Bab 31 : Confusion

18 1 0
                                    

Kalau kata Cinta Laura :

"I don't wanna lose you

Yes I wanna hold you

I don't wanna make you

Make you sad and make you cry"

Entah kenapa lagu yang Jaehyun bahkan lupa dia dulu dengar dari mana itu sekarang terngiang-ngiang di kepalanya. Jaehyun berpikir semuanya akan baik-baik saja. At least from his ends, he thought he's done enough efforts. Dari awal bukannya dia sudah berjanji akan menemani Meera kemana saja? Bukanya dari awal dia juga sudah berkomitmen kepada dirinya sendiri untuk level up, ikut magang, belajar lebih serius di kampus supaya dia bisa berjuang bareng Meera? Kenapa hasilnya masih jauh dari yang dia harapkan ya.

Banyak banget momen dimana Meera dan Jaehyun lost in translation.

Ada masanya dimana Meera sama sekali tidak memberikan kabar ke Jaehyun dia akan latihan debat  dimana, jam berapa, alhasil Jaehyun yang berinisiatif duluan menanyakan, dan meminta Meera untuk lebih sering berkabar. Karena ya kalau Jaehyun bahkan nggak tau Meera mau kemana, gimana caranya bisa nemenin dong?

Akhirnya Meera menunjukkan 'improvement' dan mulai berkab. Apakah masalah selesai sampai disitu? Oh tidak juga. Ada masa dimana Meera berkabar ''aku ada latihan debat jam tujuh malem" jam setengah tujuh Jaehyun sudah standby di depan kosan Meera akan tetapi justru disambut "Loh kamu mau jemput? Maaf aku gatau, aku udah naik ojek online duluan...."

Ada juga momen dimana setelah Jaehyun bersusah payah mengantar Meera, setelah diantar sama sekali nggak ada konfirmasi Meera mau pulang jam berapa? Harus dijemput jam berapa? Jaehyun nyaris stress karena pesan nya tidak dibalas, mencoba ditelpon pun tidak diangkat. Akhirnya jam dua pagi Meera baru menjawab dengan penuh rasa penyesalan kalau dia sama sekali nggak mengecheck hp nya kalau sedang latihan dan latihan debatnya baru selesai. Jaehyun tau Meera benar-benar menyesal dan yah, namanya juga hubungan yang baru dibangun pasti wajar kan kalau ada miskomunikasi di sana sini, namanya juga masih dalam tahap perkenalan, penyesuaian, tapi yang Jaehyun tidak habis pikir, kenapa Meera malah tiba-tiba mengabarkan kalau dia sudah pulang sendiri dan menolak untuk dijemput karena merasa nggak enak merepotkan Jaehyun dini hari. Jaehyun bertanya-tanya, Meera sadar nggak sih kalau dia justru lebih merasa khawatir dan was-was karena tau dia pulang jam dua pagi, sendirian? Malam-malam?

Momen bersama mereka pun semakin nggak berkualitas dengan padatnya persiapan TEKA dan NEDC. Ada masa dimana mereka berdua pergi ke kafe dan Meera cenderung tidak nyambung ketika diajak ngobrol, matanya mengawang, jawaban-jawaban yang Meera berikan juga tergolong singkat, Meera lebih fokus terpekur memandangi laptopnya.

Semua kejadian ini membuat Jaehyun jadi berpikir, harus bagaimana lagi ya dia?

Di satu sisi Jaehyun merasa ini semua harus dibicarakan, mereka berdua nggak bisa berjalan seperti ini terus. Akan tetapi di sisi lain Jaehyun juga merasa.... Nggak enak?

Karena jujur Jaehyun bertanya-tanya, apa memang ini resiko mendekati so called miss independent?  Harus lebih banyak sabar dan maklum sama kesibukannya yang nggak kira-kira? Apa bijak Jaehyun protes ke Meera mengenai seabrek kegiatannya ini, padahal bukannya dari awal Jaehyun sudah bertekad kalau kehadirannya nggak boleh sampai menghambat kegiatan-kegiatan Meera. Tapi lebih daripada itu semua jujur Jaehyun merasa.... Takut.

Takut kalau mereka berantem, takut kalau Meera menjadi salah paham dan justru nantinya melihat Jaehyun sebagai pengganggu atas semua kegiatannya kalau dia angkat bicara.

