𝟎𝟐𝟖. karma akabane - secret admirer

12K 1.3K 224
                                    

Karma Akabane x Reader!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karma Akabane x Reader!

Ansatsu Kyoshitsu © Yūsei Matsui

-~-

Saat ini kelas 3-E SMP Kunugigaoka tengah berlibur, tentu saja terselip misi pembunuhan Koro sensei. Mereka menginap di sebuah penginapan. Ketika malam hari tiba, seperti kebiasaan nya saat di rumah, gadis bernama [Full Name] itu berjalan malas ke toilet untuk kencing (?).

Kebiasaan yang ingin sekali [Name] hilangkan. Ia terlalu malas untuk sekedar berjalan ke toilet.

Toilet yang ada di penginapan ini harus melewati kamar laki-laki, salah satu alasan kenapa [Name] malas pergi ke toilet. [Name] malas jika bertemu dengan pria menyebalkan berambut merah yang menjadi saingannya dalam merebutkan peringkat 1.

Menghela nafas lega karena retina [h/c] miliknya tak bertemu dengan pria bernama Akabane Karma itu. Namun ketika melewati kamar laki-laki, langkah kaki [Name] sengaja di perlambat agar tahu apa yang sedang mereka bicarakan.

"Apa ada gadis di kelas kita yang kau sukai?"

Suara salah satu laki-laki dari dalam. [Name] tak begitu tahu siapa pemilik suara itu, untuk apa juga ia menghafal suara satu persatu murid kelas 3E?.

"hmm...kurasa Okuda san."

Namun suara itu, [Name] mengenali suara nya, suara milik laki-laki yang secara diam-diam ia sukai.

[Name] memang menyukai Karma. Entah setan apa yang telah merasuki nya. Padahal pria itu sangat menyebalkan dan membuatnya harus belajar semalaman sebelum ujian agar mampu menyaingi nilai nya.

Tetapi, Karma justru menyukai gadis lain.

Ahah...memang benar tidak boleh menguping pembicaraan orang lain. Jika dari tadi gadis itu sudah tahu akan jawaban Karma, pasti [Name] langsung pergi ke toilet dan berakhir dengan tidak merasa sakit hati.

Entah kenapa, rasa ingin membuang urine nya yang tadi sudah mepet jadi hilang begitu saja setelah mendengar jawaban Karma.

Karena itu [Name] memutuskan untuk ke luar sebentar dan menikmati angin malam saja. Berharap ucapan Karma tadi segera pergi dari pikirannya dan bertingkah tak peduli.

Duduk dengan atensi melihat ke langit berhiaskan jutaan bintang, [Name] hanya memandang kosong tanpa adanya sedikit ketertarikan. Gadis itu hanya ingin berlama-lama disini, tanpa melihat sosok laki-laki yang telah membuatnya gila.

Bahkan [Name] jadi malas kembali ke kamar perempuan dan bertemu dengan gadis yang Karma sukai. [Name] tak mau membenci gadis itu hanya karna Karma menyukainya. Namun [Name] tetap merasa sedikit kesal dan juga iri. Bukankah hal itu wajar?.

Satu tepukan pelan di pundak membuat [Name] tersadar dari lamunannya. [Name] buru-buru menghapus liquid bening yang tadi tak sengaja ia biarkan saja membasahi pipinya agar sang pelaku yang menepuk pundaknya tak bertanya kenapa dirinya menangis.

"Hn?" Gumam [Name] tanpa menoleh ke seorang yang kini duduk di sampingnya. [Name] tahu siapa manusia itu, jadi ia malas untuk sekedar menoleh dan mengucapkan kalimat tanya yang lebih panjang.

Hening terjadi tanpa adanya salah seorang yang berusaha mencairkannya. Karma sangat ingin berbicara seperti yang sudah ia rencanakan tadi, atau bahkan jauh-jauh hari. Namun laki-laki itu terlalu takut terhadap respon yang akan [Name] berikan. Sedangkan [Name] sendiri tak tahu harus berkata apa. Biasanya ia dan Karma sering berdebat dan tak ada yang mau mengalah. Sepertinya ini kali pertama mereka berdua merasa saling canggung.

[Name] berdiri dan ingin kembali ke kamarnya. "Ano- Karma, mau bersaing lagi di ujian akhir?" Tanya [Name] tanpa membiarkan laki-laki itu menjawabnya, [Name] sudah terlebih dahulu berbalik dan melangkahkan kakinya menjauh dari Karma yang masih duduk diam di tatami.

"Menjadi secret admirer bukan sebuah masalah besar, kan?" Batin [Name] setelah beberapa langkah menjauh dari Karma.

Melihat tubuh [Name] yang semakin lama semakin menjauh masuk ke dalam penginapan, Karma tersenyum kecut sekaligus merutuki kebodohannya. Kalimat yang sudah ia siapkan sebelumnya akhirnya hanya menjadi kalimat tak berguna yang kini masih tersimpan rapi di otaknya.

Ketika Karma ditanyai tentang siapa gadis di kelas 3E yang ia sukai, laki-laki itu ingin menjawab [Full Name]. Namun ekor matanya tak sengaja melihat keluar dan mendapati [Name] yang tengah menguping. Karma pun refleks mengatakan jika ia menyukai Okuda.

Sedetik kemudian ia merasa bahwa dirinya benar-benar bodoh. Untuk apa juga ia malah menyebutkan nama Okuda? Apa karena Karma sama sekali tak berpikir bahwa [Name] juga menyukainya?.

Karma memang pintar dalam bidang akademik, namun ia hanyalah laki-laki pengecut yang tak berani menyatakan perasaannya kepada gadis yang ia sukai. Begitupun dengan [Name].

Pada akhirnya, keduanya justru memutuskan untuk sama-sama menjadi pengagum rahasia. Entah akan bertahan sampai kapan mereka saling merahasiakan perihal perasaan masing-masing.

---
25 Maret 2021

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang