[𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐫𝐲 𝐲𝐨𝐮] [written in 𝐛 𝐚 𝐡 𝐚 𝐬 𝐚] completed
Blurb:
𝐀𝐢𝐫𝐞𝐧𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐧𝐝𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐍𝐚𝐢𝐟, gadis cantik berstatus Mahasiswa Bahasa Korea di Universitas A - salah satu universitas negeri terkenal di daerah Bandu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Two years ago.
"Kakak yang pake topi sama masker item, stop di situ!"
Jeffrey menghentikan langkahnya begitu merasa jika seruan barusan terdengar seperti ditujukan untuknya. Belum sempat mencari tahu perihal orang yang berhasil menginterupsi langkahnya, Jeffrey sudah lebih dulu dikejutkan dengan kehadiran seorang gadis yang tiba-tiba muncul di hadapannya, lengkap bersama napas yang memburu namun menyeramkannya masih bisa tersenyum lebar seperti itu.
Aneh.
Kesan itu berhasil Jeffrey simpulkan kepada seorang gadis yang — sialannya berdiri terlalu dekat dengannya, sampai-sampai Jeffrey dapat mencium dengan jelas aroma shampo yang gadis di depannya pakai.
Cotton blossom.
Salah satu jenis wewangian lembut pun ringan dengan aroma floral-nya yang bersih. Sama sekali tidak mencerminkan karakter gadis di depannya, namun entah mengapa Jeffrey merasa jika wewangian tersebut menguar dengan sempurna bercampur bersama feromon gadis itu.
Hampir Jeffrey tenggelam bersama pemikirannya jika saja gadis di depannya ini tidak lagi kembali bersuara.
"Kakak kalau Iren minta tolong, Kakak mau bantuin, nggak?"
Hah?
Jeffrey mengerutkan keningnya bingung, seolah belum menangkap maksud gadis yang ia asumsikan bernama ... Iren ... ?
Belum sempat merespon, Jeffrey sudah kembali disambut dengan suara gadis di depannya terlampau heboh.
"Mau, 'kan? Mau doooong! Orang baik, disayangnya bukan cuma sama Allah loh, Kak, tapi sama Iren juga, hehe ...." Pun cengiran itu, seolah paket lengkap yang berhasil membuat pagi Jeffrey tidak sehening biasanya.
Tak ingin terus membuang waktu, Jeffrey lantas melirik jam yang menempel pada pergelangan tangannya, lalu berujar, "Kamu jadi minta tolong, nggak? Kalau masih mau ngoceh, saya tinggal, ya? Saya sib — "
"E-eeeeeeeh! Jadi Kak, jadi kok astagfirullah maaf ya, Iren kalau ngomong emang suka lupa direm. Tuh? Sekarang aja nggak bisa di rem, 'kan — "
"Jadi minta tolong, nggak?!" seru Jeffrey. Saking gregetnya, Jeffrey sampai tidak sadar telah menaikkan suaranya seperti itu.
"Jadi! Jadi, Kak," balas gadis yang betah berdiri di depan Jeffrey, terlampau terburu, seolah takut ditinggalkan oleh pria di depannya.
Sejurus kemudian, gadis itu kembali melanjutkan ucapannya. "Kakak bisa tunjukkin aku gedung administrasi, nggak? Aku muter-muter tapi nggak nemu-nemu." Bukan cengiran lagi yang berhasil Jeffrey dapatkan, melainkan raut memelas yang gadis itu sertakan di akhir kalimatnya.