36 - Lusa Tidak Sudi Melihatnya

465 68 23
                                    

・・・

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・・・

Lusa langsung disambut dengan banyak pelukan ketika dia sudah sampai di kantor. Banyak orang menyemangatinya, tak jarang juga memujinya hebat karena bisa bertahan sampai sejauh ini.

Lusa hanya mengangguk, tersenyum sembari berterima kasih. Dia tak sengaja melihat Arstide, di pipinya ada bekas cakaran yang warnanya merah. Merah sekali.

"Pipi lo kenapa?" tanya Lusa.

Azar tiba-tiba nongol. "Biasalah, pertengkaran ibu-ibu. Ibu mertua datang ke rumahnya semalem, marah dah tuh dia karena anaknya udah di-unboxing."

"Unboxing?" Lusa mengerutkan kening bingung.

Azar memeragakan menggunakan tangan.

Lusa melotot. "Heh! Ngadi-ngadi!"

Sedangkan Arstide hanya menghela napas.

"Ya gue ngomongin fakta," celetuk Azar.

Lusa tau Arstide pasti sering frustasi punya partner seperti Azar, tapi laki-laki itu punya kesabaran yang hampir tak terbatas. Bahkan meskipun wajahnya lecet-lecet, Lusa tau Arstide tidak akan pernah semarah itu.

Dia pun tersenyum dan menepuk pundak sahabatnya. "Langgeng ya, Ars, sama Ann."

Jauh di belakang sana, seseorang mencibir. "Hadeuh, dia balik lagi?"

•──•─•──•✦•──•─•──•

Xero langsung meluncur ke suatu tempat ketika dia mendapat pesan yang isinya:

Mata-mata kecil (3)

Ahza:
kak! bunganya di buang!

Kok bisa?

Saska:
Iya kak.. Padahal tadi Kak Lusa
udah nerima bunganya, tapi
ditaruh di atas meja

Terus?

Ahza:
terus di buang sama abangnya
Saska....

Xero menghela napas panjang. Jarinya menari-nari di atas keyboard.

Tapi suratnya udah dibaca kan?

Ahza:
hah? surat apa? 😨😳😱

Xero tidak menjawabnya lagi dan langsung bergegas menuju kantornya Lusa. Dia sudah menduga tidak akan efektif mengirimi benda ke rumah Lusa, gadis itu pasti tidak akan menerimanya. Bahkan paling parahnya, akan membuangnya begitu saja.

Mobil yang disupiri oleh Pak Beni melaju dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan siang itu. Harusnya Xero ada jadwal terapi hari ini, tapi apa gunanya terapi saat sesuatu yang mengganggu pikirannya belum terselesaikan.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now