30. Milikmu

1.2K 127 0
                                    

30. Milikmu

Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan. Satu per satu dari mereka melaksanakan sidang skripsi. Rata-rata dari mereka mendapatkan nilai yang bagus.

Hingga tiba hari ini, hari wisuda mereka. Pagi-pagi sekali, Diandra bangun untuk bersiap-siap make up dan hair do. Begitu juga kedua orang tuanya.

Penobatan Diandra sebagai lulusan terbaik dari fakultasnya dan Rivan lulusan terbaik dari fakultasnya membuat kedua orang tua mereka dan teman-teman mereka bangga.

Selesai pemindahan tali, mereka berfoto bersama. Setelahnya mereka kembali ke keluarga masing-masing. Namun beberapa dari orang tua mereka malah berkenalan dan berbincang lebih banyak.

Misalnya orang tua Diva dan Alex. Mereka selama ini hanya mendengar cerita dari anak-anak mereka, sekarang mereka dapat bertemu. Begitu juga orang tua Diandra dan Gio, yang memang sudah lama mengenal, apalagi Diandra yang lulusan terbaik itu membuat orang tua Gio sangat bangga.

Bahkan orang tua Diandra, Ivo dan Andra, seperti reuni dadakan dengan orang tua Xavier, Xarrah dan Aro. Setelah acara wisuda selesai, mereka malah makan siang bersama di sebuah restaurant mewah dan privat.

Malam itu, Xavier mengajak Diandra dinner di salah satu restaurant mewah. Diandra mengenakan dress merah marun, sedangkan Xavier mengenakan kemeja berwarna senada dengan dress Diandra.

"Sekali lagi, selamat ya kekasihku, atas kelulusan kamu dan menjadi yang terbaik. Aku bangga." ucap Xavier lembut. Tangannya menyentuh tangan Diandra yang duduk di hadapannya.

Diandra tersenyum, "Makasih, Sayang. Happy graduation for us."

"Aku ada hadiah buat kamu." Xavier mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru dongker. Dan membukanya untuk Diandra. Sebuah cincin dengan berlian yang berkilau. Membuat Diandra terkejut. "Kamu mau jadi calon istri aku, Diandra?"

Diandra tertawa, "Gak bisa lebih romantis? Ada embel-embelnya gitu loh, Xavier. Diandra, kamu cantik bagaikan bidadari tak bersayap untuk aku..."

"Kamu udah tau kalo kamu selalu cantik di mata aku."

"Diandra, aku gak bisa hidup tanpa kamu..."

"Kamu udah tau kalo aku gak bisa kalo gak sama kamu."

"Diandra, maukah kamu menjadi Ibu dari anak-anak aku..."

"Kamu juga udah tau kalo jadi istri aku pasti jadi ibu dari anak-anak aku."

"Ih, Xavier! Kamu terlalu nyebelin! Sumpah!"

Xavier tertawa, "Kamu tau aku gak bisa ngerangkai kata-kata manis. Cukup tindakan aku aja yang manis."

"Jadi intinya, kamu ngelamar aku?"

"Kamu mau aku lamar secepat ini?"

"Aku bingung."

"Kamu itu selalu bikin aku bingung. Oke, aku gak maksa. Anggap aja, cincin ini sebagai pengikat. Kamu udah jadi milik aku sekarang."

"Bukannya dari kemarin-kemarin aku emang milik kamu ya."

"Hmmm, ngebales nih ceritanya!"

Diandra tertawa, dia menyodorkan jarinya. Xavier memakaikan cincinnya di jari manis Diandra. Terlihat sangat cantik.

"Mulai sekarang, Diandra adalah calon istri Xavier. Diandra cuma punya Xavier."

"Dasar posesif! Bucin!"

"Emang!"

"Oh iya, Xav, cerita dong." pinta Diandra.

"Cerita apa?"

Me And The Six PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang