BAB 33 : Rasionalitas Tanpa Batas

28 1 0
                                    

"Udang udang apa yang bikin pinter?"
"Hmmm apaan deh?"
"Udang apa aja sih, bukannya seafood memang kaya akan vitamin dan gizi sehingga membantu otak untuk tumbuh secara optimal?"

"Anjir lu jen, gue pikir mau ngelawak ternyata omongan lo serius!" Keluh Jisoo. 

"SSSTTT!!" Hardik Joy kepada dua sahabatnya, Jisoo dan Jennie. 

Jisoo dan Jennie kompak membuat ekspresi bingung, 'kenapa?' tanya Jisoo tanpa mengeluarkan kata-kata. 

Joy memberi isyarat menggunakan kepalanya menunjuk kepada Meera yang sedang fokus mengatur beberapa berkas adminsitratif untuk pendaftaran NEDC. 

"Mer, lo nggak papa? Apa masih kepikiran Jaehyun?" Tanya Jennie tanpa basa-basi. Joy cuma bisa menepok jidatnya, kok ya nggak bisa teman nya ini bertanya dengan lebih berempati??? 

"Nggak, udah gue nggak papa kok" 

"Ada yang mau lo omongin ke kita?" Tanya Joy. 

"Ada" Jawab Meera singkat. Joy, Jennie, dan Jisoo pun mendekat ke tempat duduk Meera di ruangan Debating Society mereka yang mungil itu.

"Ok, karena sebentar lagi gue ada tanggung jawab di angkatan yaitu TEKA, kayaknya gue bakalan nggak bisa maksimal buat latihan NEDC, jadi latihan NEDC kita kurangi aja ya yang awalnya dari  setiap hari jadi seminggu 4 kali, Jumat Sabtu Minggu kita libur dulu 

Untuk Joy tolong urus berkas pendaftaran NEDC ke kampus, deadline pendaftarannya masih dua minggu lagi but better safe than sorry, ini udah gue rekap semua data data yang diperluin tinggal lo verifikasi ke rektorat sama submit 

nanti tanggal 17 gue udah balik dari Teka, 18 nya kita lanjut meeting buat bahas keterlibatan angkatan baru di NEDC tahun ini ya" jelas Meera. 

"Mer bukan itu...." Kata Jisoo gelisah. 

"Ada yang gue kelewat? " Tanya Meera. 

"Bukan, bukan soal NEDC dan UDS, noted on that semuanya udah all clear tapi.... Lebih ke... Elonya gimana?" Tanya Jisoo.

"Gue nggak gimana-gimana"

"Lo nggak sedih?"

"Sedih kenapa?" Tanya Meera bingung.

"Lo sama Jaehyun kan..." Jisoo bingung juga merangkai kata-kata, belum juga jadian, masak udah dibiang putus? 

"Nggak papa ji," Kata Meera sambil tersenyum.

"Our lifestyle was far too different anyway, kalau dipiki-pikir sebenernya dari awal kayaknya we were bound to fail, furthermore bentar lagi NEDC, just like what I've told you before right? I don't need distraction" 

"Kenapa lo mikirnya gitu mer? What do you mean by 'different lifestyle' emang Jaehyun tiap hari harus makan caviar apa gimana jadi nggak bisa nemenin lo makan di Burjo Londo yang endeus itu?" Tanya Jennie.

"Well. setelah gue sama Jaehyun coba selama beberapa bulan terakhir kemarin jadwal kita terlampau padat dan overlapping satu sama lain, kita udah sama-sama capek kalau ketemu, dan gue pikir-pikir, nggak mungkin juga gue bisa terus seret dia ke latihan kita yang ampe jam 2 subuh itu, he has life for A God Sake, mana bisa dia tiab tiba nigggalin billyard atau bar hopping nya..."

"Emang lo udah ngobrolin ini ke Jaehyun?" Tanya Jennie ketus. 

Meera cuma bisa terdia, truth to be told, jangankan ngobrol, terakhir kali dia dan Jaehyun ketemu, yang dimana sudah berminggu-minggu yang lalu itu, Jaehyun cuma memasang ekspresi bingung dan Meera cuma bisa menangis. Pada akhirnya Jaehyun tetap mengantarnya pulang tapi Meera nggak bisa mengungkapkan apapun sampai akhir perjalanan. 

"Nggak ada lagi yang perlu di obrolin, menurut pemikiran gue..."

"This is not just about you Meera" Potong Jennie lagi. 

"What do you mean?" Tanya Meera bingung. 

"Ini soal lo sama Jaehyun, jadi kalau ada apa-apa ya obrolin berdua, ngobrol, jangan ngobrol sama diri lo sendiri terus menarik kesimpulan sendiri, semua deduksi dan pemikiran lo itu belum tentu bener mer, "

"Udahlah jen" Kata Jisoo. Jisoo menarik nafas dalam. "Jaehyun hurt her, let her be, kalau Meera merasa ini yang terbaik buat dia sama Jaehyun yaudah biarin aja lah, malah bagus kan, jadi dia nggak perlu terlibat terlalu jauh sama Jaehyun?" 

"Nggak ada lagi yang perlu di obrolin sama Jaehyun jen, whatever it is that we have, it's over..... Sia-sia aja, udah nggak rasional lagi aja kalau gue mau maksain ngobrol juga"  terang Meera. 

Jennie menarik nafas dalam. 

"Mer, I love you, and I genuinely care about you, gue juga awalnya nggak suka kok sama Jaehyun, but then I see him mer, gue liat dia minum amerikano sambil nungguin kita latihan debat jam 2 pagi, gue liat dia ngerjain tugas kuliah sambil nemenin lo nyusun berkas NEDC, gue liat dia selalu senyum bahkan walaupun dia capek banget sekalipun tiap kali ngobrol sama elo, tapi on top of everything, I see you smile as well Meera, 

Gue bukan nya bilang lo harus sama Jaehyun, enggak, cuman gue pengen lo tanya sama diri lo sendiri, is this it? Kalau emang lo mau ngomongin rasionalitas lo yang tanpa batas itu, apa make sense giving up on a relationship yang bahkan belum mekar dengan sempurna? Kita udah pernah bilang kan mer, we will be your safety net, so jump, try again with Jaehyun if it makes you happy,  give your best shot mer, nanti setelahnya whatever happen, we'll be here for you" 

Jelas Jennie. 

Meera cuma bisa mengatupkan bibirnya. Rasanya mau nangis lagi aja. 

"Mer," Joy memegang pundak Meera. 

"Sebenernya gue juga.... Seneng banget dengan kehadiran Jaehyun di hidup lo, rasanya seneng aja knowing that there is someone who taking care of you, and adore your every move, yang Jennie bilang bener Mer, if he makes you happy, go for it, try again Mer, coba sekali lagi" Kata Joy sambil mengelus pundak Meera. 

"Gue...Ngobrol sama Jaehyun deh"

Jennie, Jisoo, dan Joy kompak tersenyum

"Tapi habis NEDC ya....."

Semenjak mendengar pernyataan terakhir Meera, senyum Jennie, Jisoo, dan Joy berubah menjadi pulsa.

Till Debate Do Us PartWhere stories live. Discover now