G. Kora-Kora

3.3K 567 45
                                    




"Untung tadi kita makan nasi dulu."

"Kenapa emangnya?" Jeffrey mendorong pundak Ocel agar berdiri di depannya.

"Gak usah makan lagi tinggal main."

Sekarang mereka lagi ngantri kora-kora. Sebelumnya mereka berdua naik korsel. Wahana pembuka kata Jeffrey soalnya kalau langsung naik yang ekstrem takut langsung meninggal.

Canda ninggal.

Ocel membuka tasnya mengambil permen. "Mau?" Tawarnya.

"Jadi inget Cecil," katanya sambil liatin permen mint bentuk love itu.


Cecil itu adiknya Jeffrey. Yang waktu itu pernah ketinggalan di Lovemart waktu Jeffrey disuruh beli Aqua kardus karena ada rapat RT di rumahnya.


"Nih." Ocel ngasih permen itu. "Tar kalo udah ngambil masukin ke tas aku lagi ya."

Memang dasar tidak tahu diri. Si kobokan warteg ini ambil lima sekaligus. Setelahnya ia masukan kembali permen itu ke tas ransel Ocel.

Ocel mendengus.

Jeffrey noleh sambil lidahnya ngecap-ngecap. "Kenapa?" Alisnya naik.

"Itu pedes tau."

"Pedes apaan ginian doang," katanya sambil ngecap-ngecap. "Pedesan juga diambekin kamu."

:)

"Kamu ngambilnya kebanyakan."

"Yaudah nih," Jeffrey menjulurkan lidah, tangannya menengadah. "Muntahin aja ya."

"HEH!" Ocel menutup mulut cowok itu.

Si Jeffrey malah nyengir cengengesan gak jelas sambil haha hehe.

"Gue tuker tambah juga nih laki!"

Wajah sang Jeffrey berubah menjadi bison mode on.

"Canda laki. Hehe." Ocel mendekat dan menyenderkan kepalanya di dada Jeffrey. Tangannya memegang kipas portable. "Gerah banget ya Dufan." Katanya sambil liat Kora-Kora.

"Kamu beli dimana permen itu?" Dia mengelus puncak kepala Ocel.

"Gak tau." Ocel menggedikkan bahu.

"Kok?" Tanyanya sambil menunduk.

"Dibeliin Bang Loreng permennya." Ocel menengak.

"Aduh!" Ocel memegang rambutnya gara-gara pergerakkan Jeffrey yang tiba-tiba mendorong pelan kedua pundaknya.

"Siapa, dibeliin siapa?"

"Bang Loreng."

Dahi Jeffrey mengernyit.

"Itu loh yang tetangga baru. Waktu itu aku pernah cerita, dia main gitar terus aku bilang maaf kirain aku dia pengamen, eh taunya gitaran di samping rumah."

"Oh." Jeffrey ngangguk dua kali.

"Lucu banget deh dia, Jeff. Masa pernah ya nganterin semangka ke rumah."

"Hm."

"Kayak Dilan gak sih." Ocel ketawa-ketawa. "Terus pernah juga dia nganterin rambutan satu plastik kocak banget sambil cemberut gitu ngasihnya."

"Haha."

"Katanya 'nih dari nyokap, berat anying bawanya' gitu."

"Cih, lemah amat."

Jeffrey bersidekap, berdiri memunggunginya, menatap Kora-Kora di depan mereka yang mulai berhenti perlahan-lahan. "Alay bego, masa rambutan doang berat, najis. Laki apa laki tuh."

KETUA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang