Bab 21 : Kita Mulai Dari Awal Lagi Ya?

47 4 0
                                    

Proposal peminjaman bus TEKA?
masuk ke Dekan yang salah. Harusnya ditandatangani Dekan II tapi malah masuk ke kantor Dekan I.


Acara penyambutan anggota baru UDS?
Meera salah booking tanggal, harusnya dia book tanggal 4 malah dia book tanggal 14

Kerja Kelompok?
Part yang harusnya Meera kerjain belum dia sentuh samasekali.

Rapat rutin Teka dan Welcoming Party?
Tetep jalan, padahal jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam.
Suasana menjadi tegang karena ada sedikit perdebatan antara anak anak TEKA dan Welcoming Party.

Anak-anak welcoming party merasa kalau pengalokasian dana enggak beres karena banyak dana yang dikucurkan untuk TEKA, DP tempat, dan sekarang DP catering, perkab juga dikabarkan udah mulai gerak beli perlengkapan, Saddiq merasa itu nggak pas karena secara timeline jelas-jelas Welcoming Party akan dilaksanakan lebih dahulu. Tapi anak-anak TEKA juga nggak mau ngalah karena merasa bahwa skala TEKA jauh lebih besar dan lebih kompleks dari welcoming party, kalau nggak segera di urus kedepannya justru akan semakin menyusahkan. Semua merasa acaranya penting, semua merasa menjadi korban. Nggak ada yang mau mengalah. Sangat khas organisasi mahasiswa.

Krisan dan Hana sebagai bendahara utama udah angkat tangan. Bulan yang daritadi mencoba menengahi malah berakhir adu debat dengan Anindya, Ketua seksi acara Welcoming Party. Situasi udah bener-bener nggak terkontrol sampai akhirnya Jaehyun angkat bicara.
"Menurut gue sekarang kita semua sudah terlalu lelah sekarang, udah jam 12.00 malam juga, udah nggak sehat untuk kita lanjut diskusi, percaya sama gue, mau dilanjut sampai pagi pun nggak akan menghasilkan apapun, sekarang gue minta satu perwakilan TEKA dan satu perwakilan Welpart buat ngasih closing statement, Jumat besok akan kita lanjut lagi. Welpart, silahkan duluan."

Anindya maju menghadap Bulan. " Gue cuma mau ingetin, Welpart udah tinggal dua Minggu lagi, venue belum di DP, kalau bukan karena di lobby bolak balik sama Reyhan, udah di lepas kita sama venuenya. Catering belum food tasting karena baru DP 25% harusnya 50%, perkab belum kebeli samasekali, kalau sampai kayak gini terus, percaya sama gue, Welpart kita kali ini bisa aja jadi salah satu welpart paling berantakan sepanjang sejarah ilmu komunikasi!" Anindya kembali ke tempat duduknya.
Bulan ganti maju sebagai perwakilan TEKA "Gue sebagai perwakilan dari TEKA minta maaf kalau panitia welpart merasa tersisihkan dari segi pendanaan, sama sekali nggak ada niatan dari BPH TEKA atau panitia lainnya untuk demikian, kita semata-mata Cuma memikirkan pendanaan yang harus dialokasikan sebijaksana mungkin mengingat skala acaranya juga berbeda, selain itu kita juga nggak akan mungkin membiarkan panitia welpart berjuang sendirian, walaupun jumlah dana yang terkumpul sekarang masih mepet banget, tapi bakal kita usahain untuk lunas semuanya tepat waktu, " Anindya tampak tidak puas dan keliatan banget siap maju untuk kembali berpendapat tapi Jaehyun keburu memotong.

" Cukup " katanya.
"Terimakasih buat semuanya yang udah hadir hari ini, rapat besar TEKA dan Welpart secara resmi gue tutup." Kata Jaehyun. Lingkaran rapat pun bubar. Satu persatu anggota rapat meninggalkan halaman depan FISIP yang dijadikan tempat rapat. Tersisa Meera dan Jehyun masih duduk di telundakan depan. Nggak ada percakapan diantara kedua orang itu. Mereka Cuma duduk berdampingan. Sunyi terasa untuk beberapa saat, sampai akhirnya Jaehyun menatap Meera. "Capek mer?" Tanya Jaehyun. "Lo pasti lebih capek," kata Meera. " Gue emang capek banget, tapi kan ini gue nanyain lo," kata Jaehyun sambil tersenyum. "Gue... Gue minta maaf Jae." Kata Meera. "Kenapa?" Jaehyun mengerutkan dahinya. "Gara-gara gue salah masukin surat, peminjaman bis jadi tertunda dan kita jadi nggak bisa update apa-apa soal transportasi TEKA hari ini, gue juga karena kemarin ngurus UDS akhirnya gaikut rapat internal BPH kemarin malem jadi gue gatau apa-apa dan gabisa back up lo pas anak-anak lagi panas tadi, gue tadi pake acara ngobrol dulu sama Radika karena gue belom ngerjain tugas kelompok gue sampai sekarang dan dateng telat, I... I ruin everything je, I'm so sorry" kata Meera berkaca-kaca. "Meera lo nggak.." "Sorry banget gue nggak maksud untuk.... Sorry...." Meera sesenggukan menangis. Kepalanya terasa berkabut, nafasnya tersendat-sendat, jantungnya serasa ditusuk tombak dari berbagai arah. Dia bahkan nggak tau apakah dia akan kuat untuk menghadapi semua ini. Dia merasa.... Overwhelmed. Meera mulai bertanya-tanya. Apa dia nggak ada gunanya ya sebenarnya di TEKA ini? Dia bukan Krisan atau Hana yang bisa gerak cepat dan rapi dalam atur keuangan, dia bukan Dhanti yang akrab sama senior-senior kampus dan gampang banget buat dia sebar undangan, tanya-tanya soal TEKA, dia juga bukan Bulan yang bisa back up Jaehyun kapanpun Jaehyun butuh. Meera bener-bener merasa nggak berguna.

Till Debate Do Us PartDonde viven las historias. Descúbrelo ahora