Lima puluh lima

981 159 16
                                    

Happy Reading

"Tinggal dimasukin sayurnya, terus tunggu sampai sedikit layu dan inget apinya kecil aja"

Shuhua mengangguk mengerti dengan penjelasan ibunya, Eugene memang sering berkunjung ke rumah baru anaknya, sesekali mengajarkan bagaimana cara memasak pada Shuhua, seperti sekarang ini.

"Oh ya soojin mana ?"

"Masih tidur kayaknya mah, semalem dia sibuk banget"

Eugene hanya mengangguk, dia juga tau bagaimana sibuknya kekasih dari anaknya itu. Bahkan setiap kali dia tak sengaja lewat di depan kamar Shuhua saat mereka menginap di rumahnya, Soojin pasti tengah memangku laptopnya dengan beberapa kertas yang isinya harus dia selesaikan.

"Apa shushu bangunin aja ya mah ?" Shuhua menghentikan tangannya yang tengah mengaduk masakan yang tadi ia coba buat

"Gapapa, biarin aja dia istirahat ya" Eugene mengelus lembut surai hitam Shuhua

"Morning"

Sepasang ibu dan anak itu menoleh pada Soojin yang tengah berjalan kearah mereka, rambutnya masih sedikit basah dan wajahnya juga masih belum memakai make up.

"Hi mah" Soojin memeluk Eugene dari belakang, bukan hal baru bagi Soojin untuk bermanja pada Eugene sekarang, wanita yang hampir setengah baya itu benar-benar sudah ia anggap ibu kandungnya sendiri.

"Hi mantu mamah" balas Eugene menepuk-nepuk kecil pipi Soojin yang rasanya makin berisi.

"Masak ya, aku bantu coba"

"Udah jadi" ketus Shuhua yang merasa dirinya tak dianggap ada

"Tumis daging sayur kesukaan Soojin" ujar Eugene

Soojin melepas pelukannya sambil menatap makanan kesukaannya sudah siap disajikan, dia tersenyum lalu mengelus pundak Eugene sambil menyenderkan kepalanya tanda terimakasih.

"Ekhemm" lagi lagi Shuhua mencoba menarik perhatian Soojin yang makin asik dengan ibunya

"Kenapa ga bangunin aku ?" tanya Soojin setelah mencium pipi kanan Shuhua

"Kamu semalem tidur jam tiga lho" Shuhua kembali sibuk dengan masakannya

Soojin yang hendak membantu menyiapkan meja makan, langsung di pelototi sang calon ibu mertua, dengan tak enak hati akhirnya gadis itu hanya duduk sambil mengamati setiap pergerakan Shuhua.

Ia mengingat, di tahun ketiga mereka bersama. Itu adalah tahun yang paling mengejutkan, disitu soojin yang benar-benar sibuk mengejar banyak tender yang harus ia tangani dan Shuhua yang memang awalan masuk kuliah, setiap hari mereka berbeda pendapat, tak henti berdebat, bahkan Shuhua lebih banyak tidur di rumah orang tuanya, jika pun pulang entah itu Soojin atau Shuhua pasti selalu membanting pintu, setiap makan tak jarang sendok dan garpu ditangan mereka di lempar begitu saja. Puncak dari mengenal satu sama lain, beruntung mereka bisa mengatasi semuanya dengan baik, bagaimanpun keduanya sudah berjanji pada diri sendiri akan sehidup semati bersama.

"Hayo mikirin apa" goda Eugene yang kini sudah duduk sambil membalikkan piring miliknya

Soojin membalas godaan itu dengan senyum kecilnya, dia menatap Shuhua yang berdiri disampingnya tengah menuangkan air untuk Soojin.

Cold Cherry || SooshuWhere stories live. Discover now