3. Im still here

2.8K 299 2
                                    

3. Im still here

Di, gue udah di depan rumah nih!

Pesan masuk ke handphone Diandra yang sudah dibaca oleh yang punya handphone. Satu menit kemudian, Diandra sudah berada di dalam mobil Rivan.

"Lo mau ke gramed atau mau kencan, Riv? Wangi amat!" ucap Diandra yang membuat Rivan salah tingkah.

"Gue abis futsal tau! Terus gue numpang mandi di rumah Xavier, terus buru-buru rapih-rapih, pake parfum juga buru-buru jadi wangi banget gini kayak mau kondangan." jelasnya, Diandra cuma manggut-manggut, "lagian kan tahu sendiri nyonya Diandra kalo ada cowok telat jemput langsung bete," lanjutnya.

Diandra cuma cengengesan mendengar coloteh Rivan.

Selama perjalanan, mereka membahas bahasan random. Dimulai dari rencana mereka lima tahun ke depan, rencana investasi mereka saat ini, diumur berapa mereka ingin menikah, dan masih ada beberapa bahasan random mereka termasuk soal pelajaran.

Dikamus mereka tidak ada kata-kata curhat tentang pasangan mereka masing-masing, karena menurut mereka itu sangat membosankan.

"Eh, Van, ceritain tentang temen-temen lo dong! Siapa tuh namanya? The Six Prince! Hahaha mual gue dengernya!"

Rivan tersenyum kecil sambil berpikir kenapa tiba-tiba Diandra yang cuek dengan kehidupan kuliahnya malah menanyakan teman-temannya.

"Yah, seperti yang lo tau..."

"Gue gak tahu, beneran!" potong Diandra.

"Gue belum selesai, Ijah!" kata Rivan gemas.

Diandra yang di panggil Ijah itu hanya tertawa, "Yah seperti yang lo tau kalau lo gak tertarik sama apapun yang berhubungan sama gue di kampus, jadi gue akan memperkenalkan teman-teman gue,"

"Kelamaan!"

"Gue sebagai pemimpin mereka dan pria yang paling tampan dan paling diandalkan..."

"Rivan udah deh, mual gue!"

"Lo hamil, Di? Sama siapa? Kalo gak ada yang bertanggung jawab biar gue yang bertanggung jawab!"

"Basi anj*r!"

Rivan tertawa terbahak-bahak. Diandra yang masih kesal dengan candaan Rivan hanya menunggu tawa Rivan mereda. Setelah Rivan sudah menghabiskan quota tertawanya, dia berdehem.

"Gak ada yang spesial sih, ya cuma gue, Xavier, Alex, Edo, Erland, sama Bima. Tumben lo mau tahu, Di? Ada yang lo suka?"

"Nope"

"Terus?"

"Nabrak!"

"Jayus ih!"

"Rivaaaaaan!!!"

Diandra teriak sambil mencubit Rivan. Yang dicubit hanya meringis sambil berusaha melepas cubitan Diandra. Rivan memandang Diandra yang mulai terlihat berbeda itu, menepikan mobilnya, dan berusaha meraih kedua tangan Diandra yang masih mencubitnya itu.

"Di..." panggilnya lembut.

"Hmmm"

"Lo kenapa?" tanyanya lembut. Diandra menggeleng sambil tersenyum kecil. "Kenapa?" tanyanya lagi, nada suaranya lebih lembut dari yang awal.

Tangis Diandra pecah. Rivan meraih Diandra ke dalam pelukannya. Diandra hanya menangis tanpa mengucapkan sepatah katapun. Rivan juga tidak bertanya apa-apa lagi. Baginya cukup menjadi sandaran saat Diandra butuh sudah lebih dari cukup.

* * *

Gio menutup pintu kamar Diandra. Yang punya kamar sudah tertidur lelap. Sejak suasana hening di mobil tadi, Rivan mencoba menghubungi Gio agar sahabat kesayangan Diandra yang satunya lagi ada di sisi Diandra. Kebetulan rumah Gio dan rumah Diandra sangat dekat hanya berbeda beberapa blok.

"Tengkyu ya, Yo, lu langsung dateng. Pasti lu langsung cabut ya begitu acara keluarga lu selesai?" kata Rivan.

Gio memang sedang menghadiri acara ulang tahun Bundanya. Dalam keluarga Gio, setiap ada yang ulang tahun, mereka sekeluarga harus makan malam bersama tanpa satupun yang absen. Setelah menerima pesan dari Rivan, Gio langsung buru-buru pamit duluan dari acara makan malam keluarganya. Kebetulan keluarganya juga mengenal Diandra, jadi mereka mengizinkan anaknya untuk pamit duluan.

"Sebenernya Diandra kenapa, Van?"

"Gue juga gak tahu sih, soalnya dia kayak maksain ceria gitu loh, Yo, tapi kan lu tahu kita udah temenan lama, tahu kapan Diandra beneran seneng kapan pura-pura seneng."

"Mungkin gak kalo dia kangen ortunya?" tanya Gio.

"Biasanya kalo kangen tinggal video call, atau kalo emang harus banget, dia langsung ke Kalimantan kan?"jawab Rivan.

"Kangen Ivory?"

"Kalo kangen Ivory, dia pasti langsung meluncur ke makamnya, terus biasanya dia cerita ke kita kan kalo kangen Ivory,"

"Kenapa ya?"

"Analisis gue sih, dia lagi ada masalah Davin, Di kan paling nahan banget kalo ada masalah sama Davin."

"Menurut lu, Diandra yang gak bisa pahamin kerjaan Davin atau Davin yang gak bisa paham Diandra?"

"Kok lu jadi kepo urusan orang sih, Yo?" Rivan memecah ketegangan.

"Sueee dah lu!"

"Eh bentar, gue angkat telepon dulu!"

Tanpa persetujuan Gio, Rivan ke ruang tamu untuk mengangkat telepon dari Milly.

Benar juga kata Rivan, hal yang paling Diandra tahan untuk di ceritakan adalah soal Davin. Apa mungkin Diandra sebenarnya sudah lelah menjalin hubungan dengan Dokter itu?

* * *

Mobil sport hitam milik Xavier baru saja masuk bilik parkir. Xavier dan Alex keluar dari mobil. Mereka mencuri perhatian mahasiwa dan mahasiswi kampus. Yang laki-laki pasti memandang kendaraan yang ditunggangi Xavier, yang perempuan pasti memandang Xavier dan Alex tentunya.

"Xav, lu duluan aja, gue kebelet!" Alex langsung lari ke toilet.

Baru saja Xavier ingin melangkahkan kakinya, sebuah sedan putih yang baru datang, parkir disebelah mobilnya. Memang tak ada tempat parkir vallet di kampus ini, mahasiswa mahasiswi yang membawa mobil tetap parkir di parkiran yang disediakan.

Yang punya mobil sedan putih keluar. Terlihat perempuan itu begitu repot, tangan kirinya membawa buku dan tas, sedangkan tangan kanan memegang kunci mobil untuk mengunci mobil, dia juga mengapit handphonenya di antara telinga dan bahunya agar tidak jatuh.

"Iya, Ma, Di gak capek-capek kok! Vitamin juga gak lupa di minum..." kalau mendengar percakapan barusan, sepertinya sedang berbicara dengan Ibunya, "Rivan sama Gio masih sering main kok ke rumah, kemarin abis cari buku juga sama Rivan... Gio gak ikut karena Tante Audrey ulang tahun, jadi mereka sekeluarga ada acara, tapi Gio sempet ke rumah sih,"

Rivan? Apa ini Diandra yang sedang dibicarakan anak-anak? Manis juga! Ucap Xavier dalam hati. Sebenarnya Xavier ingin menguping lebih banyak lagi, tetapi Diandra masuk ke toilet perempuan.

"Xav, lah gue kira lu udah duluan ke kelas!"
Xavier dikejutkan oleh Alex yang keluar dari toilet pria. "Toilet cewek? Lu mau ngintip ya?"

"Sembarangan!" Kata Xavier sambil menarik Alex menjauh dari toilet.

* * *

Me And The Six PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang