11 - Kamu Gak Punya Hak

428 74 25
                                    

・・・

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・・・

Lusa menjatuhkan bokongnya di kursi teras rumah dengan helaan napas panjang. Tak pernah dia sangka akan bertemu Brilian hari ini, apalagi hanya karena kesalahan Lusa yang tak jeli melihat nama driver ojeknya.

Sulit dipungkiri Lusa masih memendam amarah pada lelaki itu, selain karena Brilian di masa lalu suka membuat Lusa risih, kehadiran lelaki itu juga menjadi penghalang antara Lusa dan Xero. Masih ingat kan betapa kejamnya Brilian menyuruh orang untuk menabrak Lusa dan berpura-pura seolah lelaki itu lah yang menyelamatkan nyawa Lusa, padahal itu semua berkat Xero. Belum lagi Brilian juga sudah menanamkan kebencian pada Dalvin dengan menuduh Xero yang tidak-tidak.

Lusa benar-benar tidak suka pada Brilian, dia sudah terlalu muak dengan gelalagat lelaki itu yang baginya sangat mengganggu.

Sekarang Lusa jadi menyesal tidak ikut pulang bersama Azar atau Arstide, dia malah memesan ojek online dengan akun abangnya. Untung saja setelah berpapasan tadi Lusa buru-buru membatalkan pesanannya dengan alasan:

Drivernya jelek 👎

Lusa menghela napas panjang dan beranjak masuk ke dalam rumah. Hening dan sedikit gelap, mungkin keluarganya sedang makan malam.

"Lusa, ayo ikut makan," ajak Ayudia.

Benar dugaan Lusa. Dia menoleh sinis sembari mendengkus. "Gak laper."

"Nggak boleh gitu, kalau kamu kebiasaan nahan lapar terus gak baik buat kesehatan. Udah ayo sini ikutan."

Ayudia beranjak dari kursinya dan menarik tangan Lusa untuk bergabung di meja makan. Semua anggota keluarganya lengkap di sana. Dan Lusa bisa melihat betapa malasnya sorot pandang Dalvin ketika melihat dia, Dean juga tengah menghela napas berat.

"Kenapa gak duduk disini?" Suara dingin Dalvin terdengar menginterupsi sembari melihat kursi sebelahnya yang kosong.

"Ogah." Lusa memutar bola mata, jutek.

Ayudia menggeleng disertai senyuman kecil. Dia seolah sudah melupakan kejadian kemarin dan bertingkah seperti biasanya pada Lusa.

Ayudia menaruh lauk pauk dan nasi di piring anaknya. "Makan yang banyak ya, kamu itu kerja hampir seharian. Energinya harus banyak biar gak sakit."

"Percuma, Bu. Energinya malah digunain buat galauin anak orang," celetuk Dalvin santai.

Lusa menatap lelaki itu sengit. "Jait aja dah mulut lo, gak guna."

"Tuh kan, gak sopan."

"Orang kayak lo gak pantes diperlakuin sopan," ketus Lusa. Saska di sebelahnya sudah mencium aroma keributan.

Dalvin mengalihkan sorot matanya pada Lusa. "Lama-lama makin ngelunjak lo ya! Nyesel gue pernah manjain lo dulu, gedenya kurang ajar."

"Dalvin," ucap Ayudia bermaksud menenangkan dan menyuruh anak itu untuk diam.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now