[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah adegan peluk-memeluk beberapa waktu lalu, keduanya tak dapat menghindar dari suasana canggung yang jelas tercipta. Airen yang sibuk menunduk; masih terdistrak akan sisa kegundahan hatinya, pun Jeffrey yang sibuk terdiam tanpa sekalipun memindah atensi pada Airen.
Jika Jeffrey disuruh memilih antara: Airen yang berisik, atau Airen yang pendiam selayak kerupuk disiram air seperti sekarang, Jeffrey tentu merasa opsi pertama lebih baik ketimbang harus menghadapi Airen yang berkali lipat lebih menyebalkan jika sudah gundah gulana semacam ini.
Gadis itu bahkan sama sekali tak merasa terusik akan tatapan Jeffrey yang setia menghunusnya. Beban pikiran yang Airen pikul nampaknya benar-benar membuat gadis itu melupakan keberadaan Jeffrey, tak peduli pasal kejadian beberapa saat lalu disaat Airen sendiri secara sadar, tergugu di dalam pelukan pria di sampingnya.
Satu yang paling menyita pikiran Airen adalah ...
Siapa lagi kalau bukan pasal Sheranina Rossa.
Airen sama sekali tak peduli jika orang-orang akan semakin memberikan hujatan perihal statusnya dengan Jeffrey yang mungkin sudah menyebar dari mulut ke mulut. Yang lebih menyita pikirannya adalah ... harus dengan bagaimana ia menjelaskan semua situasi ini pada Sheranina Rossa?
Terlebih tatapan yang sempat gadis itu berikan terakhir kali sebelum Airen dengan pasrah diseret mengikuti langkah lebar Jeffrey kala lalu ... semakin memperburuk keadaan hati pun rasa bersalah Airen.
Apa yang harus Airen lakukan, jika sudah seperti ini?
Juga — ah ....
Aldi.
Sikap apa yang harus Airen tunjukkan pada pria itu setelah semua hal yang terjadi — bisa saja pria itu diam-diam memupuk rasa sakit yang mirisnya ... tak jarang Airen abaikan.
Lalu ... Jeffrey.
Airen sadar, berita yang tersebar tak terkendali ini banyak merugikan pria itu. Alih-alih berita baik yang datang, Airen justru harus berakhir membuat Jeffrey terlibat dengannya yang bukan tidak mungkin akan berdampak pada reputasi pria itu.
Airen ... Airen benar-benar merasa tidak berguna saat ini.
Lelah terus bungkam, Jeffrey akhirnya membuka suaranya. Sebelum itu, dapat dilihat jika Jeffrey sempat menghembuskan napas kasarnya terlebih dahulu, pun hal tersebut cukup berhasil membuat Airen terusik.
"Airen," panggil pria itu.
"Mau dengerin saya?"
Airen menoleh pelan; memaku tatap lemahnya pada Jeffrey dan tak disangka, gadis itu pun membuka suara untuk yang pertama kalinya. "Saka .... "
Tahu tidak? Sesaat setelah raut sendu Airen secara jelas Jeffrey lihat, pria itu mengumpati diri sendiri karena tidak bisa melindungi Airen dengan benar. Jeffrey merasa gagal melindungi gadis itu dan ya ... bukankah semua ini terjadi tentu karena keterlibatannya juga? Menempatkan Airen pada situasi serba salah seperti ini?