9 - Tipe Idaman Arstide

390 73 31
                                    

・・・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・・・

"Tipe idaman lo itu yang gimana sih Ars?"

"Yang kayak lo."

Lusa:

"Maksud gue, yang setinggi lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud gue, yang setinggi lo. Atau yang tingginya setara sama gue," koreksi Arstide tanpa mengalihkan pandangannya pada Lusa.

Mereka sedang berada di dalam mobil Arstide yang tengah melaju ke rumah laki-laki itu.

"Gak mau yang lebih pendek?" Lusa bertanya. "Biasanya cowok jangkung kayak lo ni demennya sama cewek cebol yang imut-imut gitu."

"Gue gak suka cewek pendek."

Lusa sakit hati. Walaupun dia tinggi, dia bisa membayangkan kalau saja Lusa terlahir sebagai cewek yang tingginya di bawah rata-rata dan mendengar Arstide berkata demikian, pastilah gadis itu akan uring-uringan.

"Kenapa?" Lusa bertanya lagi.

"Ada banyak alasan."

"Tolong sebutkan dan jelaskan," perintah Lusa yang lebih terdengar seperti soal ujian.

"Salah satunya, kalau mau ciuman susah nunduknya. Kalau ngobrol malah berasa natap bayangan sendiri, leher gue sering sakit."

Lusa tidak menyangka Arstide bisa bilang begitu. Habisnya mulut Arstide itu tidak senyablak Azar yang apa-apa langsung ceplos tanpa difilter. Baru kali ini Lusa mendengar Arstide berucap secara gamblang.

"Lagian kenapa sih nanya-nanya?" Arstide merasa ada yang aneh dengan Lusa.

Gadis itu mengesah berat sembari menatap lurus ke depan. "Rencananya gue mau jodohin lo biar ada pacar."

"Uhuk!" Arstide tersedak salivanya sendiri. Dia menghentikan mobil tepat saat lampu merah dan menatap Lusa. "Buat apa?!"

"Ya biar lo bisa nolak perjodohan dengan alasan lo udah punya pacar lah! Gue gak mau ya nikah sama lo walaupun lo temen gue sendiri," ketus Lusa.

Arstide menggeleng-geleng tak menyangka, memangnya Lusa pikir Arstide setuju dengan perjodohan ini? Kan tidak.

Karena itu lah Arstide mengajak Lusa ke rumahnya sepulang dari kantor, agar mereka bisa menolak perjodohan konyol itu bareng-bareng pada Irene dan Keano.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang