𝟎𝟎𝟓. manjirou sano - sano twins [ 1/2 ]

14.3K 1.7K 669
                                    

Menjadi saudara kembar Sano Manjirou adalah salah satu penderitaan hidup di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi saudara kembar Sano Manjirou adalah salah satu penderitaan hidup di dunia ini.

– Sano [Name]

"Manjirou cepat!" teriak [Name] yang sudah berada di luar apartemen. Gadis itu sedikit panik setelah melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 07:24. Sia-sia ia bangun pagi-pagi buta jika pada akhirnya tetap terlambat akibat ulah saudara kembarnya.

"Lihat berandalan itu baru keluar setelah saya lumutan, tercium bau-bau beban saudara." celetuk [Name] saat melihat Manjirou keluar dari apartemen dengan santainya sembari mengunyah dorayaki.

"Nanggung, sebentar lagi setengah delapan." Manjirou menaiki motor kesayangannya setelah menelan dorayaki gigitan terakhir.

"Bodoh! Aku sudah bosan setiap hari terlambat." [Name] ikut naik di motor Manjirou. Sejujurnya [Name] malas melakukan hal tersebut, karena membonceng Manjirou sama saja menjemput ajal.

enak banget masuk jam set8

enak banget masuk jam set8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nguengggg....

"Manjirou, aku belum mau mati!" [Name] memukul-mukul pundak Manjirou. Selain Manjirou yang melajukan motornya melebihi kecepatan cahaya, mereka berdua juga tidak memakai helm, ditambah dengan usia keduannya yang masih di bawah umur dan belum memiliki SIM. Sangat amat tidak boleh di tiru!

"Diam lah, katanya sudah bosan terlambat!"

[Name] masih terus memukuli pundak Manjirou. Berharap laki-laki itu sedikit memelankan laju kendaraannya. "Ini namanya bosan hidup!"

Mereka berdua sampai di depan sekolah, namun tetap saja gerbang sudah di tutup.

Manjirou turun dari sepeda motornya, diikuti oleh [Name] yang juga turun. Manjirou menoleh ke arah kembarannya. "Kau baik-baik saja 'kan?"

[Name] tersenyum pasrah bak orang tertekan, ia sudah lelah menghadapi kelakuan dari saudara kembar nya itu. "Tidak apa-apa, nyawa ku sudah pergi ke isekai."

"Ayo masuk." Manjirou mulai memanjat gerbang tersebut. Setelah sampai di atas, Manjirou mengulurkan tangannya untuk membantu [Name] naik.

"Semoga celana Manjirou kecantol." ucap [Name] saat melihat Manjirou yang sedang memanjat gerbang. Saat ia ingin menyusul Manjirou, kedatangan guru membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

Manjirou yang masih berada di atas gerbang langsung kembali turun dan berdiri di samping [Name] dengan cara melompat. Ternyata doa [Name] tidak terkabulkan, Manjirou mendarat ke tanah tanpa kecantol.

"Kalian kenapa terlambat lagi?" tanya seorang guru laki-laki yang baru saja datang. Kedua tangannya dilipat di depan dada.

"Salah Manji—"

"Tadi di jalan saya ketemu kucing, sensei," potong Manjirou. "Memang benar kan, depan apartemen sering ada kucing lewat," bisik nya di telinga [Name].

"Apa hubungannya dengan setiap hari terlambat?" tanya guru itu lagi.

"Tidak ada, karena saya sudah ditakdirkan untuk terlambat."

[Name] menggelengkan kepalanya, malu.

"Mending saya dibolehin masuk kelas, atau sensei masuk akhirat?" Sekarang giliran Manjirou yang bertanya. Lebih ke mengancam sih. Jangan ditiru! adegan tersebut hanya dapat di lakukan oleh profesional.

Guru tersebut menggelengkan kepala dan membukakan gerbang untuk kembar Sano. "Besok jangan terlambat lagi, ya."

"Ha'i." [Name] membungkukkan tubuhnya.

"Ayo [Name]!" Manjirou berjalan masuk ke kelas sembari menggandeng tangan [Name]. Meninggalkan motornya di depan gerbang sendirian. Tenang saja, tidak ada yang berani mengambil motor milik Manjirou.

Hari berikutnya, Manjirou berangkat sekolah seorang diri karena sejak bangun tidur, ia tidak melihat batang hidung [Name]. Namun beruntungnya, tersedia roti yang sudah di olesi selai cokelat di atas meja dan juga segelas susu.

Manjirou langsung melahapnya.

Sudah di pastikan jika [Name] berangkat terlebih dahulu menaiki bus.

Berangkat sendiri, kebut-kebutan sendiri, menjemput ajal sendiri. Walaupun sering membuat [Name] naik darah, dan jarang atau bahkan tidak pernah akur, Manjirou tetaplah saudara kembar [Name].

Tidak di ajak bicara dan ditinggal pergi ke sekolah lebih dulu membuat Manjirou merasa ada yang kurang dalam hidupnya.

"Kau marah dengan ku, ya?" tanya Manjirou setelah masuk ke kelas. Sudah satu rahim, satu apartemen, satu kelas, dan [Name] juga satu bangku dengan Manjirou. Lengkap sudah penderitaannya.

[Name] hanya membalas ucapan Manjirou dengan berdeham pelan tanpa melihat ke arahnya. Pandangan [Name] fokus dengan ponsel ditangannya.

"Ini dorayaki," Manjirou meletakkan satu dorayaki di depan meja [Name]. "Isi cokelat, kau pasti tidak akan menolaknya 'kan?"

Padahal [Name] sudah berniat puasa bicara dengan Manjirou lebih dari satu hari. Namun jika Manjirou sudah menyogoknya seperti saat ini, tentu saja [Name] tidak bisa menolak.

[Name] mengambil dorayaki tersebut. "Sankyu."

"Janji deh, besok aku bangun pagi." Manjirou tersenyum ke arah [Name] sembari mencubit pipi sang gadis. Kemudian ia mengulurkan jari kelingkingnya.

Sesuai janji Manjirou, pagi berikutnya ia benar-benar bangun pagi. Bahkan Manjirou bangun mendahului [Name], dan juga memasak sarapan.

"Ayo [Name] cepat!" teriak Manjirou yang sudah berada di luar apartemen. "Lihat manusia itu baru keluar setelah saya lumutan, tercium bau-bau beban saudara." Sepertinya Manjirou balas dendam.

[Name] terkekeh pelan dan naik ke atas motor Manjirou.

Mereka berdua tidak lagi kebut-kebutan di jalan. [Name] dan Manjirou menikmati udara pagi Tokyo sembari sesekali bergurau.

Andai sejak dulu seperti ini, pasti kehidupan [Name] tentram dan damai.

---
Tokyo Revengers © Ken Wakui
09/06/2021

gara-gara manjirou ngebut :

gara-gara manjirou ngebut :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang