7. Im sorry goodbye

2.3K 250 2
                                    

7. Im sorry goodbye

Pagi itu, Diandra sudah rapi dengan blouse dan celana panjang. Hari ini dia jadwal kerja part time. Setelah selesai sarapan, Diandra menuju mobilnya, namun sosok yang Diandra kenal muncul.

Seorang pria tampan berkacamata dengan kaos dan celana jeans. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dia pria pintar dan mapan. Raut wajah tampannya itu terlihat emosi tapi tidak dapat diungkapkan.

Flashback...

"Davin, aku kayanya udah gak bisa sama kamu." tegas Diandra ketika bertemu Davin di suatu kesempatan.

Davin yang sedang fokus menatap ipad nya tiba-tiba menoleh. "Kenapa?"

"Hubungan kita udah gak sehat."

"Menurut kamu, aku berubah jadi sibuk?"

Diandra menggeleng, "Aku tau kamu sibuk dan aku sangat-sangat paham. Tapi..." Diandra tidak sanggup menjabarkan alasannya memutuskan hubungan dengan Davin.

"Kamu suka sama orang lain?"

"Kok jadi aku?!" Diandra setengah terpancing emosi. Davin mengangkat kedua alisnya, menunggu alasan Diandra. "Jujur, aku selalu menginginkan kamu jadi yang terakhir, Dav, tapi rasanya semakin kesini aku ngerasa, bukan kamu."

"Itu gak cukup masuk akal untuk kamu mutusin hubungan kita, Di!"

Flashback off...

Sejujurnya aku cuma mau kamu jujur kalo aku udah gak ada di hati kamu,Dav! Ucap Diandra dalam hati sambil mematung menatap Davin yang berdiri di depannya. Dengan begitu mungkin aku lebih menghargai hubungan ini.

"Akhirnya aku tahu kenapa kamu mau mutusin hubungan ini, Di!" kalimat pertama yang keluar dari bibir Davin membuat Diandra mengerutkan kening.

Davin mengeluarkan handphonenya, ada foto dirinya dengan Erland sedang makan di sebuah kafe. Apa Davin sengaja mengikuti Diandra, atau secara tidak sengaja teman Davin melihatnya bersama Erland.

Wajah tenang Diandra seolah mengisyaratkan kalau dirinya tidak melakukan kesalahan apapun seperti asumsi Davin. Dia malah tersenyum, membuat Davin emosi.

"Kamu itu punya aku, Di! Gak boleh yang lain!" kata Davin. Nadanya sungguh terdengar emosi. "kamu liat aja, aku buat dia nyesel karena udah berani deketin kamu!"

Dengan tenang Diandra maju selangkah dan meraih tangan Davin. Dia memberikan senyum tulus. Sejujurnya sekarang Davin memutarbalikkan fakta dan menjadikan dirinya yang salah.

"Dav, sebenernya aku udah ngasih kamu kesempatan untuk jujur. Tapi kamu memilih untuk gak jujur." kata Diandra pelan. "Sebuah hubungan kalau udah gak saling jujur itu untuk apa, Dav?"

"Maksud kamu?"

"Davin, kamu yang paling tahu gimana cintanya dan sayangnya aku ke kamu, karena kamu yang rasa. Dan aku dengan sukarela melepaskan hubungan yang hatinya emang udah bukan buat aku, Dav,"

Raut wajah Davin berubah sedikit panik. Dia meraih kedua tangan Diandra. "Diandra, hati aku cuma untuk kamu!"

"Bukan untuk aku lagi, Dav," koreksi Diandra lalu langsung mengeluarkan handphonenya. Menunjukan foto malam itu ketika lengan Davin di gandeng oleh seorang wanita dan Davin mengelus rambutnya dengan sayang.

"Itu bukan aku, Di!" elaknya.

"Kamu ingat, waktu aku telfon kamu dan katanya kamu baru selesai operasi dan mau buru-buru makan siang? Makan siang yang kamu maksud sama perempuan ini kan? Di resto depan rumah sakit?"

Me And The Six PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang