[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pekan olahraga universitas telah tiba!
Acara yang rutin diadakan setiap tahunnya itu terbukti selalu sukses mengundang euforia dari seluruh civitas Universitas A. Hall basket Gelanggang olahraga area barat nampak telah dipenuhi oleh para mahasiswa baik yang ingin melakukan pertandingan, maupun berteriak memecah suasana di tribun sebagai penonton.
Seluruh fakultas telah mendapatkan jadwal pertandingan mereka masing-masing, pun dengan siapa mereka akan dipertemukan pada babak penyisihan hari ini.
Airen, Warda, juga Kanaya telah duduk selama kurang lebih tiga puluh menit di tribun bagian tengah bersama para mahasiswa lain guna menyaksikan pertandingan basket antara Fakultas Teknik dengan Fakultas Bahasa dan Sastra yang akan dimulai kurang lebih setengah jam lagi.
Lihat. Saking antusiasnya, satu jam sebelum pertandingan dimulai saja, tribun penonton sudah hampir terisi sepenuhnya. Menyisakan lebih dari seratus pasang mata yang terus memfokuskan atensi kepada kaum adam di lapangan sana yang luar biasa menggiurkan dengan peluh yang membasahi seluruh kulit tubuh mereka.
Terlebih yang akan bermain pada pertandingan kali ini ... kalau kata orang, halusnya sih — bentukan serbuk berlian semua.
Siapa yang tidak tergoda melihat bisep yang mengkilap terbasahi keringat semacam itu, terlebih — damn! Perut kotak-kotak yang tak sengaja pria jangkung berkulit eksotis di lapangan sana perlihatkan benar-benar membuat gila para perempuan apalagi yang statusnya masih ... available.
Keadaan semakin memanas kala kedua tim tak ingin kalah beradu kekuatan dengan saling mencetak gol tiga maupun dua angkanya.
Sampai ketika —
"IMRON JANGAN MAEN KASAR DONG!!"
Teriakan spontanitas Warda begitu melihat Jeffrey terjatuh memegang pergelangan kaki kirinya sehabis berebut bola bersama Imron berhasil mengundang atensi sebagian besar penghuni yang ada di sana. Beberapa pemain yang hendak menghampiri Jeffrey pun sempat-sempatnya melirik gadis yang betah berdiri sambil menatap tajam pria berambut cepak di lapangan sana, seolah belum tersadar jika berpasang mata kini ramai menghadiahinya lirikan tajam; penuh tak suka.
"Duduk, b*go! Kak Nanda liatin, noh." Kanaya berucap tertahan bersamaan dengan tarikan tangan gadis itu yang berusaha mendudukkan paksa teman tidak tahu malunya tersebut. Sialan! Temannya yang berbuat, dirinya yang menanggung malu. Terlebih tatapan gadis berkacamata di tribun samping sana benar-benar menguliti ketiganya terus menerus.
Airen? Jangan tanyakan gadis itu karena atensinya seolah direnggut Jeffrey yang kini terlihat menahan sakit di pinggir lapangan sana.
"Kebiasaan dah tuh laki, kalau maen suka grasak-grusuk!" dumel Warda tanpa henti. Netranya kemudian bergulir menatap Jeffrey yang tengah diobati oleh petugas medis di sisi lapangan.