Bab 9 : Antara Pusing dan Lega

50 6 0
                                    


"Yaampun seriusan deh guys, ngapain sih kita kalau rapat harus pagi-pagi gini?"
Keluh Jennie sebal, sambil berjalan mendekati tempat duduk mereka bertiga. Ya sebenernya buat Jennie nggak papa sih kalau pagi yang dimaksud itu jam 8 jam 9. MASALAHNYA INI SUDAH JAM 1 PAGI. Betul banget, yang namanya Nadjwa Ameera selaku president NCT U Debating Society ini emang gaada capeknya. Selesai latihan debat,langsung gas rapat lagi. Inilah alasan kuat kenapa Meera rasanya pengen menggetok pake setrika orang-orang yang seenak jidat bilang:

"Wah lo anak debat ya, enak banget tinggal ngomong doang"

Duh, manusia manusia kayak gini ni yang bibirnya minta di slebew.

But anyway kembali ke Jennie. Jennie cuma bisa menghela napas capek, dia barusan pulang dari nge berkas buat lomba mood court. Udah kebayang sedapnya tidur sampai siang eh malah di panggil ke Tanda Koma. "Sekali-kali lah jen, biar ganti suasana," kata Jisoo ngasal. Baru aja Jennie duduk dan ingin melanjutkan keluh kesah nya seputar early morning activity mereka Joy tiba-tiba berbisik pelan ke telinga jen "lagi ada duit nggak lo?" Tanya Joy pelaaannn banget. "Ada, kenapa?" Tanya Jennie bingung. "Pesen dong jen, kita udah berjam-jam disini dan yang pesen daritadi cuma Jisoo, itupun udah abis, mas mas baristanya ngeliatin kita mulu daritadi" memang benar-benar ya mahasiswa, belinya satu nongkrongnya berjam-jam, pantesan harga kopi susu di coffeeshop meningkat tajam, ya apalagi kalau bukan untuk mengakali tingkah laku mahasiswa yang kayak Jisoo cs ini? "Yaudah dehhhh gue pesen," walaupun agak keki karena sudah disuruh datang pagi-pagi buta, dipalakin pula, Jennie tetep pesen, dibanding 3 sahabatnya Jennie keuanganya emang yang paling aman, kalau Jisoo dan Joy ya pas-pasan lah, Meera yang emang kadang suka jadi masalah, kondisi keuanganya secara konsisten miris dari awal sampai akhir bulan, duitnya lari, lari kemana? Ya kemana lagi kalau enggak ke debat.

Selesai memesan dan langsung menerima Americano nya, Jennie kembali duduk bersama Meera and the gang. "Oke, jadi kita ngapain kumpul pagi-pagi buta begini? Mau pesugihan?" Tanya Jennie ngasal. Jisoo mencibir. "Mana ada pesugihan di coffeeshop?"

"Kita bakal diskusi soal teknis keberangkatan kita ke Jakarta jen. Harus sekarang banget soalnya kita udah nggak ada waktu lagi, tinggal 3 lagi kita udah berangkat dan kita udah harus nge fix in keberangkatan segala macem, kita mulai aja rapatnya, Jisoo update soal kereta."

"Kita naik kereta ekonomi, kita bakal berangkat dari sini jam 7 pagi, sampai Jakarta jam 6 sore alias maghrib, dari situ kita langsung ke penginapan, tiket udah aman, kita pinjem duit kas dulu buat bayar tiketnya, jangan lupa nanti pulang lomba dicicil ya."

"Gila ngapain deh kita naik kereta ekonomi, sakit punggung hyung" keluh Jennie.

Yang tentu saja diabaikan seluruh peserta rapat yang ada disitu,

Gimana lagi? Orang miskin gaboleh banyak mau.

Eh tapi kan Jennie nggak miskin :(

"Gue nik pesawat sendiri boleh nggak?" Tanya Jennie.

"NGGAK" jawab Joy, Jisoo, dan Meera kompak. Mereka kan satu tim debat, prinsipnya sehidup semiskin. Nyusahin emang.

"Penginapan kita jauh dari bandara jen, tempatnya agak terpencil juga, gue gamau kita misah-misah,"

Jelas Meera."Wait..... emang kita nginepnya dimana...." Tanya Jennie horror. "Ya... gitu di hotel but not really....." Jawab Joy, Jennie bergidik horror. "GUE NGINEP SENDIRI AJA YA???" "ENGGAK!!!"
Ya mau gimana lagi? Nasib berat banget memang jadi anak UDS dana yang terbatas dari kampus, padahal lomba debat yang bagus umumnya diadakan di kota kota besar dan bakal membutuhkan banyak biaya buat transportasi, penginapan, belum lagi makan sehari hari dan biaya mobilisasi dari tempat menginap ke venue lomba.

Ini padahal belum termasuk biaya coach biar mereka bisa latihan lebih serius, tapi sayangnya karena lomba banyak sedangkan dana mepet, mereka sering banget mengorbankan biaya coach. Walhasil mereka latihan sendirian demi bisa tetep berangkat lomba. Anak ukm kampus pasti relate banget ya sama mereka, huhuhu semangat yaL (Kecuali kampus lu isinya makhluk sejenis Jennie semua).

"Proposal gimana Joy?"

"Ya nggak gimana-gimana, sama kayak biasanya, sistemnya reimbursement, oh tapi ada kemungkinan, KEMUNGKINAN DOANG NIH YA" tekan Joy. "KALAU kita menang dan KALAU Pak Rektor sedang baik hati, biasanya dia ngasih reward ke anak-anak yang menang". "Banyak banget kalau nya Joy, kita kan butuhnya kepastian"

"ya apa sih yang lu harapin dari rektorat, oiya btw reimbursement nya nggak 100 persen ya,"

Kepala Meera udah nyut nyutan sekarang. Keadaan bisa lebih buruk dari ini nggak sih?

Lomba yang bakal mereka ikutin ini namanya IVEC, Indonesia Varsity English Debate Competition, IVEC merupakan kompetisi debat Australian Parliamentary tertua yang pernah ada. Sistemnya community based, maksudnya adalah, nggak ada panitia fix untuk IVEC, lombanya bakal di rolling dari satu institusi ke institusi lain, dana nya? Dana nya juga dari komunitas, 100% makanya registration fee lomba ini bisa mahal banget, 1 orangnya bisa mencapai 600 ribu, padahal mereka bakal ngirim 3 orang untuk 1 tim (dalam hal ini mereka bakal ngirim Meera, Jennie, dan Joy), 600 kali 3 udah 1.800.000 sendiri, belum termasuk Jisoo yang mau ambil akreditasi sebagai juri, walaupun memang harga akreditasi memang lebih murah (Cuma 300 ribu aja, ya seharga album oppa lah ya). Karena lombanya tua, dan mahal, IVEC ini ajang yang bergengsi banget. Menang disini bisa bermakna besar untuk tiap universitas yang menang, Makanya semahal apapun orang-orang tetap berusaha ikut, demi nama almamater brou.

Dengan registration fee yang bikin meninggoy belum segara printilanya, jelas Meera dibikin pening, pressure dari debat, dan pressure buat cari duit bener-bener kerasa, apalagi dia sebagai president dari UDS, jangan sampai dia ngecewain temen-temenya karena missmangement.

" Tapi duit kas masih aman kan ya?" Tanya Meera.

"Aman kok mer, cukup untuk kita berangkat dan pulang sebagai pinjaman, nanti kalau udah pulang kita jangan lupa ganti, dan kalau duit rektorat beneran turun ya tinggal kita masukin kas aja" jelas Jisoo.

"Mukanya jangan ditekuk gitu mer, tenang aja, we are all in this together right?"

Kata Joy sambil tersenyum. Senyum Joy ini emang merubah dunia. Meera tersenyum tipis."Makasih ya guys, udah mau stay di UDS walaupun banyak banget cobaanya. Gue sebenernya pusing banget, tapi gue juga lega banget karena gue tau gue ngadepinya bareng kalian..'

"ELAAHHH dangdut banget lo" kata Joy, Jisoo, dan Jennie kompak.

Partner kerja terbaik itu memang susah ya di dapetin, baik di kerjaan maupun di organisasi. Dan Meera bersyukur banget punya partner-partner kerja terbaik yang bisa dia dapatkan di NCT U.

Till Debate Do Us PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang