[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Halte fakultas bahasa dan sastra yang biasanya sepi dari mahasiswa yang ingin naik bus itu terlihat ramai. Beberapa orang berpakaian biru dengan tulisan 'smart generation' pada kausnya terlihat menyatu, bercampur dengan banyaknya mahasiswa yang ada di sana.
Airen, Warda dan Kanaya yang memang sudah berada di halte bersama kumpulan manusia lain yang menunggu kedatangan bus nomor 17A tujuan jalan besar, terlihat beberapa kali menggerutu akibat bus yang mereka tunggu tak kunjung sampai.
Warda, gadis itu terlihat menyingkir begitu mendapati panggilan masuk ke ponsel putihnya. Kanaya dan Airen hanya berdiam ria, tak berniat membuka suara bukan karena sedang cekcok, melainkan akibat dari kejutan yang diberikan Professor Park,sang dosen mata kuliah lintas budaya yang tiba-tiba memberi maklumat kuis dadakan pada kelas yang ia ampu tadi siang.
Warda kembali menghampiri kedua temannya yang terlihat lemas. Gadis itu memberi tahu sesuatu dengan nada agak keras karena keadaan sekitar yang sangat ramai.
"Kak Dareel mau ngasih kita tumpangan, dia sekalian mau ke Barleys ketemu temen-temennya. Bus kita lagi ngadat, tadi kak Dareel sempet lewat FKIP katanya lagi dibenerin. Kalau nunggu, lama, gue keburu kelaperan."
"Ah elah, kebiasaan nih, bukannya ngasih pemberitahuan dulu. Tau gini, kan tiga puluh menit gue terbuang sia-sia! Uang pembangunan aja dinaik-naikin, tapi fasilitas buat mahasiswa nggak ada yang ditingkatin. Lama-lama gue demo juga tuh rektor kikir!" kesal Kanaya dengan mulut tajamnya. Membuat beberapa mahasiswa melirik heran ke arah mereka bertiga.
Airen yang menyadari hal tersebut buru-buru menarik tangan Kanaya, disusul Warda menuju tempat yang lebih sepi sambil menunggu kedatangan senior yang mereka kenal saat masa ospek itu.
"Gila ya, lo? Kalau sampe ada yang denger dan sampe ke telinga tuh rektor, gimana?! Auto diseret ke gedung rektorat lo, Ya," cecar Warda, setelah berhasil memisahkan diri dari kumpulan manusia yang memenuhi halte fakultas bahasa.
Airen menganggukkan kepalanya heboh, mengiyakan pernyataan Warda. "Auto di DO yang ada."
Baru saja Kanaya ingin membalas omongan kedua sahabatnya, honda HRv putih milik Dareel telah berhenti tepat di depan ketiga gadis tersebut. Kaca jendela samping mobil yang dilapisi kaca film hitam itu diturunkan, menampakkan wajah bodoh pria yang akrab disapa Dika, junior satu fakultas Dareel sekaligus anggota geng ubin mesjidnya Universitas A.
Dika nyengir. Menampilkan deretan gigi luar biasa rapinya itu, yang otomatis membuat hidung tajamnya menukik dengan sempurna.