[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jika kemarin yang mogok bicara adalah Airen, sekarang situasinya berbalik menjadi Jeffrey yang tak memberi Airen kesempatan untuk berbicara dengannya.
Pria itu menghindar. Entah karena alasan apa, yang jelas saat ini Airen terlampau frustasi membujuk Jeffrey barang sekadar membalas pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah lelah gadis itu lontarkan.
Seperti sekarang misalnya.
Sepanjang perjalanan pulang, Airen tak henti mengoceh perihal apa pun meskipun harus diakui gadis itu juga lelah sendiri jadinya. Bayangkan saja, konsentrasinya harus dibagi antara mengoceh, juga memilih jalanan yang tidak licin — 'kan, jika jatuh terjerembab, ia sendiri yang malu.
Airen terus berpegang erat pada carrier Jeffrey yang berjalan di depannya tak peduli pria itu suka atau tidak. Hari ini, Airen akan menempel bak parasit. Berharap agar setidaknya sekali saja, Jeffrey tidak mengabaikan keberadaan dirinya.
Mengimbangi langkah Jeffrey yang terlampau gesit pun lebar benar-benar membuat Airen lelah. Sudah jalanannya licin, tidak rata, pun sempit karena dikukung oleh semak belukar, Airen juga harus menahan sakit sepanjang perjalanan mengingat kondisi kakinya yang tidak dalam keadaan baik akibat terjatuh dan berakhir menindih kakinya sendiri di atas permukaan batu yang tidak terlalu rata, kala membasuh wajah di sungai beberapa waktu lalu.
"Jalannya bisa kamu pelanin dikit, nggak?"
Kendati tak mendapat respon, Airen bersyukur kala merasa jika langkah Jeffrey tidak semenggebu tadi.
Airen meringis terlampau pelan saat kakinya kembali terpeleset. Oh, nikmat sekali rasanya kala gelenyar sakit pada pergelangan kakinya semakin bertambah. Bersamaan dengan itu, Airen merasakan tangan Jeffrey yang refleks terulur ke belakang; menarik pergelangan tangan Airen, dengan harapan agar gadis itu tidak terjatuh.
Diam-diam, Airen tersenyum kala mendapat perhatian kecil dari pria di depannya itu.
Srak.
"Awhhh ...."
Ditengah konsentrasi akan trek yang cukup berbatu, semua orang menoleh ke belakang dan menemukan Warda sudah terjerembab sambil memegangi lutut kirinya.
Dareel buru-buru mengecek keadaan kekasihnya itu dengan meraba pelan lutut Warda yang terluka. Ah, sepertinya robekannya cukup parah melihat dari banyaknya darah yang keluar.
Sial! Melihat hal itu, Airen merasakan badannya gemetar. Gadis itu sempat menggelengkan kepala kala penglihatannya sempat kabur.
Johnny pun Jeffrey terlihat menghampiri dan memeriksa keadaan Warda. "Tadi kotak p3k disimpen di siapa, ya?" tanya Johnny, menatap semua orang.
Sekar pun Kanaya yang tengah membantu merobek celana Warda, kompak menjawab jika kotak tersebut disimpan di tas Airen.
Melihat Airen tak bereaksi apa pun ditengah kepanikan, sontak semua orang menautkan atensi pada gadis itu. Hingga sentakan Joy keluar, barulah gadis itu sadar.