38 - Tiga Hal yang Xero Sesali

508 67 14
                                    

・・・

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・・・

"Aku udah diskusiin soal itu ke Kakek."

Azar menahan tawanya agar tidak tersembur sambil masih fokus menyetir.

"Iya, beliau setuju."

"Kurang dari dua minggu, ya."

"You too."

"Ceilah udah aku-kamuan aja," celetuk Azar waktu Arstide sudah memutuskan sambungan teleponnya yang dia yakini panggilan dari Ann.

Arstide menyengir kecil. "Cepat atau lambat emang harusnya gitu kan?"

"Ya dah. Emang percintaan lo doang yang paling mulus, Ars. Lah gue sama Lusa geradakan banget kayanya," keluh Azar. Dia langsung menyambung. "Btw lo tau gak sih, udah hampir semingguan ini Xero suka nungguin Lusa di depan kantor?"

Arstide menghela napas panjang. "Gue tau."

"Laen kali kita usir aja apa ya? Si Xero ganggu konsentrasi para karyawan cewek tuh, Ars. Bawaannya tu mereka mepet-mepet mulu ke jendela, risih gue liatnya," curhat Azar.

"Dia lakuin itu juga karena Lusa kali, Zar. Gue gak membenarkan atau menyalahkan dia, emang mereka berdua sama-sama keras kepala." Arstide berpendapat.

"Tapi kalo menurut gue ya Ars, napa tu dua orang kagak bicarain masalah mereka secara baik-baik. Kalo udah ada komunikasi kan enak, bisa saling paham juga maunya satu sama lain tu apa. Setidaknya biar sewarga kantor kagak ikut rusuh juga gegara ada si Xero yang sialnya lebih ganteng daripada gue." Azar mendadak geram sendiri, dia memutar stirnya ke arah kanan sementara Arstide hanya berdecih pelan.

Azar rasa Arstide mendukung Xero, karena sedari tadi yang dia lakukan hanya diam. Sekalinya bicara pun untuk melontarkan pendapat yang kontra dari pendapat Azar.

Azar membelokkan lagi mobil milik Arstide ke parkiran kantor, dan saat itu pula sorot matanya tak sengaja melihat ada gaduh-gaduh di depan pintu kantor.

Arstide yang juga sadar langsung turun kala Azar telah menghentikan mobilnya secara sempurna. Azar menyusul Arstide mendekati ketiga orang itu.

"Kamu gak bisa gini dong, Sa! Ini pasti bohong kan?"

"Apaan sih? Gue mau pulang."

"Tolong jangan kekanakan deh, ini pacar gue mau pulang. Dia gak mau ngobrol sama lo!"

"Diem. Ini urusan saya sama Lusa."

"Eeehhh ada apa ini?!" Azar menengahi perdebatan kecil antara Xero, Lusa, dan ....

"Wah, Ditto! Kamu ngapain masih di sini?! Bukannya saya udah kasih kamu tugas buat nemuin Pak Gandhi?!" seru Azar.

Lelaki itu yang tengah menarik lengan atas Lusa menjawab, "Sudah, Pak. Saya baru aja balik dari sana."

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now