19. Girls with her menstrual syndrome

5K 685 246
                                        

Warda memandang heran Airen yang tampak gelisah dalam duduknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Warda memandang heran Airen yang tampak gelisah dalam duduknya. Gadis yang kini memakai atasan hitam polos, pun dipadukan dengan jeans berwarna abu-abu terang itu terlihat beberapa kali kehilangan fokus. Lihat saja sekarang, bukannya fokus pada materi yang dipaparkan dosen di depan sana, Airen malah sibuk melamun, hingga tak sadar jika pria tua yang beberapa saat lalu masih mengoceh di depan kelas, kini telah berdiri menjulang di samping gadis itu.

Tak pelak, hal tersebut membuat para mahasiswa yang mengisi kelas 302 memusatkan atensi pada Airen, yang sialnya masih belum menyadari jika dosen berperawakan tinggi besar itu telah menangkap basah ketidakfokusan gadis itu.

Airen yang tertangkap basah, Warda dan Kanaya yang menahan malu.

Setidaknya itulah yang dirasakan kedua gadis yang duduk tepat di sebelah kiri pun kanan tempat Airen duduk.

"Ren, psst ...." Kanaya mengode Airen yang masih bergelut dengan pemikirannya.

"Airen ...."

"Airen!"

Berhasil. Teriakan Warda yang lumayan nyaring berhasil mengambil alih atensi Airen.

"Huh?" Airen tersadar, pun terheran begitu menyadari jika Warda kini tengah menunjuk-nunjuk dirinya — ah tidak, bagian samping —

"Loh, bapak?"

Tolong siapa pun, hujat saja Airen. Bagaimana tidak? Disaat orang lain yang mengalami keadaan serupa seperti gadis itu, harusnya ekspresi yang dikeluarkan pertama kali adalah terkejut. Tapi lihat Airen sekarang, entah terlampau polos atau bodoh, gadis itu dengan santainya merespon dengan dua kalimat yang membuat Warda maupun Kanaya menempatkan telapak mereka pada dahinya masing-masing.

"Bapak kok ada di sini?" tanyanya bodoh.

Prof. Sidik, selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar sejarah korea tersebut terlihat menaikkan alisnya. pria tua itu bersedekap, menatap ketidakpekaan Airen dengan santai. "Saya sedang menegur salah satu mahasiswa yang tidak fokus pada kelas saya."

Mendengar hal itu, Airen menganggukkan kepalanya polos. "Terus, kok Bapak ada di sebelah saya?" tanya gadis itu lagi, masih belum paham di mana letak kesalahannya, yang sontak membuat beberapa mahasiswa mengulum senyum geli. Pengecualian untuk Warda dan Kanaya yang kini sudah mengubur wajahnya dalam-dalam.

"Kamu mahasiswa saya?"

Dengan mantap Airen menjawab, "Betul, Pak."

Extraordinary YOU ✔️Where stories live. Discover now