37 - Gue Mohon, Maafin Gue ....

504 66 27
                                    

"Tolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong ... kasih gue kesempatan buat hidup tanpa lo."

・・・

Xero tidak berhasil bertemu Lusa. Entah siapa yang telah memberitahu ayah dan kakaknya, Dewa dan Caramel tau-tau muncul di belakang Xero. Dewa langsung memarahi Xero yang hampir dua hari tidak pulang dan malah menunggu di sini dengan sebuket bunga mawar yang telah membusuk.

Caramel juga memarahi Xero dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Katanya, "Ini semua salah gue, Xer. Lo nggak perlu kayak gini. Biar gue yang minta maaf ke Lusa."

Yah, sesuai prediksi, Xero terpaksa pulang dan Caramel tetap tinggal untuk menemui Lusa.

Hari itu Xero memang gagal menemui Lusa, tapi hari-hari berikutnya Xero berusaha lebih keras untuk berbicara dengan Lusa. Xero terus menunggui Lusa di kantornya, di rumahnya, ke mana pun. Xero ingin bertemu Lusa, tapi gadis itu selalu menghindarinya.

Hingga tak sadar seminggu telah terlewat dan Xero belum memiliki kemajuan apapun.

Hari ini Xero memiliki rencana lain. Dia ingin memberikan Lusa sedikit waktu lagi, barangkali Lusa memang tidak siap untuk bertemu dengannya. Jadi Xero pergi ke lapas.

Aldo bilang Dimitri sudah divonis hukuman seumur hidup. Keluarganya di London tidak sama sekali peduli soal putra mereka seolah mereka telah membuang nama Dimitri dari Kartu Keluarga semenjak lelaki itu tersandung kasus pembunuhan.

"Mau apa kau ke mari?! Mau mengejekku?! Mau menertawaiku dan mengutukku seperti yang lain?!" Dimitri sudah naik pitam waktu Xero duduk di depan selnya.

"Saya nggak punya cukup waktu buat ngelakuin itu," kata Xero dengan bahasa inggris yang fasih. "Saya pengen kamu jujur. Kenapa kamu lakuin ini semua ke Lia? Kenapa kamu nyakitin dia?"

Dimitri tertawa, tawa yang begitu menyeramkan. "Lebih baik kau tanyakan saja pada Liamu itu. Kenapa dia mengkhianatiku, kenapa dia mencampakkanku dan memilih pergi bersamamu ke negara ini."

Xero mau membuka suara.

"INI SEMUA SALAH ZALIA!"

"Dia sendiri yang memancing amarahku! Dia yang mengirimkanku bunga keparat itu! Dia kira aku tidak tau artinya?! Aku tau!"

Xero mengernyit, apakah ... bunga yang warnanya begitu depresif itu?

"Bunga ashpodel berarti penyesalanku mengikutimu sampai ke dalam kubur! Tapi Zalia tidak sadar bahwa bunga ashpodel juga berarti kematian! Dia sendiri yang menyuruhku untuk membawa kematian ke dalam hidupnya! Ini semua salah Zalia!"

Astaga, Xero tak habis pikir. Serius? Hanya karena setangkai bunga Dimitri sampai berani melakukan tindak pidana?

Xero tidak mau mendengar lagi semua ocehan lelaki bermata sebiru samudra di depannya. Yang dia tau, dia marah, rahangnya menegas tak terima teman masa kecilnya diperlakukan sangat buruk oleh orang lain.

2. Memoar | Lusa〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang