33. Holiyay

4.5K 522 172
                                        

Riuh sahutan samar tertangkap pendengaran kedua gadis yang tengah menghuni kursi tunggu depan lobby barat terminal tiga kedatangan internasional bandara Soekarno-Hatta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Riuh sahutan samar tertangkap pendengaran kedua gadis yang tengah menghuni kursi tunggu depan lobby barat terminal tiga kedatangan internasional bandara Soekarno-Hatta. Kurang lebih tiga puluh menit keduanya menunggu, namun sang klien tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Pun Kanaya yang batal ikut menjemput karena pagi buta sekali, pacarnya alias Johnny, mengeluh sakit perut dan berakhir mencret-mencret semalaman.

Jadi lah Airen merelakan diri menjadi sopir menggantikan tugas Kanaya menyetir pulang pergi Bandung-Jakarta sebab Warda memang belum lancar mengendarai kendaraan beroda empat tersebut.

Keduanya sengaja berangkat satu jam lebih awal dari jadwal kedatangan klien mereka; mewanti-wanti takut terjebak macet mengingat senin sore sudah dapat dipastikan jalanan akan dipenuhi oleh orang-orang yang baru pulang sehabis bekerja.

Maka ketika jam menunjukkan pukul tiga sore tadi, Airen pun Warda bergegas berangkat menuju airport. Menunggangi mobil hasil bujuk rayu Airen kepada Fatma yang tentu saja tidak mudah mengingat Toyota C-HR tersebut merupakan kendaraan beroda empat satu-satunya milik sang ibu.

Jika sudah seperti itu, mau tak mau Airen harus mengeluarkan jurus terakhir dan paling mutakhir yang sudah pasti tidak akan dapat Fatma tolak.

Bagi komisi sama rata.

Sepersekian detik terpaku pada ponsel, Airen terlihat berdiri dari duduknya. Menggoyang kecil bahu Warda guna menarik atensi gadis yang asyik menonton drama kesukaannya.

"Mereka udah ambil bagasi, nih."

Membawa serta ransel kecilnya, Warda berjalan mengekor di belakang Airen yang kini sudah memegang sebuah kertas berukuran A3 yang kemarin mereka buat agar memudahkan kliennya menemukan keberadaan keduanya. Mengingat orang-orang yang sedari tadi bernasib sama seperti mereka, mulai merangsek memenuhi area depan lobby barat tempat Airen dan Warda saat ini berdiri.

"Pegang-pegang," Airen mendesak temannya agar segera mengambil alih kertas dalam genggaman kala dering ponsel miliknya bergetar. Menampilkan satu nama yang beberapa saat lalu sempat menyapa ruang obrolan kakaotalk-nya.

Segera Airen mengangkat panggilan tersebut. Agak menjauh dari kerumunan, berharap agar suara di seberang sana terdengar lebih jelas.

"Yeoboseyo (ya, halo). Ne, jeo wanneundeyo (saya sudah di sini) ...."

Warda hanya bisa menatap Airen yang kini berjalan menjauh lengkap dengan ponsel yang setia melekat pada telinga. Gadis itu kemudian mengangkat kertas bertuliskan huruf hangul tersebut, menumpunya tepat di atas kepala sambil terus menyibak pandangan pada berbagai penjuru.

Extraordinary YOU ✔️Where stories live. Discover now