Bab 13 : Air Mata dalam Sorak Gembira

44 4 0
                                    

"MER! KITA NGE BREAK! KITA BAKAL MASUK KE NOVICE QUARTER FINAL BESOK WOW!!!"

"GILA GILA KEREN BANGET!!! YES NGGAK SIA-SIA KITA JAUH-JAUH KESASAR, KITA NGE BREAK IVEC!"

"SUMPAH JISOO LO KEREN BANGET BISA NGE BREAK ADJUDICATOR DI IVEC WUAAAA CALONA ADJU LARIS MANIS NIH"

"MEERA WE MAKE IT MER WOOOO!!!"

Yang diajak ngomong malah pikiranya melayang kemana-mana. Meera benar-benar bingung harus gimana dalam memproses emosi yang ada dalam dirinya sekarang. Di satu sisi dia seneng banget karena bisa nge break IVEC, siapa sih yang nggak bangga? Di sisi lain kepalanya benar-benar pening.

Tadi, segera setelah ia mengubah mode telfon menjadi videocall dan wajah Dhanti yang kebingungan terlihat, Dhanti memutus panggilan telepon tersebut. Meera mencoba menghubungi Dhanti lagi, tapi nihil, nggak diangkat. Dan sekarang Meera bener-bener nggak ngerti, siapa yang bisa dia percaya? Kenapa Dhanti sebut-sebut nama Jaehyun? Apa Jaehyun yang bikin Dhanti sampai lebam kayak gitu? Tapi kenapa? Bukanya Jaehyun dan Dhanti satu circle? Dan siapa pula mas-mas yang daritadi berteriak ke Dhanti?

"Kak Kai keren banget ya, dia breaking 1 di main category duh jadi makin nge fans" kata Jennie sambil memperhatikan layar yang menampilkan breaking teams yang akan masuk ke babak eliminasi.

"Iya parah, Gelora Mimpi keren banget sih, 3 tim dikirim dan 3 3 nya nge break tinggi di Main Category, power house memang beda ya, iya nggak mer?"

Joy menoleh melihat sahabatnya yang masih bengong.

"Woy, Nadjwa Ameera, lo kenapa sih?"

"Bingung Joy... Gue bingung banget," jawab Meera lirih.

"Bingung kenapa?"

"Dhanti, temen TEKA gue, tadi dia gue telfon, gue lihat.... Bibirnya lebam...."

Setitik air mata turun di pipi Meera.

" Teurs... Gimana?"

"Gue nggak tau Joy, gue pengen banget bantu dia, tapi gue nggak tau gue harus gimana, gue... gue..."

Semakin banyak air mata turun di pipi Meera.

"Lo nggak bisa bantu dia sekarang mer," kata Joy lembut.

"Lo lagi lomba di Jakarta, dan temen lo itu pasti sekarang masih di area kampus kan? Mer, gue tau niat lo baik mau nolongin dia, tapi sebelum bisa menolong orang lain, lu harus bisa menolong diri lo sendiri dulu, masih ada lomba yang harus lo selesaikan, jadi ayo selesaikan lomba ini dulu sebaik-baiknya, nanti pulang ke kampus, lo bisa bantu dia sesuai dengan kemampuan lo, kalau pikiran lo berantakan begini yang ada lombanya kacau dan belum tentu juga lo bisa menolong temen lo itu, lo sendiri kan yang selalu bilang ke kita, nggak ada yang bisa diselesaikan dengan kepala yang berantakan, jadi ayo beresin dulu pikiran lo,"

Joy meremas tangan Meera perlahan.

Meera menarik nafas dalam. Iya ya, nggak ada yang bisa diselesaikan dengan isi kepala yang berantakan.

Kalau mau menuruti kata hati Meera saat ini juga pengen lari ke stasiun dan ambil tiket pertama untuk pulang, terus nyamperin Dhanti dan tanya dia kenapa, tapi nggak, nggak bisa, ada urusan yang harus dia selesaikan dulu disini.

**
"Guys maafin gue..." Kata Jennie entah untuk yang berapa kalinya.

Sepanjang jalan dari debate chamber ke debaters hall Jennie udah sibuk minta maaf.

Apakah tim NCT U kalah?

Belum tentu.

Tim NCT U menang di babak quarterfinal dan semifinal, mereka langsung meluncur ke babak grandfinal, barusan babak grandfinal selesai, semua babak eliminasi merupakan silent round alias pengumumanya nggak di chamber tapi di debaters hall.

Till Debate Do Us PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang