9. Curhat

2.1K 238 0
                                    

9. Curhat

Diandra cukup terkejut ketika melihat seorang kurir mengantarkan bucket bunga yang diatasnya terdapat secarik kertas bertuliskan To: Diandra. Tetapi tidak ada nama pengirimnya.

Cepat-cepat Diandra memindahkan bunga ke dalam pot berisi air karena Gio sudah menunggu di depan rumahnya untuk menjemputnya.

Begitu masuk ke dalam mobil Gio, handphone Diandra berbunyi. Nama yang tertera di layar handphone membuat Diandra mengerutkan kening.

"Siapa, Di?" tanya Gio karena Diandra tidak kunjung mengangkat teleponnya. Diandra tidak menjawab, hanya menunjukkan layar handphonenya, membuat rahang Gio mengeras.

Karena si penelepon tidak menyerah menghubungi Diandra, Diandra pun mengangkatnya, "Hallo, Dav."

"Di, kok tumben lama angkatnya?"

"Iya."

"Bunganya udah kamu terima?"

"Bunga? Oh, dari kamu?"

"Iya. Gimana? Suka?"

"Makasih ya."

"Sama-sama. Oh iya, kamu..."

"Dav, aku lagi di jalan nih, aku tutup dulu ya teleponnya." potong Diandra cepat, karena bisa membaca situasi kalau sahabatnya itu tidak suka mendengarnya.

"Hati-hati ya, Di."

"Iya."

"Bunganya dari dia?" tanpa aba-aba Gio langsung bertanya. Nadanya ketus. Diandra mengangguk. "Nanti sampe rumah, buang ya, Di!"

"Iya, Gioooo..."

"Lo suka bunganya?"

Diandra tersenyum jahil, "Suka!" jawabnya yang langsung menerima tatapan tak suka dari Gio. "becanda, Yo!" lanjutnya sambil tertawa. "gini loh, Yo, kita kan harus menghargai pemberian orang, terlepas dari apapun niat mereka."

"Dia aja gak bisa menghargai lo, Di!"

"Yo, kita kan mau liburan, masa lo udah bad mood gini?" bujuk Diandra. Gio tak menjawab apa-apa, tapi raut wajahnya sudah tak sekeras tadi.

* * *

Sejak di jemput Erland tadi, Diva hanya diam. Erland ingin bertanya kenapa sahabatnya itu berbeda dari biasanya. Namun dia cukup memahami Diva yang tidak bisa menyimpan sesuatu yang mengganjal di hati.

"Guys, menurut kalian Diandra gimana anaknya?" tanya Diva tiba-tiba.

Setelah menjemput Diva, Erland menjemput Edo. Erland melirik Diva sekilas. Sebenarnya ada angin apa Diva tiba-tiba menanyakan Diandra pada kedua sahabatnya itu.

"Diandra? Tumben, Div!"

"Ih, jawab aja!"

"Gue suka Diandra. Dia cantiknya alami gitu loh, Div! Diandra juga anaknya mandiri, terus pengertian." ujar Edo.

Mendengar kata-kata Edo barusan membuat Erland melihatnya lewat kaca spion tengah.

"Apa lu, Bro? Suka juga sama Diandra?" tanya Edo begitu sadar dilirik Erland.

"Suka!"

Deg! Pertanyaan Diva semakin memperburuk perasaannya. Bahkan Erland dan Edo saja mengakui Diandra cantik dan menarik.

"Bukan itu sih yang mau gue bahas sebenernya. Yang mau gue bahas tuh, lu kenapa tiba-tiba nanyain Diandra?" Erland langsung paham ada yang tak beres dengan sahabatnya itu. Diva menggeleng pelan. "Div, gue kan kenal lu udah lama. Dari awal gue jemput lu, lu diem aja. Beda! Lu kayak lagi mikirin sesuatu, tapi tiba-tiba jadi bahas Diandra. Kenapa Diandra?"

Me And The Six PrinceWhere stories live. Discover now