28 - Pluto Bilang: Kembalikan

317 58 12
                                    

・・・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・・・

"Berdasarkan pasal 340 KUHP, dengan ini saya meminta hukuman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup untuk terdakwa karena pembunuhan berencana." 

"Adapun pasal 354 KUHP, menyebutkan bahwa ini juga merupakan tindakan penganiayaan berat dan terdakwa harus dituntut atas tuduhan ini."

"Pembela terdakwa, apakah Anda mengakui atas tuntutan ini?"

Dean berdiri dengan tegap menghadap hakim. "Tidak, Yang Mulia."

Pria paruh baya itu melayangkan tatapan tegasnya pada penuntut umum yang baru saja duduk. "Terdakwa tidak bersalah atas tuntutan itu."

"Terdakwa telah mengaku tak bersalah atas semua tuduhan."

•──•─•──•✦•──•─•──•

Dalam suatu sistem tata surya, terdapat delapan buah planet yang mengorbit pada satu bintang bernama matahari. Mereka saling terikat, saling terhubung, hingga mendedikasikan seluruh waktu yang mereka punya hanya untuk berputar mengelilingi si pusat galaksi. Mengorbit. Memfokuskan atensi pada satu titik dan bukan yang lainnya.

Awalnya, Brilian menempatkan dirinya sebagai sistem tata surya itu sendiri, dengan Lusa sebagai matahari, dan planet-planet sebagai seluruh perasaan yang ia punya. Merkurius mewakilkan rasa cintanya, venus menggambarkan sisi kepeduliannya yang teramat besar, bumi sebagai sumber dari kesetiaan yang ia punya, lalu jupiter, saturnus, dan planet lain sebagai perasaan-perasaan yang sulit ia ungkapkan.

Pada awalnya memang begitu. Sampai akhirnya Lusa mulai jatuh cinta, dia laksana sistem tata surya. Namun bukan Brilian pusat galaksinya, bukan brilian titik porosnya, bukan pada Brilian atensi Lusa mengorbit. Pada kenyataannya, posisi Brilian terlempar jauh. Keluar dari sistem tata surya, tidak dianggap, tidak diakui.

Brilian adalah planet pluto, planet yang dikeluarkan dari sistem tata surya karena tidak memenuhi syarat. Planet kecil yang ──di mata sistem tata surya── tidak ada apa-apanya bila dibandingkan oleh si pusat galaksi itu, Xero.

Meskipun begitu, Brilian tidak pernah benar-benar membenci Lusa karena telah mengusir dia dari jalur orbitnya. Brilian tidak pernah sekalipun memalingkan atensinya dari Lusa.

Brilian selalu memantau dari jauh, membiarkan Lusa berporos pada pusat hidupnya yang bernama Adxero Nathan Zackwalkov. Brilian berbuat begitu bukan berarti dia menyerah atas perasaannya, tapi karena dia ingin melihat Lusa bahagia. Dia ingin Lusa merasa bebas untuk menyayangi orang yang dia cintai, tanpa hambatan sedikit pun. Awalnya, itu saja sudah lebih dari cukup bagi Brilian.

Tapi hari ini ....

Dia berubah pikiran.

Tok! Tok! Tok! Tok!

2. Memoar | Lusa〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang