121

4K 408 20
                                    

"bunaa!!" seru eunsang saat melihat midam duduk dilantai dapur sambil meringis memegang perutnya.

"esa tolong ambil handphone buna di meja depan ya nak"

"iya buna" jawab eunsang lalu berlari mengambil handphone midam.

"shhh aduhhh, sabar ya sayang bentar lagii ya nak" lirih midam mengusap perutnya sambil mengatur nafas.

"buna ini"

Midam langsung mengambil handphone nya dan mencoba menghubungi seobin.

Namun sayangnya seobin tak kunjung menjawab telfon dari midam. Midam ga bisa mikir cepet sekarang, perutnya sakit banget.

"bunaa, esa panggilin mama yaa" ujar eunsang.

Benar juga, rumah seobin dan wooseok itu cuma terhalang dua buah rumah.

"cepet ya nak"

"iya buna" jawab eunsang lalu berlari menuju rumah wooseok.

Midam menyandarkan tubuhnya pada kulkas, ia terus mengusap perutnya berharap agar sakit nya sedikit reda setidaknya sampai ia ke rumah sakit nanti. Midam juga terus berusaha menghubungi seobin yang ada jadwal untuk menjadi model iklan salah satu produk.

Tak lama terdengar suara ribut-ribut dari luar, yang tak lain adalah jinhyuk dan wooseok.

"jinhyuk cepetan tolongin midammmm" pekik wooseok sambil menggendong eunsang.

"dam astaga tarik nafas pelan-pelan terus buang, aduhhh gimana nih gimana, jinhyuk buruaaannnnn" panik wooseok.

Jinhyuk berlari masuk kedalam, ia baru saja memarkirkan mobilnya didepan rumah midam.

"seok sakittt" rintih midam.

"iya dam iyaa, sabar sebentar yaa, atur nafas nya yang bener"

"shhhhh"

Jinhyuk langsung menggendong midam dan membawanya kedalam mobil juga diikuti oleh wooseok dan eunsang.

"esa duduk didepan ya, biar buna sama mama dibelakang, esa jangan takut oke?" ujar wooseok.

"iya ma"

Setelah semuanya siap, jinhyuk langsung melajukan mobil nya ke rumah sakit.

"jinhyuk cepetaaannnnn"

"iya sayangg, lampu merah inii sabar yaa"

Nafas midam mulai teratur, walaupun perutnya masih sakit, namun midam tak sepanik tadi. Malah gantian wooseok yang panik dan seperti akan melahirkan, sepupu suaminya itu malah ikut mengatur nafas.

Midam melirik kearah eunsang, melihat anak pertama nya itu yang sesekali menyeka air matanya.

"seok" panggil midam.

"iya kenapa dam? Makin sakit? Udah ga kuat? Adek bayi sabar yaa nak, agak macet dikit nihh, sabar ya sayang" ujar wooseok panik sambil mengusap perut midam.

"seokk gapapa, sakit nya lumayan berkurang, boleh minta tolong pindahin eunsang kesini ga? Kasian anak nya nangis"

"oh hehehe bisa bisa, bentar ya"

Wooseok maju sedikit ke depan, ia lalu mencolek kecil bahu eunsang agar anak itu melihat kearah nya.

"esa sini duduk sama buna, biar papa hyuk sendirian didepan" ajak wooseok lalu mengangkat tubuh kecil eunsang agar duduk dibelakang.

"sini pangku sama buna nak" ajak midam menepuk paha nya.

"nda mau, nanti buna sakit" jawab eunsang.

Married life with Han Seungwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang