa sebagai bekal.

"Sempet-sempetnya lo bawa cemilan! Pantes tas lo gede banget!"

Diandra tersenyum. Milly dan Sisy tanpa komentar langsung mengambil camilan Diandra.

"Pada mau pesen makanan online gak, Kak?" tanya Sisy.

Milly tersenyum malu, "Gue engga, Sy, mau ngedate sama Rivan."

Diva tertawa, "Sorry to say nih, Girls, gue juga mau ngedate sama Alex."

"Mau kemana lo?!" tanya Milly.

"Rahasia!"

"Biar gak samaan! Nanti lagi ngedate malah ketemu lo kan males gue!"

"Gue juga males ketemu lo!"

"Lo ada acara sama Bima gak, Sy?"

"Gue tanya Kak Bima dulu deh, Kak."

Tak lama kemudian, bel kamar mereka berbunyi. Milly langsung menerobos keluar lamar begitu tahu Rivan sudah menjemput. Tak lama kemudian Diva yang dijemput Alex.

"Gue ke kamar Kak Bima dulu ya, Kak!"

"Kamar Bima kan cowok semua, Sy, gue temenin deh!"

Akhirnya Diandra dan Sisy pergi ke kamar pria-pria. Mereka memesan empat kamar hotel dengan dua pintu penghubung.

"Hai, Ladies!" sapa Bima begitu membuka pintu kamarnya.

Sisy yang hampir nyelonong masuk di tahan oleh Diandra, "Gak ada benda-benda aneh berserakan kan di dalem?"

Sisy nyelonong masuk begitu mendengar pertanyaan Diandra. Bima tertawa sambil mengacak-acak gemas rambut Diandra.

"Maksud lu kayak gitu apa, Bro?" tanya Erland yang melihat adegan barusan.

"Gemes, Bro!"

Erland langsung menarik Diandra masuk dan menyuruhnya duduk di pinggir kasur. Sementara Sisy sudah selonjoran dengan santai.

"Kak Erland, ajak gue ngedate kek!" pinta Sisy pada Erland.

"Maaf ya, Sisy, gue mau ngedate sama Diandra." jawab Erland.

"Hah? Kemana?" tanya Diandra polos.

"Kemana pun asal sama lu."

"Gak bisa, dia mau dinner sama gue." potong Xavier yang muncul dari pintu penghubung. Tubuhnya yang baru selesai mandi itu wangi. Diandra mengerutkan kening lagi, sejak kapan?

"Mau dinner dimana sih?"

"Rahasia."

"Kita makan bareng-bareng aja yuk! Terserah deh makan apa, gue udah laper!" kata Diandra.

"Ide bagus!" sahut Edo dari kamar sebelah.

"Gue order makanan lewat online aja ya." kata Diandra. Tanpa menunggu persetujuan, Diandra memesan beberapa makanan. Dan tinggal menunggu pesanannya diantar.

* * *

Me And The Six PrinceWhere stories live. Discover now