Bab 15 : Talk Now

44 3 0
                                    

"Sampai kapan lo terus menghindar?"

"Sampai ku menutup mata..." Kata Meera santai sambil membubuhkan blush on ke pipi nya. Tentunya, ini merupakan sebuah kemajuan pesat. Meera yang biasa ke kampus pakai jeans dan korsa jurusan karena solidaritas (baca : malas milih baju), hari ini pakai kemeja yang agak bener dan pakai make up.

"Mer, pulang mer" kata Jennie.

"Lo kok jadi ikut-ikutan Joy sih? Suka banget ngusir gue dari kosan ini?"

"Mer, gue ngga ngusir, tapi coba gue tanya ke elo, kapan terakhir kali lo pulang?" Tanya Jennie.

"Nggak inget, nggak penting juga?"

"Pulang besok, atau jangan masuk kamar gue lagi, ever"

"Ih galak amat sih...."

"Gue serius."

Meera cuma bisa menghela nafas. "Iya, weekend gue pulang."

"Nah gitu dong, kasian mama mer"

Meera cuma menghembuskan nafas berat. Dia tau, dia sangat tau, mama nya membutuhkan dia lebih dari siapapun di rumah. Tapi Meera selama ini nggak pulang bukan karena dia nggak tau hal itu. Dia nggak mau.

"Gue cabut duluan ya jen, bye bye!"

"Bye!"

Meera meraih totebagnya dan berjalan ke depan kosan. Nggak ke kampus sekalian? Oho enggak dong, sekarang Meera nyaris tiap hari udah ada yang jemput. Siapa lagi kalau bukan Yuta?

Eh kok Yuta.

Nggak, bercanda sayang, iya-iya sekarang nyaris tiap hari dia dijemput Jaehyun.

Masih perkara Dhanti sih sebenarnya. Pasca kejadian depan kontrakan dan pasca rencana dadakan yang jauh dari kata sempurna bikinan Meera dan Jaehyun di tempat soto untuk mengajak Dhanti berbicara 'baik-baik', mereka jadi makin sering berduaan. Meera jadi makin sering coba ngobrol sama Dhanti, begitupula Jaehyun mengenai perkara Mas Rafael ini, hasilnya? Nol besar. Dhanti nggak bergeming samasekali. Jaehyun dan Meera sebenarnya sama-sama tau kalau hasilnya memang kurang lebih akan seperti itu. There is a reason why it's called toxic relationship after all, it's so toxic that it ruins your capability of thinking clearly.

Namun bukan Jaehyun dan Meera namanya kalau menyerah begitu saja. Jaehyun sih karena memang sudah konco kenthel (teman dekat) jaman maba sama Dhanti, Meera? Awalnya sih coba-coba , tapi lama-lama sayang beneran juga sama Dhanti. Di matanya Dhanti adalah seseorang yang sangat luar biasa, luar biasa cantik, luar biasa baik, sayangnya dia juga luar biasa apes karena harus berurusan dengan oknum macam Mas Rafael.

Walaupun belum menunjukkan hasil yang signifikan, sebisa mungkin Meera dan Jaehyun menjadi selalu ada buat Dhanti. Entah itu Jaehyun nemenin makan bareng (walau biasanya harus diem-diem karena kalau ketauan Rafael, Jaehyun bisa kena baku hantam jilid dua), Meera biasa nemenin Dhanti nugas Pokoknya Meera dan Jaehyun nggak bakal ngelepasin Dhanti begitu aja walaupun sampai sekarang Dhanti nggak menunjukkan tanda-tanda ingin berpisah dari Rafael. Karena Meera dan Jaehyun tau betul, detik dimana mereka ngelepas Dhanti, di situlah titik kemenangan Rafael.

Mereka pun jadi sering terlihat bertiga, walaupun seringnya sih Jaehyun dan Meera berakhir berdua saja karena Mas Rafael kadang suka inspeksi mendadak dan ngejemput Dhanti ke kampus. Sebenarnya nggak pakai ada perkara Dhanti yang namanya ketua sama sekretaris Teka itu sudah ibarat indomie sama telor, sungguh tak terpisahkan. Apalagi Meera, sekretaris internal yang ngurusin bagian proposal dan perijinan kampus serta tetek bengek surat izin maba dan lain sebagainya, jelas harus sering bolak-balik ruang jurusan buat menghadap kepala departemen bareng Jaehyun. Dhanti? Doi bagian sekretaris eksternal, surat perizinan, proposal sponsorship, surat undangan dan konco-konconya (teman-teman nya) dia yang ngurusin.

Till Debate Do Us PartWhere stories live. Discover now