Dari Mata Jaehyun : Gaji Pertama

18 2 2
                                    


"Ah yang bener kamu je?" Tanya Papa Jaehyun kepada anak sulungnya.

"Beneran pah, masak aku bohong "

"Udah kayak drama korea aja ya hidup kamu, apalagi hidup... Siapa nama temen kamu itu? Aminah?"

"Ameera pa, kalau Aminah itu nama Ibu nya Rasulullah" Jawab Jaehyun.

" Subhanallah anak papa masih inget kisah Nabi dan Rasul Allah" Goda Papa Jaehyun.

"Masih inget dong pah, kalau enggak buat apa papa sama mama sekolahin aku di sekolah tembok ijo selama 8 tahun"

" Yah.,. Papa mama sih cuma mengharapkan yang terbaik dengan sekolahin kamu di situ, cuman kan output nya kayak apa papa sama mama nggak bisa kontrol, tapi okedeh, jadi intinya... Rumit banget ya hidupnya Ameera"

"Iya... Tapi itu juga yang bikin aku jadi.... " Jaehyun terdiam untuk sesaat. "Lebih berusaha? Bekerja lebih keras? Aku tau orang bilang nggak baik ketika kita melakukan sesuatu karena orang lain, tapi kalau lihat Ameera dan segala serpak terjang nya di kampus, rasanya aku juga pengen bergerak, aku nggak pengen diem aja, karena mungkin rasanya.... Nggak enak? Ngelihat dia doang yang berusaha sekeras mungkin sementara aku disini-sini aja, gimana aku bisa punya muka buat ngadepin dia, gimana aku bisa ngertiin dia setiap kali dia cerita soal perjuangan dia kalau aku sendiri nggak ngapa-ngapain pah," Jelas Jaehyun frustasi.

"Papa paham, ya memang susah je, gimana kamu bisa ngerti capeknya dia buat membiayai hidupnya sendiri kalau kamu aja masih terima uang jajan yang lebih dari cukup setiap bulan, kamu mungkin juga akan ngerasa minder.... Atau gengsi mungkin ya ketika ngeliat Ameera bisa ngelakuin semuanya sendiri terlepas dari semua keterbatasan yang dia punya, makanya papa paham kenapa kamu mau ngelakuin semua ini, ok, jadi kamu mau start magang kapan? Dan mau di divisi apa? Biar papa bicarain sama Om Usman"

"Secepatnya aku bisa pa, dan aku mau di divisi apa aja, yang penting di divisi itu memang lagi butuh orang dan sesuai dengan kualifikasi yang aku punya," Jawab Jaehyun. Semenjak mendengar rencana Meera soal NEDC, apa saja persiapan yang harus dia lakukan, dan bagaimana dia nggak bisa melepas les les yang memang dia ambil untuk menambah pemasukan terlepas dari kesibukannya yang akan semakin gila ternyata karena NEDC membutuhkan biaya yang besar, ada sesuatu yang menohok dada Jaehyun. Meera sebentar lagi ibaratnya akan menempuh perjalanan panjang yang sama sekali nggak gampang, masak dia mau diam aja dan nggak melakukan apapun untuk dirinya sendiri? Masak dia nggak berkembang di bidang apapun? Jaehyun akan selalu bisa bangga sama Meera, baik dari segi prestasinya yang nggak perlu disebutin lagi karena emang udah banyak banget, tapi juga dari segi kepribadian, Meera bekerja keras nggak cuma di lomba debatnya tapi juga di perkuliahannya, dia baik dan nggak pernah snob ke orang-orang meskipun prestasinya segudang. Tapi akhir-akhir ini sebelum tidur Jaehyun sering overthinking . Kalau dibalik, apa ya yang bisa Meera banggain dari dia?

IPK? Biasa aja.

Jabatan di kampus? Cuma ketua Teka dan ketua divisi himpunan, jelas kalah mentereng dengan segenap English debating titles nya Meera.

All the blings that he had? Mobil? Uang? Meera mana tertarik sama hal kayak gitu, dan apa juga yang bisa dibanggain dari semua hal itu?

Makanya here he is. Di kantor papa nya, daftar magang. Jaehyun awalnya juga bingung harus

mulai darimana, tapi dia berpikir untuk mulai dari yang dia bisa, dengan mulai magang

di perusahaan papanya, at least sedikit banyak dia bisa belajar buat cari pengalaman dan tentunya

uang jajan sendiri, Jaehyun udah bertekad kalau mulai dari masa dia terima gaji pertamanya, setiap ngajak Meera jalan atau makan dia nggak akan bayarin pakai uang orangtuanya lagi, walaupun jelas beda ya kerja di perusahaan apalagi perusahaan orang tua sendiri dengan Meera yang wira-wiri sana sini buat ngasih Les Bahasa Inggris, cuma Jaehyun harap dia bisa mengerti dengan lebih baik, lebih relate kalau Meera cerita. Furthermore, dengan punya pengalaman magang kedepannya dia punya lebih banyak leverage kalau mau daftar di perusahaan lain.

"Ok kalau kamu maunya kayak gitu je, tapi sama seperti yang udah pernah kamu omongin tadi, sebenernya alasan mendasar kenapa kita nggak boleh melakukan sesuatu berdasarkan orang lain, itu karena kita nggak pernah tau dan nggak akan pernah bisa menjamin reaksi dari orang tersebut, bisa aja kamu merasa dengan melakukan semua ini, kamu pengen Ameera bisa lebih... Suka sama kamu? Tapi bisa aja nggak begitu ceritanya, bisa aja dia masih biasa aja sama kamu, atau even worst je, malah nggak suka sama kamu, what will you do then?"

Aduh, kalau boleh jujur sih ngebayanginnya aja Jaehyun udah sedih banget, rasanya dia mau nyemplung aja ke waduk NCT U kalau itu sampai beneran kejadian, tapi Jaehyun.... Keinget Meera lagi sih. Selama ini Meera juga baik-baik aja sebelum Jaehyun masuk ke hidupnya, Meera tetap bisa shine dengan caranya sendiri. Makanya, meskipun menurut Jaehyun dia masih kalah jauh dan belum se tahan banting Meera, tapi menurutnya kalaupun yang terburuk terjadi, ya seenggaknya dia udah mencoba, dan berusaha sebaik yang dia bisa, toh hal-hal yang dia lakukan ini juga positif, dia bukan berusaha jual narkoba atau melakukan human trafficking kan, jadi meskipun judulnya hal-hal yang dia lakukan ini terinspirasi dari Ameera, tapi sebenarnya bukan berarti dia nggak dapat benefit sama sekali.

"Nggak papa pah, kalau aku coba ada 50% kemungkinan berhasil tapi kalau aku nggak coba sama sekali aku udah jelas 100% bakal gagal kan? Kata orang, mimpi, cita-cita, atau apapun yang kita pengen dalam hidup itu sebenarnya nggak akan pernah hilang pa kalau nggak kita kejar, tapi akan kembali di masa tua dalam bentuk penyesalan, aku nggak mau sampai berakhir kayak gitu. Aku

mau coba dulu aja, perkara aku gagal atau Meera akhirnya tetep nggak suka sama aku, yaaaa itu urusan nanti, paling aku patah hati, sedih, tapi kan aku punya mama sama papa, aku punya banyak support system untuk bikin aku kuat lagi, Meera yang nyaris nggak punya siapa-siapa selain dirinya aja berani terjun bebas, masak aku nggak? I'm confident with my safety net, thus I'm not afraid to jump" Jelas Jaehyun serius.

Papa Jaehyun tertawa mendengar penyataan serius dari putranya.

"Oke, yaudah, CV kamu cepet kirim ke Om Usman, habis ini papa ada meeting, papa tinggal ya, kamu kalau masih mau di sini nggak papa, kalau mau makan bilang aja sama Mbak Shinta di depan"

"Nggak ah pa, aku mau ke atas lagi, mau anter Meera,"

"Oh kalian mau ada kelas? " Tanya Papa Jaehyun bingung.

"Nggak, dia mau berangkat latihan debat pa, habis itu kita ada rapat TEKA bareng," Jelas Jaehyun.

"Wih, sibuk banget anak papa sekarang, "

"Iya nih hehehe, yaudah pa aku pergi dulu ya" Jaehyun bangkit untuk mencium tangan papa nya, Jaehyun sudah melangkah menuju pintu keluar saat tiba-tiba papa nya memanggil.

"Jae, bentar"

"Iya, kenapa pah?" Tanya Jaehyun.

"Kapan-kapan, kalau waktunya udah tepat.... Kenalin papa mama ke Ameera ya?"

Jaehyun menarik senyumnya. "Pasti pa! Tunggu ya," 

Till Debate Do Us PartWhere stories live. Discover now