7 - Lusa's Out of My League

493 84 21
                                    

Selalu ada sisi yang bisa dikomplain dari fisik kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selalu ada sisi yang bisa dikomplain dari fisik kamu.
Tapi tenang aja, selalu ada sisi juga yang bisa disyukuri dari fisik kamu.

・・・

Lusa langsung bekerja keesokan harinya, walaupun badan rasanya masih sakit sana sini. Otak masih belum beres karena terus terbayang Xero, dan hati juga masih terasa pedih-pedihnya karena harus pulang ke Indonesia. Lusa tetap bersikap profesional saat di kantor── yah, setidaknya sampai jam makan siang tiba.

Dia bersama Arstide memutuskan mengobrol santai di Aonaran. Sambil asik mengupas kulit kuaci yang Lusa bawa dari kantor, Arstide terus mendengarkan gadis itu bercerita panjang lebar tentang Xero dan kejadian yang menimpanya semasa di London.

"Nathan malah cuekin gue. Sumpah ya Ars gue tuh bingung banget, padahal gue gak ngerasa abis ngelakuin suatu kesalahan. Berdosa aja gak pernah gue sama Nathan, gue cuma diem terus semenjak sampe di London. Asli deh! Lagian Nathannya juga kayak gak mau gitu ketemu gue," ucap Lusa masih asik bercerita sambil mengunyah kuaci.

Arstide mengangguk-angguk mendengarkan.

"Terus ada tuh cewek, temen masa kecilnya Nathan. Namanya Lia, gue gak tau se-istimewa apa kisah masa kecil mereka, yang gue tau Nathan sama Lia itu pernah satu panti asuhan."

"Terus lo tau gak sih, Ars?" Lusa mencondongkan kepalanya dengan antusias.

"Apa?" tanya Arstide, tidak tau.

"Bagi gue nih ya, Lia mungkin aja perempuan dewasa yang punya pola pikir bagus. Tapi deep down inside, dia tuh aslinya lemah banget. Gue sekali pandang aja udah bisa nebak kalau kepribadian lemah lembut kayak dia tuh rawan banget disakitin cowok, dan juga power-nya kurang kuat buat mepetin cowok lain.

"Gue bukannya berniat ngerendahin, tapi kenyataannya emang gitu! Lo harus percaya sama gue Ars!"

"Iya gue percaya." Arstide menjawab keantusiasan Lusa dalam bercerita.

"Gue pernah takut Nathan bakal direbut sama Lia── sebenernya sampe sekarang gue juga masih takut sih." Lusa tiba-tiba merengut. "Abisan kalo soal sifat gue kebanting banget sama dia. Soal tingkah laku apalagi, ibarat bawang putih sama bawang merah. Gue kalo samping-sampingan sama Lia berasa jadi orang jahatnya."

Arstide penasaran, seperti apa sosok Lia sampai membuat Lusa insecure begitu.

Wajah Lusa yang semula masam berubah menjadi semangat. "Tapi gapapa, gue punya iman! Gue juga punya tekad! Selagi gue yakin kalau Nathan itu takdir gue, gue sama dia bakal aman."

Arstide membuang kulit kuaci entah untuk yang ke berapa kali, dia menghela napas sembari menegakkan posisi duduknya.

Oke, sepertinya cerita sepanjang jalan kenangan Lusa sudah beres. Dia sudah bisa bicara.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now