Bab 5 : Your Feelings Matter

80 6 3
                                    

Turn Back Time sebentar yuk, ke semester 1 nya Meera!

***

"KALAU GA NIAT KULIAH BILANG, BANYAK YANG MAU GANTIIN POSISI LU DI NCT U, BANYAK ANAK JAIT DI LUAR SANA YANG BOKAPNYA BISA BAYAR KURSI LU! NGERASA HEBAT LU DATENG TELAT? NGERASA HEBAT NGEROKOK DI DALAM KELAS? LU PIKIR INI SMA HAH? UDAH NGGAK KEREN TAU NGGAK KALAU LU NGELANGGAR ATURAN DI KULIAH " Prang! Terdengar suara barang dilempar dan pecah.

Anjir horror banget.

Meera yang awalnya santai-kayak di pantai, jadi tegang. Hari ini adalah hari 'Pengadilan Akhir', sebelum kalian berpikir yang tidak-tidak, tenang guys, 'Pengadilan Akhir' ini cuma istilah salah satu rangkaian acara puncak orientasi di kampus fisip NCT U. Orientasi di NCT U beda dari yang lain karena diadakan selama 1 semester penuh, tentu aja anak-anaknya masih kuliah tapi setelah kuliah atau weekend bakal ada tugas-tugas yang diberikan oleh senior. 'Pengadilan Akhir' ini sebenernya istilah yang terlampau keren untuk kegiatan yang sebenernya sangat sederhana :marah-marah. Atau dalam kasus para maba, dimarahin sama senior di kampus. Sebenernya marahinya juga bukan tanpa alasan sih. 

Pengadillan akhir ini menganut sistem reward dan punishment, maba-maba yang selama masa orientasi aktif dalam menjawab pertanyaan, aktif selama games dan diskusi, jadi perwakilan utnuk presentasi project, bakal dapet yang namanya bintang rewards. Bintang rewards ini adalah istilah (capek nggak sih kebanyakan istilah,emang NCT U ni kebanyakan istilah) buat post it berbentuk bintang yang bakal ditempel di cocard mahasiswa, mahasiswa yang dapet bintang rewards paling banyak bakal diminta untuk masuk ke ruangan yang namanya 'Pandora's Box' buat dapet penghargaan namanya MMA, singkatan dari Most outstanding Maba Award. Sebaliknya, mereka yang banyak ngelanggar peraturan, dateng telat di masa orientasi, nggak memenuhi tugas dan berbagai pelanggaran lainya akan masuk ke ruangan terpisah yang diberi nama 'Mad Dog'. Gausah dijelasin udah ngerti lah ya kenapa namanya begitu?

Singkat cerita Meera termasuk ke dalam jajaran anak-anak 'Mad Dog'. Dan disinilah ia sekarang, di depan koridor, menunggu giliran untuk dieksekusi. Maba naas yang gatau habis diapain tadi keluar dengan muka suram. Ya wajar sih, namanya juga habis dimarah-marahin, kalau malah ketawa-tawa pas keluar kan serem ya.

"NEXT!" Sebuah suara memanggil dari dalam. Dengan badan panas dingin Meera pun memasuki ruangan. Sebuah wajah tidak ramah sudah menunggunya. Tapi wajah tidak ramah itu berubah.... Menjadi semakin tidak ramah begitu Meera menampakan wajahnya.

 Menjadi semakin tidak ramah begitu Meera menampakan wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nadjwa Ameera? Is that you?"

Meera ngangguk aja.

"Duduk"

Meera pun duduk. Dilihatnya isi kelas itu. Dia nggak tau apakah ini tim dekorasi orientasi yang niat atau emang ruanganya udah serem. Beda sama Pandora's Box yang kelasnya diisi lampu-lampu tumblr warna-warni (udah kayak karaokean), dan AC nya full dinyalain, kursinya bagus, dan banyak snack yang tentunya jauh lebih mewah dari snack kotak di hari-hari orientasi, ada hiburan accoustic juga dari kating, Mad Dog letaknya di ruangan pojok deket tangga aborsi. Ruanganya gelap, pengab, udah gitu hari ini ada berkas merah-merah dan kecoklatan menjijikkan di dindingnya, entah itu darah, bekas cat, atau perpaduan diantara keduanya, Banyak juga pecahan-pecahan mangkok dan piring berceceran, kain-kain lusuh yang kayaknya bekas alat pel juga menumpuk di pojokan.

1 menit, 2 menit. Kak Seulgi, yang jadi penghuni Mad Dog sibuk duduk persis di depan Meera, doi lagi sibuk mencari berkas-berkas di meja yang jadi satu-satunya pengghalang antara dia dan Meera. Bikin Meera tambah nervous, apakah dosanya sebesar itu selama masa orientasi sampai bisa dijadikan berkas? "Meera." Panggil Kak Seulgi dengan suara yang (anehnya) lembut."Iya kak?" Kak Seulgi tiba-tiba menggenggam erat tangan Meera dan membuat nya bingung. INI GUE MAU DIAPAIN? Meera panik. "Coba cerita gue, apa lu sedang dalam masalah? Ada yang bisa kakak-kakak senior bantu?"

LOH.Meera bingung. Apakah dia salah masuk ruangan? "Eh... kenapa ya kak?" Meera jadi bingung, apa dia emang bakal dibaik-baikin dulu sebelum di makan hidup-hidup? Kak Seulgi menarik nafas dalam. Kak Seulgi mengeluarkan dua berkas yang sangat familiar. Yang satu adalah CV yang dia pakai buat daftar jalur prestasi di NCT U, yang satunya lagi adalah penilaian orientasinya. "Udah jadi tradisi buat kita ngeliat track record anak-anak yang masuk Mad Dog, Mad Dog bukan cuma ruang buat marah-marah, karena seberapapun kita kesel dengan maba yang pada bandel, nggak semua maba jadi begitu karena kemauan mereka, ada yang keluarganya berantakan dan dia jadiin masa kuliah dimana dia merasa bebas jadi pelampiasan buat semuanya, ada yang ternyata punya kesulitan finansial sampai telat terus karena ga mampu bayar ojek online dan jadi gapernah ikut ngerjain tugas orientasi atau kumpul angkatan karena emang gaada duitnya, selalu ada dua sisi mata koin, dan kita sebagai senior gamau main hakim sendiri dan menilai kalian xuma berdasarkan perilaku kalian selama masa orientasi," Meera kaget, canggih banget senior-seniornya.

"Dan lo Meera," Seulgi menarik nafas dalam. "Gue udah baca cv lo bolak-balik, bahkan gue sempet tanya alumni sma lo soal lo, dan perilaku lo selama masa orientasi mer, samasekali nggak menggambarkan cv dan testimoni orang-orang soal lo. Lo juara debat, presiden English Club, dan bahkan anak olimpiade di SMA, lu bisa masuk NCT U dari jalur prestasi, semua alumni SMA lo bilang lo anak yang aktif, baik, sopan sama senior, anaknya rame, seru. Jujur, awal dapet testimoni dan baca CV lo gue jadi pengen kenalan sama lo, pengen tau siapa sih Meera ini? Tapi setelah gue bener-bener tau lo, gue ngerasa kayak kenalan sama orang yang 180 derajat beda, 1 semester ini lu nggak pernah aktif di kelas ataupun di orientasi, lu nggak ikut kegiatan apapun, lu sering telat, bahkan lu nggak punya bintang rewards samasekali,semua hal itu membuat gue bertanya-tanya, ada apa dengan lu Mer?"

Meera cuma bisa menitikkan air mata. "Lu pasti bakal ngetawain gue" Meera Cuma bisa tersenyum pait. " Gue janji mer, gue nggak akan pernah meng invalidate perasaan lu, coba cerita". Meera menelan ludah.

"Gue sebenernya nggak mau masuk NCT U, gue pengen masuk Universitas Gelora Mimpi, tapi gue ditolak, gue udah coba semuanya, snmptn, sbmptn, jalur mandiri, jalur prestasi, bahkan gue coba jalur D3 tapi gue gamasuk. Dan gue gatau harus merasa apa saat gue tau ada anak-anak yang bahkan.. well... sorry to say, nilainya gajelas, gapunya kegiatan apa apa selama SMA tapi bisa masuk Universitas Gelora Mimpi, sedangkan gue harus masuk NCT U, kampus dimana gue gapunya temen SMA, karena semua temen deket gue masuk gelora mimpi, kampus yang dimana anak-anak SMA gue yang masuk kesini rata-rata anak jait yang males tes masuk PTN, gue.... Gue ngerasa semua prestasi gue nggak ada gunanya, buat apa gue berusaha? Toh akhirnya semua itu gaada gunanya, dan lu tau apa yang lebih menyakitkan kak? Nggak ada orang yang berusaha ngertiin gue, semua selalu berpikir gue berlebihan, semua selalu bilang 'yaudah sih universitas bukan segalanya' , 'yaudahlah move on aja' gue ngerasa goblok, iya ya? Kenapa gue gabis move on? Kenapa gue making such a big deal of being rejected from a university? Gue ngerasa lebay, ngerasa jadi orang bego, tapi di satu sisi gue emang ngerasa sakit.... Gue... Gue gatau lagi kak...." Nggak terasa, air mata Meera mengalir deras di pipinya. Tolol, kata Meera pada dirinya sendiri. Ngapain coba lu cerita hal kayak gini? Kak Seulgi ga bakal....

"Gue mengerti, Meera, gue mengerti, gue juga ada di posisi yang sama seperti lu satu tahun lalu"

Meera terhenyak, dia speechless sampai dia bener-bener bingung ketika Seulgi tiba-tiba meluk dia. "Pain demands to be felt mer, nangis kalau lu mau nangis sekarang, semua rasa kecewa lu, sama diri lu sendiri, karena di tolak di universitas gelora mimpi, semua perjuangan lu di SMA yang lu rasa sia-sia, gapapa, tangisin aja,"

Source Photo:

Mad Dog Cover : https://twitter.com/jenoqtp2t/status/1230468438042169344

Seulgi : https://twitter.com/moomusician/status/1145352697706512384

Till Debate Do Us PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang