[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ren ... halal nggak sih, hujat lo?"
Airen meringis begitu Kanaya terlebih Warda melemparinya raut pun tatapan datar tepat setelah Airen berhasil menceritakan segala permasalahannya kepada kedua gadis itu.
Kedua sahabat Airen tersebut seolah gemas — tidak, lebih tepatnya gatal ingin menghujat Airen perihal keputusan bodoh yang telah gadis itu ambil. Hei, bagaimana bisa Airen meminta Jeffrey untuk melakukan hal bodoh itu? Menjauhinya untuk sementara waktu? Otak Airen memang sudah terbalik!
Saking kesalnya, Warda sampai tidak sadar sudah meremas bantal polkadot kepunyaan Airen teramat kuat. Tubuh Warda bergeser, mempersempit jarak dengan Airen yang seolah pasrah; bersiap menerima semua kekesalan yang akan kedua sahabatnya itu luapkan.
"Oke, gue tau — tau banget kalaaaau, berbuat baik sama orang lain itu perlu. Tapi lo mesti inget ya Airenia ... berbuat baik sama diri sendiri itu hukumnya lebih wajib, PAHAM?? Jadi bisa nggak otak lo setting lagi, biar nggak ngelakuin hal bego yang ujung-ujungnya jadi nyiksa diri lo sendiri gini??" cecar Warda. Tangan gadis itu ikut andil dengan menunjuk-nunjuk wajah Airen terlampau bersemangat.
Kanaya pun mengangguk; menyetujui ucapan Warda barusan. "Kali ini gue one hundred percent agree sama omongannya dia."
"Capek gue nasehatin lo. Kalau gini caranya, sia-sia gue dampar si dedemit Ajeng! Makin di atas angin tuh bocah, kalau sampe tau hubungan lo sama Kak Jeff renggang gini!" Melihat Warda yang semakin termakan emosi, nyali Airen menciut begitu saja. Tak henti Airen gigit bibir bagian bawahnya, pun sedikit tersugesti akan ujaran Warda barusan yang menyinggung soal Ajeng.
Hul! Mana terlintas dalam pikiran Airen perihal salah satu konsekuensi dari keputusannya itu, jika yang ada di pikiran Airen kala itu tidak lebih soal Sheranina Rossa juga Aldi.
Bahkan keberadaan Jeffrey saja berhasil Airen lupakan, lalu ... Ajeng?
Sial! Sudah pasti gadis itu akan menertawakan Airen sekeras mungkin jika sampai tahu perihal kerenggangan hubungannya dengan Jeffrey.
Airen telak mengakui jika memang dirinya patut disalahkan di sini.
Airen bodoh, egois, naif — kata apa lagi yang pantas disematkan pada Airen, tolong beritahu.
"Terus kalau udah kayak gini, mau gimana coba?!" Disela pikiran kacaunya, Airen tersentak begitu dihadiahi ujaran penuh kekesalan pun nada tinggi dari ... siapa lagi kalau bukan dari gadis berpiyama kuning penuh gambar pisang itu.
"Lo bisa nggak sih, nggak usah pake urat gitu? Makin mewek temen lo yang ada." Bukan hanya Airen, Kanaya yang berusaha berdamai dengan semua ocehan pedas yang berhasil Warda keluarkan itu pun akhirnya menyerah. Gadis itu lantas melempari Warda tatapan protes penuh ketidaksukaan. Kanaya merasa jika Warda sudah terlalu berlebihan mengomeli Airen.