Haruka Nanase x Reader!
Free! © Kōji Ōji
-~-
"Haru, i am cooming!" Teriak gadis dengan surai [h/c] nya yang bergerak mengikuti arah angin di depan kediaman keluarga Nanase.
[Full Name]- nama gadis itu. Sudah lama ia tak berkunjung ke rumah Haru, padahal dulu waktu kecil [Name] sering ke rumah itu. Bahkan sampai menginap karena tertidur di kamar Haru setelah lelah bermain.
Setelah beberapa menit menunggu, pintu terbuka- menampilkan sosok Haruka Nanase hanya dengan celana renang selutut. Memperlihatkan dengan jelas otot perut miliknya. Rambutnya pun sedikit basah.
"Haru!" Teriak [Name] sekali lagi sembari menutup matanya menggunakan kedua telapak tangannya. "Setidaknya pakai dulu bajumu sebelum membuka pintu, aku itu perempuan."
Haru menatap datar ke arah [Name], sedikit merasa ada yang aneh dari gadis itu. Apa Haru tidak salah lihat? Ia melihat [Name] memakai dress putih polos. Biasanya gadis itu memakai kaos dan juga celana, Haru tak pernah melihat [Name] memakai dress.
Mungkin ini kali pertamanya melihat gadis itu berpenampilan perempuan.
Haru tak memperdulikan hal tersebut. Kembali masuk ke rumahnya dengan [Name] yang berjalan dibelakangnya layaknya anak kecil. Ucapan lirih Haru membuat [Name] sedikit geram.
"Aku tak pernah menganggap mu perempuan."
Memang sejak kecil dulu, [Name] selalu memakai celana dan tak pernah mau memakai rok ataupun dress. Bahkan [Name] sering meminta pakaiannya kembar dengan milik Haru. Apakah karena itu Haru tidak menganggap [Name] sebagai seorang perempuan?.
"Kau di rumah sendiri?" Tanya [Name], dijawab anggukan kepala oleh Haru.
[Name] terus berjalan di belakang Haru, sampai ia menyadari jika Haru terus berjalan ke kamarnya. "Eh!? Jangan bilang kau mau mengerjakan tugas kelompok di kamarmu."
Haru berbalik, menatap [Name] yang tadi berada di belakangnya.
"Haru, kita bukan anak kecil lagi, kita sudah SMA. Aku tak mau bermain-main di kamar laki-laki."
Haru memutar bola matanya. Menghela nafas berat dan menarik pergelangan tangan [Name]. Membawa gadis itu ke kamarnya. "Kita tidak akan bermain."
[Name] dan Haru duduk berhadapan di atas lantai kayu dengan meja kecil sebagai pembatas sekaligus papan untuk meletakkan buku. [Name] mengeluarkan bukunya dan mulai mengerjakan satu persatu soal hingga 50 soal tersebut selesai.
"Kenapa kamarmu selalu membuatku mengantuk" [Name] menguap, meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai tumpuannya.
[Name] hampir terlelap, jika saja Haru tidak kembali menarik tangannya. Tadi Haru menarik sang gadis ke dalam kamarnya, sekarang ia menarik [Name] keluar kamar, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Meresahkan.
"Haru, aku mengantuk," Rengek [Name] sembari terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Haru. "Aku mau pulang."
Haru tak kunjung melepaskan genggaman tangannya, membuat [Name] mau tak mau harus terus melangkahkan kakinya hingga mereka berdua sampai di sebuah tempat.
Malam ini, tak jauh dari rumah Haru, ada festival musim panas. [Name] tak menyangka Haru kembali membawanya ke tempat ini seperti dulu saat mereka masih kecil. Sudah lama sejak SMP, [Name] dan Haru tak pernah datang ke festival musim panas.
Seolah ditarik magnet, [Name] berhasil melepas genggaman tangan Haru dan mendekat ke arah penjual permen kapas. Haru yang menyadari hal itupun menggelengkan kepalanya.
"Tunggu disini." Ucap Haru.
[Name] yang bingung pun hanya mengangguk tak paham. Setelah ditarik ke tempat seperti ini, Haru justru malah meninggalkannya sendiri. Jika sudah tahu akan seperti ini, [Name] memilih untuk tidur di kamar Haru saja.
Mata [Name] berbinar melihat Haru yang kembali dengan permen kapas ditangannya. Memberikan permen tersebut kepada [Name].
"Kau sehat kan?" Tanya [Name] merasa aneh dengan tingkah Haru sejak tadi. Mulai memasukkan permen kapas ke mulutnya. Belum sempat Haru menjawab, [Name] kembali mengajukan pertanyaan sembari menyodorkan permen kapas tadi ke depan mulut Haru, "Kau tak makan?."
Melihat Haru yang menggeleng, "Yasudah" [Name] kembali makan permen kapas tersebut dari sisi kiri. Walaupun menggeleng, Haru juga memakan permen kapas tersebut dari sisi kanan.
First kiss secara tidak langsung woahh. 🔫
[Name] buru-buru memalingkan wajahnya, begitupun dengan Haru.
"[Name]" Panggil Haru setelah hening beberapa saat.
[Name] menoleh ke arah Haru. Menatapnya penuh tanya.
"Apa kau memakai dress agar terlihat seperti perempuan?"
[Name] tertohok. Alasan ia memakai dress memang agar Haru melihatnya sebagai perempuan. "Tidak, mau pakai dress, celana, atau tidak memakai apa-apa, aku tetap seorang perempuan."
"Cantik."
Tubuh [Name] seperti membeku. Jantungnya ngewoah. Setelah belasan tahun berteman, baru kali ini Haru memujinya. Semburat merah menjalar ke seluruh wajah [Name] hingga daun telinganya.
"Aku menyukaimu." Ucap Haru disusul dengan kecupan singkat di dahi [Name].
---
29 Maret 2021