𝟎𝟔𝟖. kenma kozume - game

5.9K 825 69
                                    

Kozume Kenma, pria dengan julukan kepala puding itu sejak tadi terus mengamati setiap hal yang dilakukan oleh gadis di depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kozume Kenma, pria dengan julukan kepala puding itu sejak tadi terus mengamati setiap hal yang dilakukan oleh gadis di depan sana. Bukan tentang gadis itu yang terlihat tengah membagikan air mineral, melainkan kedekatan antara dia dan kapten voli Nekoma.

Tetapi sepertinya gadis itu sadar jika sejak tadi Kenma terus memperhatikannya. Melangkahkan kaki jenjangnya mendekati sang pemuda, setelah berjarak tak lebih dari setengah meter darinya, tangan terulur memberi satu botol air mineral.

"Jangan terlalu memaksakan diri." ujarnya sedikit ketus, kemudian berlalu begitu saja dan duduk di kursi yang berbeda dengan Kenma. Gadis yang diketahui bernama [Name] itu menghela nafas lelah. Menjadi manager voli ternyata tidak se-menyenangkan bayangannya dulu.

Padahal Kenma baru saja dibuat kesal dengan ulah gravitasi yang terus menjatuhkan bolanya, kini justru ditambah dengan tingkah gadis itu.

Setelah pertandingan Nekoma melawan Karasuno selesai, Kenma berjalan terburu-buru mencari [Name]. Gadis itu selalu saja tiba-tiba menghilang. Kenma menghela nafas lega, kala netra menangkap sosok sang gadis tengah asik berbincang dengan manager Karasuno.

Kenma menghentikan langkah kakinya, menatap dari kejauhan interaksi antara ketiga gadis itu—lebih tepatnya hanya menatap [Name] yang asik berbincang sembari sesekali tertawa hingga terlihat rentetan giginya juga senyum yang tidak henti-hentinya tercetak di bibir mungilnya. Sudah berapa lama Kenma tidak melihat pemandangan seperti itu?

Lagi-lagi [Name] menyadari jika seseorang terus memperhatikannya dari kejauhan. Lantas, ia buru-buru pamit dan berjalan mendekati orang itu—kemudian langsung menarik pergelangan tangannya.

"Berhenti dekat-dekat Kuroo," ucapan itu membuat [Name] melepaskan genggaman tangannya dan membalikkan tubuh menghadap Kenma. "Aku tidak suka."

"Ingat Kenma, kita sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa," [Name] menjeda kalimatnya saat menyadari jika Kenma menatapnya tajam. Ia meneguk ludah kasar karena sedikit takut. "Jadi terserah ku."

Hubungan yang dimaksud adalah pacar. Mereka berdua memang pernah menjalin hubungan sebagai seorang pacar meski tak lebih dari satu bulan. Tidak ada yang tahu hubungan mereka, bahkan Kuroo Tetsurou yang merupakan teman dekat Kenma saja tak tahu mengenai hal tersebut.

[Name] memutuskan hubungan tersebut karena merasa bahwa Kenma hanya mempermainkannya. Saat menjalin hubungan dengan Kenma, hidup [Name] tidak bebas dan merasa terus di kekang. Bahkan Kenma seperti menjadikan dirinya sebagai game console.

Kenma masih diam di tempat, menatap kepergian gadis itu dengan bibirnya yang membentuk seringaian tipis.

Berhari-hari setelah itu, kehidupan [Name] sedikit tentram karena Kenma sudah tidak pernah menampakkan batang hidung di depannya. Atau jika tidak sengaja berpapasan, Kenma berlagak seperti orang asing yang tidak pernah mengenal satu sama lain.

Malam ini, [Name] mendapat telepon dari nomor tidak di kenal. Karena sudah malas dengan ponsel yang terus berdering, [Name] memutuskan untuk menerima panggilan tersebut.

"Tolong aku, [Name]." Terdengar suara yang begitu parau dari seberang telepon. [Name] tahu betul suara itu. Apakah Kenma sampai repot-repot mengganti nomor baru karena nomor yang dulu sudah [Name] blokir?

Walaupun hatinya sudah tertutup untuk laki-laki itu, tetapi bukan berarti [Name] mengabaikannya saat ia membutuhkan bantuan.

"Kau di apartemen kan?" tanyanya, tetapi tidak mendapat sebuah jawaban. [Name] langsung mengambil jaket tebal dan bergegas ke apartemen Kenma. Jarak antara apartemennya dengan apartemen Kenma tidak terlalu jauh, hanya perlu berjalan kaki kurang lebih lima belas menit.

[Name] mengernyitkan dahi heran karena pintu apartemen itu terbuka lebar. "Kenma?" panggilnya sembari melangkahkan kaki masuk ke dalam apartemen.

Di detik berikutnya, selangkah setelah kedua kakinya benar-benar masuk ke dalam apartemen, [Name] dikejutkan dengan pukulan dari belakang yang begitu keras hingga tubuhnya terhuyung dan perlahan pandangannya mulai menggelap.

[Name] terbangun dengan kepala yang terasa sangat pusing—mungkin karena pukulan keras tadi, kedua tangannya di borgol, pakaian berantakan, dan juga rambut yang acak-acakan.

"Ah—pacarku sudah bangun, bagaimana jika kita bermain game baru? Kali ini kita akan melakukannya dengan sadar."

---
Haikyuu © Haruichi Furudate
03/12/2021

meng-ooc (O_O)

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang