𝟎𝟖𝟔. neito monoma - serendipity

3.9K 367 26
                                    

Gemericik hujan seolah menjadi teman bagi seorang mahasiswa semester akhir yang tengah disibukkan dengan beban hidup bernama skripsi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemericik hujan seolah menjadi teman bagi seorang mahasiswa semester akhir yang tengah disibukkan dengan beban hidup bernama skripsi. Dinginnya angin malam tidak ia pedulikan, pria bernama Neito Monoma itu masih betah berdiam diri di depan meja belajar. Namun, bukan berarti Monoma tengah mencoba menyelesaikan skripsinya. Ia justru sibuk memandangi pigura yang sudah belasan tahun berada di sudut meja.

Pigura yang merupakan wadah foto dirinya bersama dengan seorang gadis cilik berkuncir dua—yang walaupun hanya dilihat sekilas pun orang akan tahu jika gadis itu banyak tingkah. Tetapi entah mengapa Monoma bisa jatuh hati dengannya. Jatuh hati yang kini memunculkan rasa cemburu, padahal kenyataannya ia tidak mempunyai hak untuk merasakan hal tersebut.

Mengabaikan layar laptopnya yang masih menyala, Monoma justru asik dengan dunianya sendiri. Pikirannya tenggelam, mengingat kejadian demi kejadian bersama teman kecilnya. Iya, hubungan Monoma dengan gadis itu memang hanya sebatas teman kecil saja, tidak lebih.

"Kakak namanya siapa?" tanya seorang gadis kecil berkucir dua sembari menyodorkan satu permen menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya membawa boneka beruang. "Kalau aku [Name]."

Dengan ragu Monoma mengambil permen tersebut. Namun, pikirannya mengatakan jika gadis itu sok kenal dan sok dekat dengannya. Gadis itu juga membuat Monoma merasa kesal karena belum sempat ia menjawab pertanyaan tersebut, tetapi sang gadis kembali membuka suara.

"Kata Mama, kalau dikasih sesuatu itu bilang makasih. Kakak kok diem aja, emang Mamanya Kakak nggak ngajarin?" ucap [Name] dengan ekspresi wajah sedikit kesal karena pertanyaannya tak mendapat jawaban. "Terus tadi aku nanya nama Kakak siapa juga nggak dijawab. Padahal kata Mama kalau ada orang yang nanya, kita harus jawab, jawabnya yang sopan."

Sama seperti sang gadis, Monoma pun menampilkan wajah kesal. Ia tidak biasa dihadapkan dengan makhluk banyak bicara seperti manusia yang tiba-tiba duduk disampingnya itu. "Kata Mama, kita nggak boleh bicara waktu lagi makan. Kamu lagi makan permen kenapa banyak bicara?"

[Name] berdiri dari duduknya, kemudian menghadap ke arah Monoma. "Aku kan cuma tanya nama Kakak!!" ucapnya sedikit berteriak disusul dengan memutar bola matanya malas.

Monoma ikut berdiri, kemudian mengendikkan bahunya acuh. Ia tidak berniat memberitahukan namanya kepada sang gadis. "Kata Mama, kalau makan itu duduk." ucapnya, kemudian menjulurkan lidah ke arah sang gadis dan melenggang begitu saja. Jika didengar dari nada bicaranya, Monoma tengah mengejek [Name] yang sejak tadi terus berujar 'kata Mama'.

Ya, pertemuan pertama Monoma dengan [Name] terjadi ketika laki-laki itu diajak sang Ibu pergi arisan. Mulai saat itu, Monoma menjadi lebih dekat dengan [Name] karena selalu satu sekolahan sejak PAUD—walaupun kenyataannya tidak ada kata akur dalam hubungan pertemanan mereka. Disebut teman kecil pun sepertinya tidak bisa, sebab keduanya tidak pernah mengaku menjadi teman. Bahkan Monoma selalu menyebut jika [Name] adalah musuhnya, begitupun sebaliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang