Bab 34 : Jatuh Cinta seperti di Wattpad Wattpad

18 1 0
                                    

"Menurtu lo debat soal regretting the mushrooming of start up culture* itu masih relevan nggak sih sekarang?" Tanya Joy kepada Jennie. Jennie menyesap es kopi yang dia pesan di kafe tersebut sebelum menjawab.

"Menurut gue sih kalau sekarang-sekarang ini udah nggak ya Joy, soalnya starting from last year we have started to seen the downfall of startup, layoff dimana-mana, sekarang udah bukan soal siapa yang mau join the bandwagon dalam start up culture, menurut gue sekarang itu udah survival of the fittest, siapa yang bisa achieve profitability, siapa yang bisa bisa bertahan di market" Jawab Jennie.

"Agree, sekarang start up start up itu udah nggak bisa lagi main di predatory pricing, kapan profitable nya mereka kalu terus-terusan bakar duit, sekarang udah keliatan kan kalau 'valuasi' dan 'public image' itu does not really matter, what's matter is profitability, makanya kalau gasalah terakhir gue baca banyak investor yang sekarang udah shift their behavior, dari yang awalnya berlomba-lomba untuk invest di start up, sekarang balik lagi untuk invest di sektor bisnis yang lebih konservatif kayak asuransi dan property" Tambah Jisoo. 

"Anjas, okedeh, anak anak baru ini enaknya kita latih pakai motion apa ya kalau gitu?" Tanya Joy.

"Coba yang classic-classic aja gimana? Kayak Feminism gitu, kata gue buat ngelatih dedek dedek gemes ini jangan dikasih motion yang terlalu gimana-gimana tapi biar mereka strengthen their basis dulu, misal kayak ini deh : This House Believe That capitalism and feminism are fundamentally incompatible, atau kayak This House regrets the trend of prominent businesswomen giving advice on how to succeed in status quo corporate culture (e.g. lean-in feminism), rather than fighting to radically reform that culture" Timpal Jennie.

"Boleh tuh, okok tar gue coba deh buat dedek dedek gemes ini, eh btw besok nonton yuk"Ajak Joy.

"Nonton apaan? Jatuh cinta seperti di movie-movie?" Tanya Jisoo.

"Jatuh cinta seperti di film-film Jisoo, kata gue mah kurang-kurangin campur-campur bahasanya" 

"Iya itu lah maksud gue, yuk nonton! Katanya bagus banget!" 

"Jadi kepikiran Meera lagi gue" Kata Joy sendu.

"Kenapa kepikiran gue?" Tanya Meera yang tiba-tiba muncul.

"Njir kaget, darimana aja lo?" Tanya Jennie.

"Tadi ngurus TEKA bentar" Jawa Meera singkat.

"Oalah, udah makan? Gue pesenin ya?" Ajak Jennie.

"Nggak usah tadi  gue udah makan" Kilah Meera.

Jennie diam saja dan tetap melangkah ke kasir, mungkin Meera sudah makan, mungkin juga belum, mengingat tabiat Meera yang suka tiba-tiba "berhemat" kalau harus mendadak kirim uang ke rumah, Jennie memutuskan untuk memesan snack platter untuk bersama. Sebenarnya kalau boleh jujur, Jennie lebih ingin memesan makanan untuk Meera, tapi Jennie tau, jika ia melakukan itu pasti Meera akan menolaknya.

"Ok, jadi tadi kalian bahas apaan?" Tanya Meera. 

"Motions buat anak-anak, kayaknya kita bakal coba share materi feminism buat next practice, sama bahas lo juga" Jawab Jisoo jujur.

"Kenapa lagiiiii gue dibahas?" Tanya Meera gemas. 

"Lo masih diem-dieman sama Jaehyun?" Tanya Joy.

Meera terdiam. Sebenarnya kalau dibilang diem-dieman juga tidak tepat dikarenakan ia dan Jaehyun sebenarnya masih berbicara, hanya saja berbicara seperlunya dalam kapasitas mereka sebagai ketua TEKA dan sekretarisnya. Dhanti, Bulan, Saddiq, dan teman-teman lainnya juga sepertinya menyadari adanya 'sesuatu' diantara mereka berdua dan memutuskan utnuk mendiamkan saja. 

"Nggak kok kita masih ngomong, ya tapi ngomong seperlunya aja"

"Lo nggak mau mengconsider saran Jennie kemarin? Cobalah ajak dia ngomong" Tanya Joy.

"Iya gue bakalan ajak dia ngomong, habis NEDC kan" Kilah Meera.

"Mer lo tau nggak," Kata Jennie yang baru saja kembali dari kasir. 

"Dulu salah satu temen gue yang internship di beauty brand si Rendy pernah cerita kalau brand MAC kalau nggak salah atau apa gue lupa, intinya adalah salah satu brand yang pengen bikin lip gloss, tapi mereka mau bikin lip gloss nya dalam bentuk stick kayak lipstick jadi bukan liquid lip gloss gitu. Harapannya  sih produk ini sukses ya di Market, karena kan produknya stick jadi lebih compact dan praktis dibandingkan dengan lip gloss liquid, packagingnya juga gemes banget dalam bentuk kayak pulpen gitu, jadi bisa di click terus keluar produknya, persis kayak pulpen"

Meera, Joy, dan Jisoo bingung dengan kuliah kecantikan yang mendadak diberikan oleh Jennie tetapi memutuskan untuk tetap mendengarkan. 

"Do you know what happen next? Productnya malah flop, karena apa? Karena produknya kebanyakan aturan, karena produknya berbentuk kayak pulpen, orang orang di instruksikan buat ngeluarin produknya dikit dikit, jadi mencetnya harus hati-hati banget, karena kalau terlalu kasar, dan produknya kebanyakan dikeluarin nanti bakaln jadi susah ditutup karena produknya gabisa 'dimasukin' atau 'dimundurin' lagi, terus karena bentuknya stick, orang-orang kalau mau apply ke bibir juga di instruksikan untuk makenya pelan-pelannnn banget karena kalau terlalu aksar takutnya produknya nggak ter aplikasikan dengan sempurna dan jadi terlalu lengket, orang-orang jelas bete banget dengan produk yang kebanyakan aturan kayak gini, dan akhirnya muncul komentar 'if there are too many conditions for this product to function, then maybe it means that you shouldn't create this product to begin with' gitu Mer, jadi ladies, apa pembelajaran yang bisa kita ambil dari perihal lip gloss ini?" Tanya Jennie.

"Mending beli lip gloss yang liquid aja?" Jawab Jisoo spontan yang langsung dihadiahi pelototan oleh Jennie dan Joy.

"Jujur.... I don't understand"  Jawab Meera. 

"Suatu hal yang baik, entah itu produk, kegiatan, hubungan, atau apapun itu, kalau kita tunda-tunda untuk ngerjainnya atau terlalu banyak alasan dan pre kondisi untuk mencapainya biasanya cuma akan menyusahkan diri kita sendiri dan hasilnya nggak akan successfull, sama kayak lipgloss mac tadi, hubungan lo sama Jaehyun juga, apa lo udah mantap buat bilang bahwa hubungan lo sama Jaehyun itu sepenuhnya nggak baik? Masih abu-abu juga kan sebenarnya? Tapi kalau lo terus menunda-nunda buat ngomong sama dia, kebanyakan alasan, nantia aja kalau waktunya udah tepat, nanti aja kalau habis NEDC, bisa jadi output dari conversation kalian kalau dilakukan setelah begitu banyak alasan tersebut nggak akan se optimal kalau lo jalanin itu sekarang" Tandas Jennie.

"Iya mer, lagian ya, biasanya di novel novel kalau tokoh utamanya menunda-nunda berkomunikasi begini ujung-ujungnya cuma bakalan salah paham dan bikin sakit hati dua tokoh utama protagonisnya, kata gue sih, lakuin aja sekarang" Tambah Joy.

Meera tampak ragu. Masa sih? Apa iya ngobrol langsung dengan Jaehyun adalah keputusan yang tepat?

Jisoo menatap Meera dengan serius sebelum nyeletuk "Andai aja ya ini tuh kisah cinta seperti di film-film, biasanya kalau lagi ragu-ragu gini tuh tokoh utamanya bakalan muncul tiba-tiba" celetuk Jisoo. 

"Lo gimana?" Tanya Joy.

"Ya.... Gatau ya, yah mungkin Jennie ada benernya, lebih cepat buat ngomong lebih baik sama Jaehyun"

Joy tersenyum . "Glad to hear that sist, tapi bener juga ya kata Jisoo, coba ini di film film Jaehyun nya biasanya tiba-tiba muncul hahaha"

"Fuck movies, we are strong independent woman who create our own destiny, Jaehyun nya udah gue DM, sebentar lagi dia sampe kafe ini"

"YANG BENER AJA LO JENNIE????" Teriak Joy, Jisoo, dan Meera bebarengan .

Till Debate Do Us PartOnde histórias criam vida. Descubra agora