Empat Puluh Lima

1.4K 222 41
                                    

Happy reading.
Kalian masih idup kan ?
Oh fyi. I hate sider but its okay
Love you!

"Jam sebelas baru pulang wah"

Gadis itu bertepuk tangan dengan tawa kecilnya, beberapa saat tangan kanannya mencengkram erat kerah baju miyeon

"Abis bahas apa lo sama partner sex lo itu ?" tanyanya dengan pandangan merendahkan

Miyeon mendengus kesal, bola matanya tidak diam seolah di hadapkan dengan satu trauma terbesar.

"Gue cuman ga sengaja ketemu dia" jawab miyeon pelan

"Miyeon miyeon, gue ga sebodoh itu sayangnya"

Chungha melepaskan cengkeramannya lalu menepuk-nepuk tangannya, dia melihat tangan miyeon yang bersembunyi di balik saku Hoodie yang gadis itu kenakan

"Kayaknya gue harus buat Minnie buat makin benci sama lo"

Ya gadis itu adalah Chungha, dia menunggu Miyeon tepat di dalam rumahnya

"Ga perlu, Minnie udah jauh dari gue, mau lo apa lagi hah ?" Miyeon mencoba menahan emosinya

"Mau gue ? Tanpa gue sebut juga lo tau apa mau gue" bisik Chungha

"Soojin ga akan pernah bisa sama lo, dia bahkan ga pernah lirik lo, sedikitpun" gumam miyeon 

"Ga pernah ? Well that right. Tapi, kalo gue ga bisa dapetin dia. Ga boleh ada satu orangpun yang bisa sama dia" ujar Chungha santai

"Saiko!" umpat miyeon yang hanya bisa ia utarakan dalam hati

"Hui udah lo bunuh, sekarang bisa bunuh cewek itu juga ?" tanya Chungha dengan menyodorkan sebuah pisau lipat

Wajah miyeon mulai pucat, giginya bergetar seolah dia tengah sangat kedinginan

"Enggak.. gue.. gue bukan pembunuh!"

"Gue bukan pembunuh!" Teriaknya marah

"Lo udah berhasil bunuh cowok, masa cewek aja ga bisa"

Merasa di tekan, depresi miyeon seolah naik, tangannya dengan cepat mengambil pisau itu dan hendak melukai gadis di depannya

Namun Chungha lebih cepat, tangan kirinya mengeluarkan pistol dan ia letakan di dahi miyeon

"Sedikit aja lo berani lawan gue, syaraf lo yang rusak ini bakal ancur lebih parah"

Mata miyeon menutup perlahan, fikirannya tertuju pada ucapan Jinny sebelumnya, namun sialnya otaknya memutar kenangan bersama Minnie, yang ia pikirkan sekarang hanya Minnie

Kakinya mundur perlahan, pisau di tangannya juga ia lepas begitu saja, Jika dia tak bisa bersama Minnie, dia tidak ingin membuka hati untuk orang lain, apa sampai disini saja ? Mati lebih baik ?

"Minnie, i love you, i just love you.."

"Lo nyerah ? Ck. Udah ga berguna juga gue suruh orang yang kejiwaannya keganggu, jadi mau sekarang juga ? Minnie juga udah udah mau nerima jiwa pengecut kayak lo ini"

Cold Cherry || SooshuWhere stories live. Discover now