[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Airen paham dengan pasti bahwasanya, tidak selalu rencana yang telah ia susun akan membuahkan hasil yang baik dalam sekali waktu.
Dan itu berlaku untuk keadaannya saat ini.
Seusai pertemuannya dengan Sheranina Rossa, Airen bergegas memesan ojek online menuju kampus dengan niatan ingin meluruskan seluruh permasalahannya dengan Jeffrey, namun ...
Alih-alih Jeffrey, Airen malah dipertemukan dengan Aldi yang kebetulan saat itu muncul secara tiba-tiba di balik pintu ruangan senat yang bahkan belum sempat Airen ketuk.
Canggung.
Bukan hanya Airen yang menyadari keadaan tak mengenakkan itu, melainkan juga Aldi yang seolah tergagap; bingung memikirkan kata apa yang harus pria itu keluarkan guna menyapa Airen.
"O-oh ... Ren, mau ketemu ... si Jepri ... ya ... ?" tanya setelah beberapa saat terdiam. Kentara sekali nada canggung pada kalimat yang Aldi keluarkan.
Pun Airen yang seketika bingung, harus merespon ucapan pria itu dengan apa. "Uhm ... itu — "
"Nah ini orangnya muncul! Iren nyariin lo nih."
Deg.
Sontak Airen mengalihkan pandangannya pada Jeffrey yang tiba-tiba muncul lengkap dengan raut datarnya. Pria itu sempat melirik Airen; melempar tatap satu sama lain, namun hal itu tak berlangsung lama. Karena yang terjadi selanjutnya cukup membuat hati Airen mencelos begitu melihat Jeffrey memalingkan wajah; memutus kontak seolah enggan memaku tatap dengan Airen.
Tanpa menyapa Airen, Jeffrey melengos begitu saja melewati gadis yang kini semakin dirundung perasaan pilu terlebih kala melihat respon Jeffrey yang terlampau dingin tersebut.
Aldi yang terheran melihat Jeffrey melengos begitu saja, sontak menahan pundak Jeffrey; menghentikan langkah pria itu. "Lah, lo mau ke mana, Jep? Kok mabur?" tanyanya, terheran.
"Mau isi seminar. Gue duluan, udah ditunggu," balas Jeffrey, melirik Aldi sambil berusaha melepaskan tangan pria itu dari pundaknya.
Mendengar penuturan Jeffrey, netra Aldi lantas melirik bergantian kedua orang yang hari ini nampak terlihat tidak selayak biasanya itu. "Tapi, ini ... ada Airen — "
"Dia bukan mau ketemu sama gue."
Deg.
Percayalah. Jawaban itu sukses meremukkan hati Airen hingga rasanya, gadis itu seolah lupa akan rasa menusuk yang kini memenuhi seluruh bagian rongga dadanya.
"Hah?"
Terlihat tak memedulikan kebingungan Aldi, Jeffrey kembali melanjutkan langkah tanpa sekalipun ada niatan barang sekali melirik Airen. Meninggalkan gadis itu dengan pria yang Jeffrey percayai memang ingin Airen temui, alih-alih dirinya.