PROLOG

2.6K 171 56
                                    

・・・

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・・・

"Dante Adsaka Zackwalkov!"

"Aku daritadi ngomong sama kamu kenapa gak dijawab?! Ada cewek bohay di sana?!"

Oknum yang namanya disebut menggeleng pelan, atensinya yang sempat teralih pada kerumunan orang itu kembali terfokus pada suara di ponsel.

Dia gelagapan. "H-hah? Apa Sayang? NGGAK! NGGAK ADA! Fitnah aja kamu!"

"Yaudah, berapa lama lagi sampe kesini? Kamu tau kan aku gak kenal sama anggota keluargamu, udah lumutan nih!"

"Iya sebentar lagi kok ini, pesawatnya baru landing. Ini lagi dicari orangnya," kata Dante, dia berjalan kecil masuk ke dalam bandara sembari menyapukan pandangan ke sekeliling. Berharap menemukan orang yang ia cari.

"Gak sopan kamu, sama bapak sendiri manggilnya begitu."

"Y-ya gim── OH ITU TUH!"

Dante refleks berteriak kala matanya berhasil menangkap sosok ayahnya yang baru keluar dari kerumunan dan kini tengah mengobrol dengan salah satu petugas bandara, entah siapa.

"Mey aku matiin dulu ya teleponnya, udah ketemu!"

Panggilan pun terputus, Dante buru-buru memasukkan ponselnya sembari berjalan menghampiri laki-laki berseragam pilot itu. Tapi dia tidak bisa berbuat banyak, di sekeliling orang itu dipenuhi oleh lautan manusia. Membuat atmosfer di sekitarnya sungkep yang otomatis membuat Dante juga tidak melanjutkan langkahnya, dia benci kerumunan. Dia juga tidak bisa menerobos orang-orang itu begitu saja.

Alhasil, Dante memilih diam di tempat. Dia berdehem sejenak, sebelum suara teriakan lantang itu terdengar memekakkan telinga.

"BAPAKEEE!"

Kepala semua orang kontan menoleh pada Dante yang tengah melambaikan kedua tangan, menatapnya aneh.

"BAPAKEEEE!"

"OIIII BAPAKE!"

"BAPAKEE!"

"BAPAKE OII PRIKITIW!"

Dante mengatur napasnya, ayahnya tidak mendengar. Alias masih asik mengobrol sambil menyunggingkan senyum lebar yang dari jauh saja sudah kelihatan bahwa lesung pipi itu berhasil menarik perhatian semua gadis di bandara ini.

Cowok jangkung dengan outfit serba hitam  dan rambut yang sudah dirapikan dengan pomade itu menghela napas pendek, baru tersadar sesuatu.

Dante berdecak. "Hadeuh, kebiasaan dah tuh bapak-bapak satu."

Sedetik kemudian, Dante memutar bola matanya malas lalu berteriak lagi dengan wajah datar nan dongkol. Suaranya tidak sekencang tadi, yang ini lebih terdengar seperti orang yang malas dan tidak niat teriak.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now