48. Getting worst

3.6K 525 149
                                        

"Jadi siapa yang mau jelasin duluan, ini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










"Jadi siapa yang mau jelasin duluan, ini?"

Suara berat Jeffrey barusan telak menyita seluruh atensi orang-orang yang dipaksa duduk berkumpul melingkar guna menyelesaikan pertikaian yang terjadi beberapa saat lalu.

Dareel, Johnny, Dika, Aldi, Jeno, bahkan Sheranina Rossa yang sedari tadi bergabung membantu mencari keberadaan Airen, ikut berkumpul melerai pertikaian para gadis yang rambutnya bahkan sudah mirip singa betina tersebut.

"Gue Kak!" seru Warda. Jemari pun netra gadis itu kemudian mengarah pada Ajeng yang sibuk bersedekap ria. "Nih, yang mulai dia sama jongos-jongosnya nih! Ngata-ngatain Iren gatel lah, ayam kampus lah — lo pikir aja Kak, gimana gue nggak kesel coba?"

Jeffrey sempat melirik kecil Airen kala mendengar penuturan Warda barusan. Sesaat kemudian, fokusnya kembali pria itu pusatkan pada Ajeng seraya melontarkan pertanyaannya. "Bener kamu bilang gitu, Ajeng?"

"Ngomong dong, masa tiba-tiba gagu gitu," serobot Warda yang gemas melihat Ajeng terus bungkam seolah enggan membuka suara.

"Saya bisa naikin kasus ini ke kaprodi kalian masing-masing loh. Kalian apa nggak malu, ribut udah kayak anak tk gitu? Saya yang liat aja malu." Orang-orang yang terlibat dalam perkelahian beberapa waktu lalu terlihat menundukkan kepalanya kala dihadiahi kalimat seperti itu oleh Jeffrey. Pengecualian untuk Ajeng karena saat ini, gadis itu terang-terangan menatap Jeffrey dengan tatatan meremehkannya. "Percuma aku jelasin, kalau ujung-ujungnya kamu juga bakal belain Airen sama temen-temennya, 'kan?"

Dan ucapan Ajeng seketika mendapat respon dari Warda tak kalah tajamnya. "Oh ya jelas lah, orang kita nggak salah! — "

"Warda! Kamu bisa diem dulu?" pinta Jeffrey, tegas, yang tentu mau tak mau harus Warda turuti meskipun tak bisa dipungkiri jika mulutnya masih terlalu gatal ingin menyumpahi gadis yang dirinya pikir tak lebih dari titisan mak lampir itu.

Kembali Jeffrey pusatkan atensinya pada Ajeng yang kentara tengah menahan kesal. "Ajeng?"

Tak ada jawaban. Gadis angkuh itu masih mempertahankan egonya, membuat Jeffrey mau tak mau kembali membuka suaranya guna memanggil gadis itu.

"Ajeng — "

"Iya, puas?!" sentak Ajeng, frustasi.

Beberapa orang yang berkumpul di sana sempat melirik tak suka atas perilaku penuh tempramen gadis itu.

Lain hal dengan Jeffrey yang kembali dilanda kekhawatiran perihal keadaan Airen, kedapatan mencuri lihat gadis yang terlihat lebih murung dari siapa pun tersebut.

"Kenapa? Airen punya salah sama kamu? Atau semua ini kamu lakuin cuma karena gosip murahan itu?" tanya Jeffrey. Nada suara pria itu kembali memberat, pun tatapannya yang lurus; menatap Ajeng tajam.

Extraordinary YOU ✔️Where stories live. Discover now