[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jalan setapak berbatu pun menanjak itu terlihat licin akibat permukaan tanah yang basah. Beberapa pasang kaki beralas sepatu gunung tersebut kedapatan terpeleset kala disuguhi trek cukup menantang — terlebih untuk para pemula. Beruntung tidak sampai membuat mereka kehilangan keseimbangan — setidaknya hingga saat ini. Tidak tahu nanti, karena keseluruhan trek yang mereka lalui dapat dikatakan sangat basah dan licin.
Kendati demikian, sepertinya rombongan anak manusia itu tak begitu peduli akan keadaan tersebut, pasalnya rimbun pun sejuknya udara sekitar telak menyita perhatian semua orang yang ada di sana.
Tak dihiraukan pula peluh pun napas yang mulai tersendat akibat jarak yang telah mereka lewati untuk berhasil sampai ke titik ini.
Sebenarnya, rencana awal mereka adalah Bumi Perkemahan Batu Kuda yang berlokasi di kaki gunung Manglayang. Namun, mengingat hari ini adalah akhir pekan, sudah dapat dipastikan jika tempat tersebut akan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin berkemah. Pun dirasa kurang seru jika tidak mencoba menaklukan terlebih dahulu jalur gunung Manglayang, akhirnya mereka memutuskan untuk mengubah rencana menjadi berkemah di puncak Bayangan dengan titik awal pendakian melalui jalur Barubeureum yang dapat ditempuh selama kurang lebih dua jam.
Setidaknya, sudah satu jam lebih rombongan yang diketuai oleh Johnny itu berjalan menyusuri trek gunung Manglayang tanpa sekalipun istirahat mengingat waktu sudah semakin sore.
Beberapa perempuan terlihat kelelahan. Pun Airen yang sudah selayak tidak diberi makan selama satu minggu; terlampau kacau juga lemas.
Gadis itu sepertinya benar-benar harus mulai berolahraga agar badannya tidak mudah lelah seperti ini. Astaga ... ia merasa pasokan oksigen dalam tubuhnya semakin berkurang, pun peluh mulai naik membanjiri permukaan kulit.
Ia bahkan tidak membawa beban berat selayak para pria yang memang ditugaskan untuk membawa tas carrier berisi peralatan camping, tetapi langkahnya benar-benar terbatas oleh tenaga yang semakin terkikis keadaan.
Rambutnya bahkan sudah ia gulung asal, pun poni tipis yang lepek dibasahi keringat hingga membuat dahi eksotisnya terpampang dengan jelas tanpa penghalang apa pun.
Jeffrey yang berjalan tepat di belakang Airen mulai menyadari keadaan gadis itu. Mengamati sebentar langkah Airen yang mulai goyah, tangannya merogoh kantong samping tas. Mengeluarkan satu botol air mineral yang sebelumnya pria itu buka terlebih dahulu penutupnya, lalu memberikannya pada Airen.
"Nih, minum."
Airen menoleh. Menatap bergantian air mineral juga sang empunya. "Kamu mau bikin aku pipis di jalan?" protesnya lemas.
Bukan apa-apa, kandung kemih Airen sekarang mulai terasa penuh sehabis menandas habis satu liter air yang gadis itu bawa sepanjang perjalanan tadi.