40. Confused

4.9K 531 301
                                        

Keesokan harinya, keadaan Airen tak lebih baik dari hari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Keesokan harinya, keadaan Airen tak lebih baik dari hari kemarin. Wajah pucat, badan tak bertenanga, dan yang paling mencuri perhatian Warda pun Kanaya adalah kantung mata yang sudah pada tahap memprihatinkan.

Keduanya tidak tahu apa yang terjadi pada Airen kemarin malam. Pasalnya, selepas memergoki gadis berpenampilan lusuh bukan main ini pulang bersama Jeffrey, keduanya tak diberi kesempatan untuk bertanya karena Airen seketika itu juga mengunci diri di dalam kamarnya.

Suasana kantin yang ramai, tak begitu mengusik Airen dari dunia imajiner yang gadis itu ciptakan sendiri. Bahkan, satu porsi batagor kuah di hadapan hanya berakhir terabaikan, sebab Airen seolah kehilangan nafsu makannya. Padahal gadis itu harus segera mengisi perut mengingat hanya satu potong roti yang baru berhasil masuk ke dalam perutnya sejak pagi lalu.

Melihat Airen yang terus-terusan melamun, Warda lantas mencoba mendesak Airen; berharap agar temannya itu segera mengisi perut — setidaknya satu hingga tiga suapan.

"Makan, Ren. Lo tadi cuma makan roti, itu juga pagi doang."

Pun Kanaya yang ikut bergabung membujuk Airen. "Abisin setengah aja, jangan nggak makan banget. Perut lo kosong, tuh."

Karena tak ingin teman-temannya khawatir, dengan terpaksa Airen menyuap beberapa potong batagor kuah tersebut. Dapat Airen lihat pula, raut lega terpancar pada wajah kedua gadis yang setia duduk di sisi kiri pun kanan dirinya.

"Lo ... belum mau cerita sama kita? — awh!" Kanaya, gadis itu menepuk keras lengan Warda begitu melihat Airen menghentikan kunyahannya akibat ditodong pertanyaan seperti itu oleh Warda.

Kekasih Johnny tersebut buru-buru menyela, "Kalau emang lo belum mau cerita, nggak papa. Ambil waktu sebanyak yang lo butuhin. Kapan pun, kita siap dengerin keluh kesah yang lagi lo alamin saat ini, kok." Tak lupa gadis bersurai panjang tersebut memberi kode kepada Warda agar tidak menyinggung masalah Airen — setidaknya untuk saat ini.

Airen sedikit merasa bersalah dibuatnya. Gadis itu ingin berbagi dengan kedua sahabatnya, namun ada sesuatu yang membuat atensinya terus-terusan ditarik perkara beberapa hal yang kini bersarang di dalam kepala.

Meski perasaannya terhadap Jeffrey pada akhirnya terbalaskan, nyatanya tak membuat Airen tenang. Gadis itu justru dirundung perasaan gelisah sejak saat kemarin malam hingga berimbas pada tidur yang tak nyenyak.

Merasa nafsu makannya kembali menguap, Airen lantas meletakkan sendoknya pelan. Gadis itu tatap bergantian Warda pun Kanaya yang setia mengikuti pergerakannya. "Maafin Iren ya, Da ... Yaya. Iren bukannya nggak mau cerita — tapi Iren janji bakal cerita, kok. Cuma nggak sekarang aja, Iren masih ... masih belum yakin sama sesuatu," ragu Airen.

"Iya, Ren. Kita ngerti, kok. Temen lo aja tuh yang over kepo." Setelah berhasil mengatakan hal itu, Kanaya menghadiahi Warda satu pelototan; seolah memarahi gadis itu.

Extraordinary YOU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang