14 - Aku Tetap Pilih Kamu

397 75 18
                                    

・・・

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・・・

Sulit bagi Lusa untuk keluar dari rumah tanpa ketahuan anggota keluarganya. Bukan karena apa, Lusa hanya tidak mau ditanya-tanya mau pergi ke mana di hari weekend ini? Selain karena malas menanggapi, dia juga masih kesal perihal kejadian tempo hari.

Mata Lusa bahkan sampai bengkak karena menangis hampir semalaman. Lusa juga kurang tidur, makanya selain bengkak, di bawah matanya juga terdapat lingkaran hitam. Tapi hal itu tidak menjadi penghalang untuk Lusa menemui Xero hari ini.

Meskipun minggu pagi diawali dengan rintikan hujan, Lusa memutuskan ke rumah Xero dengan menaiki ojek yang suka mangkal di bawah pohon rambutan dekat komplek. Gaya berpakaiannya santai, hanya kaus lengan pendek berwarna putih dan ripped jeans, tapi anehnya tetap adaaa sajaaa lelaki jamet yang menggodai Lusa.

Seperti saat dia melewati warung sembako.

"Kiw cewek."

"Mau kemana nih, Neng? Rapi bener."

"Sini AA anterin yuk, meluncur ke pelaminan juga boleh."

"Jangan puter balik atuh, Neng. Padahal kita-kita nongkrong di sini kan sengaja mau liat kalian para cewek, naha atuh pada takut."

Lusa mendelik, tidak menggubris sekelompok cowok berkaus hitam itu dan lanjut jalan menuju pangkalan ojek.

Butuh sekitar dua puluh menit untuk Lusa sampai ke rumah Xero. Dia menyerahkan dua lembar uang sepuluh ribuan pada abang ojek itu sebelum melangkah masuk ke dalam area kediaman Xero. Tapi, baru beberapa langkah Lusa berjalan, dia sudah dibuat bingung ketika melihat Xero dan Lia hendak masuk ke dalam mobil.

Lusa langsung berlari dan menyergah mereka berdua. "EHHH! TUNGGU! TUNGGU!"

Xero dan Lia menoleh, yang sedetik kemudian ekspresi mereka berubah kala melihat kondisi Lusa.

"Lusa, kamu nggak papa?" Lia bertanya dengan nada khawatir melihat Lusa sedang mengatur napas di depannya.

Lusa tidak menjawab, fokusnya teralih pada Xero. "Kamu mau kemana?"

Entah Lusa yang salah lihat atau gimana, Xero membuang muka dengan helaan napas.

Yang menjawab malah Lia.

"Oh ini, kami mau ke rumah sakit. Gips di kaki Nathan udah boleh dibuka."

"Berdua aja?" tanya Lusa, sedikit memicing tak suka.

"Hngg, iya ... Kak Caramel udah berangkat ke kantornya tadi pagi-pagi banget. Om Dewa juga udah mulai kerja lagi, jadi bisanya sama aku," balas Lia sembari menyengir kecil.

"Sama gue aja gimana? Lo pasti capek udah kerja seharian, masakin makanan, gue aja yang anter Nathan ke rumah sakit ya?"

Lia mendadak kikuk, dia pun menaruh tatapannya pada Xero yang dibalas anggukan kecil.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Where stories live. Discover now