𝟎𝟖𝟓. ran haitani - pacarable

4K 460 13
                                    

Siapa yang tidak mengenal HAITANI RAN? Aktor berdarah Jepang yang akhir-akhir ini namanya booming karena kepiawaiannya dalam ber-ackting-juga parasnya yang mampu membius hati jutaan kaum hawa dalam sekali kedip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang tidak mengenal HAITANI RAN? Aktor berdarah Jepang yang akhir-akhir ini namanya booming karena kepiawaiannya dalam ber-ackting-juga parasnya yang mampu membius hati jutaan kaum hawa dalam sekali kedip. Namun, pernahkah kalian berpikir jika di balik perannya sebagai seorang kriminal, Ran adalah seorang PACAR-ABLE?

"Kamu dari mana sih? Kemana aja? Kenapa lama banget? Kamu tahu nggak aku udah nunggu dari kapan? Saking lamanya aku sampai kadaluwarsa, jamuran, lumutan, terus-" Ucapan [Name] terhenti tatkala jari telunjuk Ran tiba-tiba saja sudah berada di bibirnya. Darah yang sempat naik, langsung turun ketika melihat laki-laki di kursi kemudi itu tersenyum simpul ke arahnya.

"Jangan marah-marah mulu ih, nanti cepet tua," tegurnya, kemudian mobil kembali melaju ke jalanan yang lumayan senggang karena saat ini bukan weekend. "Kalau kamu mulai tua dari sekarang, kita jadi nggak bisa menua bersama."

Pura-pura tidak mendengar, itulah yang saat ini sang gadis lakukan. Selain sudah kebal dengan ucapan Haitani Ran, [Name] juga masih merasa kesal karena sudah menunggu hampir satu jam demi sebuah bookstore date.

Walaupun radio sudah diputar, tetapi jika keduanya saling diam, akan tetap terasa aneh-juga menjadi sedikit canggung. Oleh karena itu, Ran memutuskan untuk kembali membuka suara. "Kalau kamu tanya aku darimana aja, ya jawabannya dari rumah. Kemana aja? Nggak ke mana-mana. Terus kenapa lama banget? Ngasih makan kucing dulu." Jelasnya diakhiri tawa kecil.

Mendengar tawa kecil Ran membuat [Name] ikut tertawa juga. Terkadang [Name] bertanya-tanya, kenapa pacarnya itu bisa diberi peran seorang kriminal, padahal dimatanya Ran hanyalah seorang cowok tengil yang kerjaannya mengurus sang majikan-si kucing oren kesayangan.

"Harusnya tadi kamu pakai masker, kacamata, sama topi juga, Ran..." Saran sang gadis ketika melihat bookstore yang mendadak riuh karena kedatangan seorang kriminal-maksudnya Haitani Ran.

"Yang penting kan meraka nggak ganggu aku," Ucap Ran santai, kemudian tersenyum ramah ke para pengunjung bookstore yang tengah memperhatikannya. "Nggak sampai ngeroyok aku juga 'kan? Jadi gapapa."

[Name] hanya menghela nafas pasrah, padahal kan maksudnya karena ia tidak suka menjadi pusat pandangan. Ya, walaupun kenyataannya yang menjadi pusat pandangan itu manusia di sebelahnya sih.

Detik selanjutnya, hanya sunyi yang menyelimuti keduanya. [Name] terlalu asik mencari buku fiksi, sedangkan Ran sibuk mencari buku yang mungkin bisa mengubah hidupnya-atau mungkin buku untuk referensi aksi menge-treat gadisnya like a queen.

Entah hanya kebetulan atau tidak, Ran dan [Name] memiliki selera buku yang sama. Jadi tidak heran jika beberapa hari ke depan akan terjadi rutinitas tukar-menukar buku. Kemudian berlanjut dengan saling memberi review yang berakhir dengan memperdebatkan hal fiksi karena berbeda pendapat akan jalan ceritanya.

"Menurutmu mending beli yang ini, apa yang ini aja?" Gadis itu bertanya seraya menunjukkan dua buku yang berada di kedua tangannya secara bergantian. Menjadi pacar seorang aktor nyatanya tidak membuat jati diri sebagai kaum mendang-mending hilang.

Dengan santainya lagi, Ran justru balik bertanya, "Kenapa nggak beli dua-duanya aja?" Setelahnya, ia mengambil dua buku dari sang gadis dan kembali menggandeng tangan mungilnya ke arah kasir.

Diam-diam gadis itu tersenyum tipis. Jika tahu akhirnya seperti ini, mungkin [Name] akan langsung menerima dan membalas perasaan Ran tepat di detik pertama laki-laki itu mengutarakan isi hatinya. Dengan begitu, keinginan memiliki perpustakaan pribadi di rumahnya mungkin sudah terwujud. Hehe.

"Tadi aku sadar kamu senyum-senyum sendiri pas jalan ke kasir," celetuk Ran setelah kembali ke dalam mobil. Tentu saja niatnya menjahili gadisnya. "Kenapa?"

[Name] yang tengah melihat-lihat buku pilihan Ran lantas menoleh ke arahnya sekilas, kemudian kembali fokus pada buku tersebut. Selalu saja, buku pilihan Ran terlihat lebih menarik daripada pilihannya. "Kok buku kamu pasti lebih bagus sih?" Terdengar seolah tengah mengalihkan topik.

Ran mengernyitkan dahi, kemudian tersenyum. "Tapi kan ujungnya buku itu jadi punya kamu juga." Nada bicaranya memang selalu santai, tetapi terkadang efeknya benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantung. Bukankah kalimat itu bermakna jika suatu hari nanti keduanya akan tinggal satu rumah?

"Kamu mau hibahin buku itu buat aku?" [Name] berusaha tetap tenang dikala jantungnya sejak tadi berdetak tak karuan.

Ran menghela nafas panjang, salah satu tangannya ia gunakan untuk mengacak rambut sang gadis. "Mau nikahin kamu, terus ngewujudin wishlist-mu buat perpustakaan pribadi di rumah, nanti kita library date tiap hari."

Tak terima dengan segala keisengan Ran, [Name] pun berceletuk, "Yahhh.... padahal aku maunya nikah sama adikmu." Jika Ran selalu berhasil membuat jantungnya bergetar, maka [Name] bisa membalasnya dengan membuat Haitani sulung cemburu.

Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Ketika mobilnya berhenti di lampu merah, Ran menyempatkan diri untuk mengecup sekilas bibir peach sang gadis. "Bicaranya jelek."

Sepersekian detik kemudian, setelah mobil kembali melaju, barulah gadis itu bisa membuka suara. "RANNNNNN?!?!?" teriaknya lantang. Sedangkan Ran hanya tertawa melihat wajah gadisnya yang berubah menjadi semerah kepiting rebus.

"Mangkanya jangan suka bikin aku cemburu sama adik sendiri," ucap Ran masih diselingi tawa kecil. "Lagian Rindou nggak suka baca, jadi kalian nggak cocok."

"...."

---
Tokyo Revengers © Ken Wakui
07/10/22

request dari : kozumekesi

terimakasih sudah request, maaf jika tidak sesuai ekspektasi ( ͡°³ ͡°)

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang