2 - Telepon dari Dean

742 105 31
                                    

・・・

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・・・

Lusa sibuk menggigiti kuku jarinya sejak dia dan Lia tau tentang kondisi Xero yang sebenarnya. Kak Caramel masih berada di dalam ruangan, berusaha menenangkan Xero yang masih syok tentang kelumpuhannya. Sedangkan Om Dewa belum juga kembali dari ruangan dokter. Lusa yang tadi sempat berteriak meminta diberi tahu tentang kondisi Xero pada Om Dewa jadi merasa bersalah. Seharusnya dia bisa menunggu sedikit lebih lama lagi, Om Dewa terlihat marah tadi.

Lia yang duduk di sebelah Lusa menghela napas pelan, sepasang netranya terus tersorot ke pintu ruangan itu yang masih tertutup rapat. Lusa yakin Lia juga sama khawatirnya dengan dia, juga merasa bersalah. Mereka baru saja melakukan sesuatu yang terlalu kekanakan.

"Masih lama ya?" Lia mengeluarkan suara yang membuat Lusa menoleh.

"Kayaknya iya, Om Dewa juga belum balik kan sampai sekarang? Berarti masalahnya serius," balas Lusa.

"Aku nggak nyangka bisa kayak gini, padahal sebelum-sebelumnya Kak Caramel bilang Nathan cuma mengalami keretakan tulang kering."

"Apalagi gue yang gak pernah dikasih tau apa-apa, tapi kemungkinan terburuk itu selalu ada."

Lia menghela napas lagi lalu menoleh pada Lusa dengan senyuman simpul. "Nanti sepulang dari rumah sakit kamu mau nginep dimana?"

Lusa mengedikkan bahu. "Paling ke hotel terdekat, biar gampang bolak-baliknya."

"Saranku sih mending jangan deh, hotel di sekitar sini mahal. Nanti uang kamu habis cuma buat tidur semalem doang," kata Lia.

"Ya mau gimana lagi," balas Lusa.

"Nginep aja di rumahku, kebetulan masih ada kamar kosong. Daripada mahal-mahal bayar kamar hotel."

Lusa agak terkejut. "Eh boleh?" katanya, sedetik kemudian Lusa menggeleng. "Eh tapi gak usah deh, gak enak nanti ngerepotin. Gue nginep di hotel aja gapapa, cukup kok duit gue."

"Nggak ngerepotin, serius! Malah aku seneng banget karena kalau kamu tinggal di rumahku, aku bisa jadi semakin dekat sama kamu."

"Gak tinggal satu rumah juga bisa tetep deket kok," jawab Lusa.

Lia merenggut. "Ya beda aja rasanya, udah ya tinggal di rumah aku aja? Aku juga ada rencana mau ajakin Kak Caramel, Om Dewa sama Nathan buat ikut tinggal. Kasihan kan kalau di hotel atau apartemen tempatnya pasti kecil, ruang gerak Nathan jadi nggak leluasa."

Lusa tampak berpikir sejenak, iya juga sih. Itu tawaran yang bagus, selain dia bisa menghemat uang, kalau ternyata keluarga Om Dewa beneran akan tinggal di rumah Lia. Berarti Lusa jadi punya kesempatan untuk mendekati Xero lagi, ide bagus!

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now