41 - Ternyata Lusa Berbohong

439 65 9
                                    

・・・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・・・

Lusa mengusap sudut bibirnya lalu buru-buru menaruh minumannya ke atas meja. Lusa menutupi wajahnya dengan sebelah tangan dan berjalan cepat menjauhi Xero beserta keluarganya yang baru saja datang. Dia tau itu adalah hal paling bodoh yang ia lakukan malam ini sebab Xero sudah melihatnya sebelumnya, jadi Lusa tak mungkin bisa benar-benar menghindari lelaki itu. Tapi Lusa tidak peduli! Dia tidak mau berhadapan dengan Xero. Maka Lusa berlari, hendak mencari tempat yang aman, tapi langkahnya malah dicegat oleh kehadiran Nael dan Caramel.

"Hai, Sa!"

Lusa merutuk dalam hati. Dia memaksakan seulas senyum. "Hai, Kak. Gaun lo bagus."

"Gue juga kagak? Udah kayak pangeran gini nih, tapi tuan puterinya belom keliatan," celetuk Nael.

Lusa langsung melemparkan kilatan tajam. "Diem!"

"Gamau nanti ganteng," cengir Nael.

Lusa menghela napas pelan berusaha tetap sabar dan tenang, tapi kedua orang ini seolah sengaja menyulut api dalam dirinya.

"Kalung sama gaun lo serasi banget ya, Sa." Caramel tersenyum.

"Oh iye tuh, cakep. Tapi naha atuh meuni dua-dua segala? Lu rakus banget ya cincin sama kalung dijadiin satu," kata Nael.

Lusa yang baru sadar itu buru-buru menyembunyikan kalungnya ke dalam gaun.

"Gaun lo tanpa lengan," kata Caramel, tampangnya berubah datar.

Wajah Lusa memerah salah tingkah sekaligus malu. Dia sudah berniat melepaskan kalung itu, tapi sebuah sentuhan muncul dari belakangnya yang membuat Lusa terlonjak kaget dan gerakannya terhenti.

Lusa menoleh dan mendapati Xero sudah berada di belakangnya. Lalu dia menatap ke depan lagi dan sudah tidak mendapati keberadaan Caramel dan Nael. Lusa mengumpat dalam hati. Sial.

"Gak usah dilepas. Udah bagus kok itu," ujar Xero dengan senyumannya yang khas.

Lusa memutar bola mata malas. "Gue salah pake kalung. Kalung ini niatnya mau gue buang."

"Loh kok dibuang?"

"Udah gak berguna."

"Cincinnya juga?"

"Semua tentang lo udah gak berguna lagi di hidup gue."

"Kalau udah gak berguna terus kenapa masih kamu pake?"

Lusa berdecak. "Kan udah gue bilang salah pake kalung!"

"Bohong." Xero memutar kursi rodanya sedikit ke depan sampai dia sudah berada tepat di samping Lusa. Lelaki itu mencengkram tangan Lusa dan menyuruhnya untuk sedikit serong hingga Lusa berhadapan dengan Xero. "Kalau salah pake, gak mungkin cincin pemberianku kamu jadiin liontin kalung yang juga aku kasih waktu SMA. Letak ketidaksengajaannya di mana?"

2. Memoar | Lusa〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang