24. Do we have to do this?

4.4K 661 285
                                        

Hari Jumat seharusnya Airen nikmati dengan bersantai di kost, alih-alih menghabiskan waktu di green buliding seorang diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Hari Jumat seharusnya Airen nikmati dengan bersantai di kost, alih-alih menghabiskan waktu di green buliding seorang diri. Berhubung hari ini adalah hari terakhir UAS —setidaknya itu yang tercantum di dalam jadwal milik Airen juga kedua gadis yang kini pulang ke rumah masing-masing untuk menikmati hari libur sebelum disibukkan dengan job guide yang sudah menanti.

Airen sebenarnya juga berniat pulang menghabiskan satu minggu jatah libur semesternya di rumah, namun harus gadis itu undur karena persiapan bazar kewirausahaan yang akan dimulai selasa depan.

Jadi daripada gadis itu berdiam di kost seorang diri, menghabiskan waktu di green building sepertinya bukanlah ide yang buruk.

Suara goresan pensil setia menemani Airen kala itu. Beberapa tulisan berabjad korea terlihat memenuhi buku catatan milik gadis itu. Tempelan sticky notes beragam bentuk pun warna sama ramainya memenuhi buku bahasa korea seorang Airen. Menulis beberapa hal yang sekiranya penting, pun tak lupa Airen tandai dengan highlighter berwarna pastel kepunyaannya.

Dering marimba yang menjadi penanda panggilan masuk pada ponsel Airen terdengar memecah atensi. Gadis itu melirik sebentar iPhone miliknya, sebelum meraih benda pipih persegi tersebut, lantas menempelkannya pada telinga.

"Hmm ... kenapa?" Airen mengapit ponselnya, saking tidak ingin kegiatan menulisnya terhenti barang sedetikpun.

'Teteh di mana?'

"Di GB, kunaon? (kenapa)"

'Urang kadinya, tungguan. (Saya/gue/aku ke sana, tungguin)'

Airen mengambil ponsel yang sedari tadi ia apit menggunakan telinga dan bahunya. Atensi pada buku dan tulisan hangul gadis itu alihkan sepenuhnya pada seseorang yang tengah berbicara dengannya melalui panggilan saat ini.

"Baru mau ke sini, 'kan? Lagi di mana?"

'Baru keluar kelas, kunaon? (kenapa)'

"Mampir ke sekre dulu sana, ambilin flashdisk Teteh."

'Nyuruh apa minta tolong?'

"Nanti bilang aja, Mbak mau ambil titipan Bu Yura dosen bahasa korea, gitu," balas Airen, tak mengindahkan ucapan Akmal.

'Teteh aja, sih yang ngambil, urang cape. (Amal capek)'

"Teteh nggak nyuruh kamu ke FK ya, Mal. Cuma tinggal nyebrang doang, manja pisan," kesal Airen.

'Masya Allah ... Teteh nggak denger berapa kali urang nurunin tangga? Leklok lamun nyaho mah (capek kalo mau tau) tiap hari makanannya begini.'

Gadis itu sebenarnya dapat mendengar langkah kaki ditambah napas berat adik sepupunya, namun tidak ia gubris sebab tahu jika itu hanya akan dijadikan alasan oleh pria yang lebih sering ia panggil Akmal tersebut.

Extraordinary YOU ✔️Where stories live. Discover now