Meskipun banyak dari komunikasi dan pertemuan mereka yang tidak ideal tapi Jaehyun senang karena kuantitas bertemu dengan Meera jadi lebih sering. Ya walaupun nggak berkualitas banget sih tapi setidaknya Jaehyun bisa lebih sering lihat Meera, lebih sering dengar suaranya. Tentu, Jaehyun akan semakin senang kalau selain kuantitasnya, kualitas dari waktu bertemunya juga bertambah, tapi yah Jaehyun saja masih bingung 'gimana cara ngomongnya' ke Meera.

Lamunan Jaehyun tiba-tiba dibuyarkan oleh suara pintu mobilnya yang terbuka.

" Sorry, aku lama banget ya?" Tanya Meera.

Jam memang sudah menunjukkan pukul 12 malam, tapi Jaehyun menggeleng sambil tersenyum, consequences Jaehyun, you choose her. Kata Jaehyun dalam hati. "Nggak papa, mau langsung pulang? Kamu udah makan?" Tanya Jaehyun. Meera terdiam sebentar lalu menjawab "Udah kok, langsung pulang aja, kamu pasti juga capek kan?"

"Makan dimana tadi kamu? Bukannya makanan di kafe itu agak ma..." Jaehyun menahan lidahnya. Dengan semua pengeluaran Meera saat ini, Jaehyun tau kalau Meera sedang tidak dalam posisi untuk mengeluarkan uang dan makan di kafe lingkungan kampus yang harganya nggak make sense itu, tapi lagi-lagi Jaehyun dan kebingungannya nggak tau cara untuk mengkomunikasikan hal tersebut dengan baik. Jangan-jangan Meera malah tersinggung kalau Jaehyun bilang harga makanannya mahal? "Agak macemnya sedikit ya? Cuma pasta-pasta doang gak sih? Emang kenyang?" Kilah Jaehyun.

Tapi, seolah bisa membaca apa yang awalnya Jaehyun pikirkan, Meera justru dengan cepat menjawab "Enggak papa kok tetep kenyang, tadi aku udah makan, berdua sama Joy" Jawab Meera tegas. Jaehyun mengangguk dan kembali fokus menyetir, hingga selang beberapa waktu terdengar bunyi perut yang jelas-jelas bukan datang dari Jaehyun.

Jaehyun menghela nafas.

"Mer, be honest with me, kamu udah makan belum?"

Meera mengangguk lemas.

Ok so she is not lying, tapi Jaehyun masih belum kehabisan akal. "Makan sama apa tadi sama Joy?"

"French Fries".

Jaehyun terdiam dan melanjutkan mengemudi, sampai ketika mereka telah mendekati restoran cepat saji yang buka 24 jam, Jaehyun membelokkan mobilnya.

"Je, pulang aja ayo, udah malam banget," kata Ameera khawatir.

Jaehyun nyaris tertawa histeris, dan juga penasaran di saat yang bersamaan, apa ya, yang ada dipikiran Meera sekarang? Menurut Meera, apakah Jaehyun bisa pulang dengan tenang, tidur and pretend nothing happen ketika dia tau Meera tengah malam begini pasti capek dan belum makan?

"Temenin aku makan yuk, aku juga mau makan," ajak Jaehyun.

Meera akhirnya mengangguk dan mereka berdua turun dari mobil.

Jaehyun menarik nafas. Kayaknya udah nggak bisa dihindari lagi, they need to talk. 

***
Author notes : Terimakasih banyak yang sudah baca sampai sejauh ini, ini wp yang udah on going dari 2020 ( OMG 3 freaking years), selama waktu itu berjalan aku udah ngerjain skripsi, ganti judul, macet nggak ngerjain skripsi samsek, magang, sidang, sampai akhirnya punya kerjaan full time sekarang (alhamdulillah).

Karya ini full of imperfections, dan di updatenya, idk 3 bulan sekali??? Tapi kali ini aku berjanji akan lebih sering update dan benar-benar committed untuk menyelesaikan karya ini karena this piece means a lot to me. Ini saksi hidup perjalanan mengerjakan skripsi yang berdarah-darah itu loh HAHAHA, jadi buat teman-teman yang pengen baca tapi masih ragu-ragu, worry not aku akan lebih berusaha untuk tidak ilang-ilangan, 

And please leave some comment and tap the star! I do love to have conversation with you guys, what did you think about the stories, is there any certain comments, what do you like about this story?

But anyway, have a great time and See u (real soon) at the next chapters love!

Till Debate Do Us PartWhere stories live. Discover now