39 - Dua Pasang Tatapan Sendu

390 74 12
                                    

・・・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・・・

Dalvin memutuskan untuk memotong rambutnya sebab dia akan mulai magang di kantor sang ayah. Dalvin pikir sudah cukup acara main-mainnya, dia tidak selalu bisa mendapat pekerjaan yang dia inginkan. Nyatanya Dalvin hanya perlu berpikir realistis demi masa depannya bersama Alea.

Untuk merayakan keputusan Dalvin terkait bekerja di kantor ayahnya, Alea sengaja meminta cuti hari ini untuk pergi jalan-jalan bersama Dalvin.

Inginnya sih ke gunung, tapi Dalvin menolak dengan alasan gunung terlalu membosankan baginya. Alhasil, lelaki itu membawa Alea menuju pantai di sore hari. Mobil mereka melaju dengan kecepatan di bawah rata-rata membelah jalanan pesisir pantai yang saat itu terlampau sepi. Sinar keemasan dari sang surya cukup menyilaukan mata Dalvin sehingga dia memutuskan untuk memakai kacamata hitam.

Lelaki itu sekilas melirik Alea dengan cengiran khasnya.

"Kenapa sih?" Alea mengulum senyum melihat Dalvin terus-terusan meliriknya.

"Gapapa," katanya. Dia menjawil dagu Alea. "Kamu keliatan lebih cantik kalo lagi diem gini."

"Jadi kalo aku bawel aku enggak cantik gitu?"

"Tetep cantik lah, kan calon istrinya Dalvin."

"Idih, gombal." Alea mendelik disertai kekehan kecil.

"Emangnya gak boleh──"

Tok! Tok! Tok!

Alea spontan menoleh ke arah jendela di samping kanannya. Ada seorang pengendara motor yang terus mengetuk jendela sembari menyejajarkan laju motornya dengan mobil Dalvin. Helm fullface hitam yang dia gunakan membuat Dalvin maupun Alea tidak bisa melihat wajah si pengendara motor.

"WOI BUKA!"

Dalvin tak menggubris orang itu. Dia malah menambahkan kecepatannya hingga mobil ini melesat meninggalkan si pengendara motor tadi.

"Dalvin──"

"Tenang aja, palingan orang iseng doang." Dalvin berusaha memberi senyuman manisnya. "Bukan begal kok, santai."

Namun, ternyata si pengendara ninja hitam itu mengejar mobilnya. Dia berusaha menyalip mobil Dalvin dengan meliuk-liukkan motornya, untungnya Dalvin masih bisa menghindar.

Lelaki itu yang awalnya terlihat santai perlahan-lahan berubah sewot. Dia beberapa kali berdecak sebal melihat si pengendara motor itu masih terus mengikutinya.

"Ck! Siapa sih!"

Orang itu telah sampai di samping jendela mobil Dalvin. Dia kembali mengetuk.

Tok! Tok! Tok!

"BERENTI! BERENTI!"

Dalvin mau menyenggol motor itu dengan membanting stir ke arah kanan, tapi si pengendara cukup lihai untuk menambah kecepatan dan justru menghadang mobil Dalvin sampai lelaki itu terpaksa berhenti.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang