EPILOG

1.2K 89 39
                                    

Platonic lovecinta yang tidak bisa memiliki namun tetap mengasihi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Platonic love
cinta yang tidak bisa memiliki namun tetap mengasihi

・・・

"Mau."

"Aleeekk, kan Bunda udah bilang jangan motong dulu sebelum ceritanya selesai." Lusa melirik ke arah jok belakang dengan wajah sebal, sementara Xero yang masih fokus mengemudi hanya terkekeh kecil.

Alex seketika merasa dirinya baru saja berbuat kejahatan. Dia menunduk lesu.

"Lah kan udah selesai, Bun." Dev menceletuk seolah tengah membela adiknya. Alex langsung tersenyum lebar.

"Happy ending," ujar Dante sembari meregangkan kedua tangan selepas mendengar serangkaian cerita pelik nan tragis dari bundanya.

"Akhirnya Bunda dan Abah hidup bahagia dan memiliki anak-anak yang imut dan lucu," celetuk Alex sembari menyengir kuda.

Lusa di jok depan mendelik. "Imut enggak, ngeselin iya."

"Bun, kalau ceritanya dijual ke indosari boleh gak?" tanya Dante. "Mayan, Bun, dapet duit terus masuk tipi sinetron ajab."

"Bagian mananya yang bisa disebut azab, Dante?" Xero bersuara dengan suara beratnya yang kerap kali membuat para wanita tergila-gila.

"Tuh pas bagian Abah ditinggal Bunda waktu hujan. Kena azab kan tuh. Suruh siapa lambat," ketus Dante.

Xero agak tersinggung. Dia menimpali, "Bagian Bunda masuk penjara nggak bisa disebut azab?"

Sekarang Lusa yang tersinggung. Dia melotot dan langsung mencubit pinggang Xero.

"Enggak. Soalnya Bunda kesayangan kita. Dan yah ... berdasarkan peraturan rumah, Bunda selalu jadi yang terbaik," lanjut Dante.

Pipi Lusa merona. Kalau sudah begini dia jadi ingin sekali mengunyel-unyel pipi anak lelakinya dengan gemas.

Xero mengernyit tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. "Peraturan apa?"

Dante mau berucap lagi, tapi sudah lebih dulu ditahan Alex. Bocah berusia lima belas tahun itu berbicara dengan kepala terangkat seperti seorang raja yang penuh wibawa.

"Biar Alek yang menjelaskan pada Abahanda, Bang."

Alex berdehem. "Ekhem. Jadi, kalau Abahanda ingin tahu, kami membuat peraturan di kerajaan kita. Peraturan itu terbagi menjadi tiga, di antaranya: Pertama, Bunda selalu benar. Kedua, jika Bunda salah, maka lihat peraturan nomor tiga. Ketiga, lihat peraturan nomor satu. Peraturan itu adalah benar dan telah dibuat secara sah berdasarkan hasil rundingan anak pertama, anak kedua, anak ketiga, anak keempat── sebenernya nggak ikutan sih, tapi dia nyumbang permen yupi kok. Dan, telah ditandatangani oleh Bunda secara sadar dan tidak bisa diganggu gugat lagi!!!"

Xero hampir saja tak sengaja menekan pedal rem saking terkejutnya dengan ujaran Alex.

Dia berseru protes, "Itu namanya curang!"

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now